7.40 AM
"Pak bukain gerbangnya dong pak, janji deh ga telat lagi" mohon J
"Udah kenyang saya J makan janji palsumu" kata pak satpam
"Yaelah pak baperan banget, yaudah deh saya lewat belakang aja" ucap Jova
Pak satpam hanya geleng geleng kepala mendengar ucapan Jova, berharap gadis itu berubah menjadi lebih baik lagi.
J Pov
"Ish tau gitu gue tadi langsung lewat belakang, gausah pake acara minta bukain gerbang ke pak satpam" gerutu gue sambil berjalan menuju tembok belakang, akses masuk buat murid murid nakal like me haha.
Sebelum manjat, gue lempar tas dulu ke dalem abis itu gue manjat dari pohon rambutan belakang sekolah yang rantingnya dimana mana baru deh gue lompat ke dalem.
🦋🦋
Jova berjalan santai di koridor yang sepi karena jam pelajaran sedang berlangsung,
"JOVA TELAT LAGI?!" teriak seorang pria bertumbuh gempal.
"Mending telat daripada saya ga sekolah kan pak?" tanya Jova santai sambil mengunyah permen karet.
"Jovaaa" geram pak Heru melihat tingkah anak murid yang melenggang pergi begitu saja dari hadapannya.
Tok tok tok
"Assalamualaikum" salam Jova
"Waalaikumsalam, telat lagi Jova?" ucap bu Indah sambil tersenyum sabar.
"Hehe, maaf ya bu, janji kok terakhir kalinya," Jova menghampiri bu Indah lalu mengecup punggung tangan bu Indah sebagai rasa hormat.
"Yasudah, duduk ditempat mu J,"
"Siap, makasih bu" Jova berlalu ke tempat duduknya dan disambut oleh sahabat karibnya,
"Telat mulu" ucap Hanna
"Ssst, perhatiin bu Indah" Hanna cemberut karena merasa diacuhkan. Begitulah Jova jika sudah pelajaran bu Indah, guru favoritnya semua akan ia acuhkan.
🦋🦋
KRINGG
Bel istirahat, Jova dan Hanna langsung menuju kantin sebelum kantin padat, lalu memesan dan mengambil tempat di pojok kantin agar tidak terlalu ramai.
"GUE MINTA JUS JERUK BUKAN ES JERUK, LO BUDEK?!" bentak seorang siswa kepada siswi berpenampilan nerd.
"Huhh penindasan lagi, bosen banget gue liatnya" Gumam Jova lalu beranjak dan menghampiri keramaian di tengah kantin.
"Ma-aa-af kak, aku gatau apa bedanya" ucap siswi itu takut
"MISKIN SIH JADI--"
"Lo yang miskin, miskin rasa malu, lo ga malu nyuruh perempuan? lo punya kaki punya tangan bisa pesen sendiri, mau kaki tangan lo gua potong biar miskin beneran?" ucap Jova tajam
"Gausah sok jadi pahlawan bitch, ini urusan gue sama dia"
Jova maju selangkah mendekati cowo songong itu, enak aja seenaknya ngatain gue bitch, batin Jova.
BUGH
"Itu buat lo yang lancang ngatain gue bitch"
BUGH
"Itu buat kaki lo yang ga dipake sebagaimana fungsinya"
KREK
"Itu buat tangan lo yang ga dipake dan mungkin emang beneran gabisa dipake buat beberapa bulan kedepan" Jova mengeluarkan senyum miringnya membuat beberapa orang bergidik ngeri.
"J udah, ayo balik aja ke kelas" ucap Hanna sambil menarik tangan Jova untuk pergi dari kantin.
🦋🦋
"Panggilan kepada Jovanka Aozora Candra kelas XI IPA 2 harap menuju ruang kepala sekolah"
"Sekali lagi panggilan kepada Jovanka Aozora Candra segera menuju ruang kepala sekolah, terima kasih"
'Dadah SMA NUSA 2' batin Jova miris
Jova bangkit dari duduknya lalu segera pergi menuju ruang kepsek, sesampainya disana sudah ada siswa yang tadi ia pukuli beserta orang tuanya.
Setelah mendengar perdebatan panjang yang melelahkan telinga, Jova diberi 2 pilihan, yakni meminta maaf kepada siswa tengil itu atau dikeluarkan disekolah.
"Silahkan pilih salah satunya Jova" ucap pak Hendrik selaku kepsek.
"Oh dengan senang hati saya memilih keluar dari sekolah ini, buat apa saya minta maaf toh saya tidak akan memulai jika dia tidak menyulut api" jelas Jova acuh tak acuh
"Baik, sepulang sekolah sampaikan surat ini kepada orang tua mu" kata pak Hendrik
"Ya, saya permisi pak, babay anak mami" pamit Jova setengah mengejek kepada siswa sok jagoan tadi.