26

148 21 5
                                    

Part nya agak pendek:( hilma lagi nggak enak badan, maap keun yak:)

<>¤<>¤<>

"Katanya, hidup itu ribet, bahkan sangat ribet. No! Hidup itu tinggal nafas, nggak susah kan?"

<>¤<>¤<>

Ashley berjalan keluar rumah, Dirgha sudah berjanji pada nya akan menjemput nya ke sekolah. Iqbal pun mengizinkan nya.

"Hai" Sapa Dirgha. Ashley hanya tersenyum.

"Ayo berangkat" Ajak Dirgha. Ashley menjawab nya dengan anggukan lemah. Ashley segera meraih helm yang diberikan Dirgha, namun Dirgha menahannya kembali. Ashley tersenyum senang, membuat Dirgha gemas sendiri. Dirgha mengacak-acak puncak kepala Ashley gemas, membuat gadis mungil itu terkekeh pelan.

"Aku aja yang pakein" Dirgha langsung memasangkan helm nya kepada Ashley.

Rasanya senang kalau diperlakukan manis seperti ini, hal sepele mamang. Kalau pertama kali? Pasti menjadi momen yang baik. Bahagia itu sederhana, cukup diantar pulang pergi, dan sedikit perlakuan manis, itu cukup membuat hati merasa senang.

"Ayo" Ajak Dirgha semangat, Ashley mengangguk sebagai jawaban. Mereka segera pergi meninggal kan rumah.

Ashley memang sering diantar jemput oleh Chandra, namun, entahlah, saat ini, lebih tepat nya saat bersama Dirgha, ia merasakan sesuatu yang berbeda.

---***---

Chandra berjalan menyusuri koridor. Matanya sibuk mencari dua insan yang entah lenyap kemana. Sudah sepuluh menit lebih ia mondar-mandir seperti orang gila!

"Lo liat Iqbal atau Dirgha nggak?" Tanya nya pada salah seorang siswa, sebut saja Tio.

"Oh, tadi sih katanya mau nyari Ashley" Jawabnya.

"Ok. Makasih"

Chandra langsung melangkah pergi. Ia tau mereka ada dimana. Bukan dikelas Ashley. Itu hanya bualan busuk mereka saja. Chandra tau pasti mereka ada dimana. Memang ini hanya asumsi, namun ia merasa sangat yakin dengan tujuannya.

Chandra melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan yang cukup gelap, pandangannya buram, ia akhirnya menyalakan flash handphone-nya.

Baru beberapa langkah, perasaan nya tak enak.

Bugh!

Tepat disini, ada seorang yang tengah adu jotos. Chandra tau betul mereka siapa. Chandra melangkag lebih masuk.

Bugh!!

Tepat disebelah kanan nya. Chandra langsung menoleh. Chandra melihat dua siswa yang kacau disana, ada beberapa bercak darah di altar. Chandra menyeringai.

"Nggak ada tempat lain buat gelut? Kan gue jadi susah nyari nya" Tutur Chandra kesal.

Mereka berdua sontak menghentikan pertengkaran nya.

"Kok berhenti? Lanjutin aja!" Teriak Chandra tak habis fikir.

"Lo ngapain kesini?" Tanya Iqbal tersenggal-senggal.

"Seharusnya gue yang nanya. Ngapain kalian gelut hah?!" Chandra kesal setengah mati, terlalu banyak darah yang ia lihat, tepat di pelipis mereka, nampak banyak luka disana, sudut bibir dengan aliran darah, dan ah--banyak intinya.

"Ayo ikut gue" Titah Chandra.

"Kemana?" Tanya Iqbal.

"Ngapain?" Tanya Dirgha.

COOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang