Part 8

39 2 3
                                    

2 bulan yang sangat cepat berlalu. Apalagi bagi seorang Haifa, gadis itu masih tidak percaya bahwa hari ini adalah hari pernikahannya dengan pria bernama Atalla itu. Pria yang sama sekali tidak ia kenal, dan ia ketahui bagaimana wataknya.
Disini lah Haifa sekarang, di meja rias pengantin. Sejak shubuh, Haifa sudah di perintahkan oleh ummi nya untuk mengenakan gaun pengantin syar'i nya dan bersiap-siap untuk di make up.
Sekarang tepat pukul 08.00 Pagi. Haifa tengah memandang pantulan dirinya di depan kaca rias.
"Ya Allah, aku cantik banget ya? Tapi.. Sebentar lagi aku bakal jadi milik orang lain, orang yang gak aku kenal sama sekali gimana tektek bengeknya," Gumam Haifa yang hampir saja meneteskan air matanya.
Tiba-tiba seorang wanita muncul dari balik pintu. Beliau Ummi, yang tampak cantik nan serasi dengan kebaya muslimah yang di kenakannya.
"Maasyaa Allah.. Cantik banget gadis ummi ini?" Goda Ummi sambil memegang kedua bahu Putri sulungnya itu.
"Aamiin.. Makasih ummi," Jawab Haifa seadanya.
"Teteh siap-siap yaa, sebentar lagi Ijab Qobul mau di mulai," Seru Ummi lalu menungkupkan tangan di wajah Haifa.
"Sebentar lagi teteh akan jadi istri sah nya nak Atalla, ummi do'akan.. Semoga teteh bisa jadi istri yang sholihah yaa.." Ucap Ummi menahan tangisnya.
"Ummi ngomong apa sih? Jangan bikin teteh mewek ah," Celetuk Haifa sambil berusaha menampung air matanya yang hampir saja jatuh. Bisa-bisa luntur ni make up, batinnya.
Ummi tertawa, keduanya berdiri dan bersiap-siap untuk acara Ijab Qobul.

~~••~~
"Saya terima nikah dan kawinnya Haifa Mutiara Azizah binti Idris Maulana Latif dengan mas kawin tersebut di bayar tunai," Tegas pria tersebut. Atalla, ia baru saja mengucapkan Ijab Qobul nya dengan lantang dan tegas tanpa terbata-bata.
"Bagaimana para saksi, Sah?" Tanya Pak penghulu yang duduk di sebelah Abi Idris.
"SAH!!!" Teriak para saksi serempak.
"Alhamdulillah.." Ucap semua yang ada dalam pernikahan.
Pak penghulu langsung membacakan Do'a setelah Ijab Qobul di depan semua para saksi.

Haifa, gadis itu duduk di tempat mempelai wanita, yang di dampingi oleh umminya serta tante Fatma.
Haifa berdo'a dengan sangat khusyu' dan khidmat. Air matanya tak henti-hentinya menetes karna haru biru. Jujur, gadis itu tak mau jauh dari keluarganya.
Ya Allah, biarkan make up-ku ini luntur, pikirnya.

Pak Pengulu memerintahkan Atalla untuk menjemput Haifa ke tempat mempelai wanita. Untuk mengucapkan Do'a pernikahan dan menautkan cincin ke jari manis gadis itu.
Atalla berjalan tanpa ekspresi menghampiri Haifa. Sedangkan yang dihampirinya gugup bukan main. Selain masih meneteskan air mata, hampir saja gadis itu kena serangan jantung.
Atalla berdiri di hadapannya sekarang. Tanpa ragu, pria itu memegang lembut kepala Haifa lalu membacakan Do'a dengan sangat Khusyu'. Haifa memejamkan matanya dan ikut berdo'a di dalam hatinya. Selang kemudian, keduanya langsung mengusap wajah untuk mengamini Do'a.
"Iyyaa! Boleh dong itu kening istrinya di cium. Udah halal, tenang!" Teriak Ega, sepupu Haifa.
Rasanya gadis itu ingin sekali menendang Ega yang jailnya sudah pensiun itu.
Tiba-tiba.. Cup!
Atalla benar-benar mencium kening Haifa. Gadis itu mematung, benar-benar tak percaya dengan apa yang dialaminya kini.

Acara selanjutnya yaitu saling menautkan cincin, walaupun dengan degupan jantung yang tidak berhenti, gadis itu perlahan menautkan cincin pernikahannya ke jari manis pria yang sudah sah menjadi suaminya itu.
Semua para tamu yang hadir di tempat bertepuk tangan, mereka ikut terharu dan bahagia.
Tangan sebelah Haifa dan Atalla yang sudah tertaut cincin menempel, dan sebelahnya menunjukkan buku nikah hijau cokelat mereka. Fotografer segera memotretnya. Jangan ditanya bagaimana keadaan keduanya, sangat sangat manis!
Masih dalam sesi foto, Haifa tidak bisa berhenti meneteskan air matanya. Walaupun gadis itu tersenyum menghadap kamera, tapi air matanya tetap mengalir di pipi nya yang putih itu.
"Teh, berhenti dulu atuh nangisnya," Ucap Fotografer itu tiba-tiba.
"Gak bisa, Mang. Udah lah, langsung cekrek aja!" Sahut Haifa sambil mengusap air matanya.
Atalla hanya menatap istrinya itu sebentar, lalu kembali menghadap kamera.

~~••~~
Di hari ini juga, acara resepsi dilaksanakan. Haifa dan Atalla mengenakan baju pengantin berwarna Mocca yang membuat keduanya semakin terlihat manis dan serasi. Gadis itu berkali-kali lipat cantiknya di resepsi ini. Apalagi Haifa selalu tersenyum ramah menyalami tamu undangannya satu persatu.

Tiba-tiba, keempat sahabatnya dari Bandung datang. Siapa lagi kalau bukan Viera, Nasya, Anita dan Eliza. Gadis itu terkejut bukan main. Karna pasalnya, keempat sahabat nya itu akan datang besok. 'Gak mau dateng kalo masih rame' ucap mereka saat di video call waktu itu.
"Haifaaaa!!!" Jerit keempat gadis itu tidak kenal situasi lalu menaiki panggung pengantin dengan heboh.
"Vieraaa, Elizaaa, Anitaaa, Nasyaaa!!" Jerit gadis itu tak kalah hebohnya. Haifa langsung berhambur memeluk keempat sahabatnya itu. Saking bahagianya, gadis itu sampai lupa bahwa suami nya memperhatikannya sejak tadi.
'Berisik banget' Batin Atalla cuek.

"Ya Allah Faaaa.. Selamatt yaa.. Aku ga nyangka kamu bakal jadi orang yang pertama nikah diantara kita berempat!" Heboh Viera sambil memegang bahu sahabat sekaligus pengantin baru itu.
"IYAAA FAA! Demi apapun aku gak nyangka!" Celetuk Eliza tak kalah hebohnya.
"Semoga jadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warrahmah yaa faaa!!" Jerit Nasya dan memeluk erat Haifa lagi.
"Dan semogaa.. Bisa cepet punya dede bayii yaaa..!! Hehee," Celetuk Anita yang membuat gadis itu melotot hebat.
"AAMIIN..!!" Jawab keempatnya serempak. Membuat pipi gadis itu langsung merona seketika.
"Oh iyaa.. Ini Atalla yaa? Selamat yaa, aku nitip Haifa ya, tolong jaga dia baik-baik," Ucap Nasya kepada Atalla
"Yoii bangett, aku nitip juga yaak. Awas hati-hati sama Haifa, dia makannya banyak banget!" Goda Anita yang langsung di sambut tawa dari kelima orang itu, termasuk Atalla.
'Hah? Dia ketawa?' Batin Haifa.
"Iihh apaan dah! Kamu juga makannya banyak banget!" Gerutu Haifa tak terima.
"Eh eh, aku juga nitip bangett sama kamu, Atalla. Jangan sampe disakiti yaa sahabatku ini. Awas aja kalo disakitin, kamu berhadapan sama aku langsung!" Ancam Viera dengan ekspresi lucunya. Haifa tertawa dan selanjutnya memeluk sahabatnya itu.
"Hooh hooh, pokonya kamu harus jadi suami terbaik buat Haifa kesayangan kita ini!" Ujar Eliza sambil menunjuk Haifa yang masih berpelukan teletabis dengan Viera.
"Insyaa Allah aku akan menjaga Haifa sebaik mungkin," Jawab Atalla sembari tersenyum kepada sahabat-sahabat Haifa.
"Eh kita foto dulu yuukk!" Ajak Viera semangat. Gadis itu langsung mengeluarkan tongsisnya.
"Satu.. Dua.. Tiga!"
'Cekrek, Cekrek' Setelah puas berfoto dan menggoda Haifa dan Atalla, keempat gadis itu turun juga dari panggung pelaminan. Mereka benar-benar tidak peduli, bahwa banyak tamu yang mengantri untuk salaman juga.

Pembawa Acara memperkenankan Haifa dan Atalla untuk mengucapkan permintaan maaf untuk keluarga, serta beberapa kata untuk karib kerabat. Setelah Atalla mengucapkannya, kini giliran Haifa.
"Abi..Ummi.. Haifa minta maaf, atas segala kesalahan dan kekhilafan yang telah Haifa perbuat selama ini. Do'akan Haifa yaa, agar bisa menjadi istri yang baik untuk Atalla, agar bisa menjadi istri yang sholihah," Ucap Haifa di mikrofon tempat pelaminan. Gadis itu menangis lagi, lalu ia turun dan menghampiri Abi dan Ummi nya yang sedang duduk di kursi khusus orang tua.
Haifa terduduk di hadapan Abi, selanjutnya gadis itu mencium lama punggung tangan superhero nya itu dengan air mata berlinang. Haifa lekas memeluk Abi nya, dan abi membisikkan beberapa kata yang dibalas anggukan dan tangis dari gadis itu. Selanjutnya Ummi, Haifa mencium punggung tangan ummi sangat lama, sampai tangan nya itu benar-benar basah akibat air mata Haifa. Ummi menangis terharu, dan langsung memeluk Putri sulungnya erat.
"Rasanya baru kemaren teh, Ummi nyuapin teteh, anterin teteh ke sekolah, marahin teteh karna ujan-ujanan. Sekarang teteh udah jadi istri dari nak Atalla. Ummi benar-benar haru sayang," Ucap Ummi lembut nan menenangkan.
Haifa tambah tersedu-sedu, gadis itu tidak bisa menjawab apapun, suaranya bagaikan tertahan oleh tangisan.
"Jadi istri yang tabah ya teh.. Ikuti semua perkataan suami teteh, jaga kepercayaan teteh untuknya, harus saling menguatkan, saling mengingatkan, dan saling membimbing menuju Jannah-Nya," Terang Ummi lagi. Haifa hanya mengangguk-angguk tegas dengan posisi masih memeluk ummi dan menangis.
Selanjutnya, gadis itu memeluk kedua adik kesayangannya, Fauzan dan Khadeejah.
"Selamat ya teh, jangan jail lagi ya. Malu tuh, udah punya suami," Ledek Fauzan yang dihadiahi cemberut dari Haifa.
"Iye bawel!" Celetuk Haifa lalu mencubit pipi adiknya itu.
"Teteh cantik aned, kaya plincess" Ucap Khadeejah dengan suara imutnya yang khas.
"Makasih sayang, Khadeejah lebih cantik," Jawab nya sambil memeluk adik bungsunya itu.

Tak lupa gadis itu bersalaman kepada kakek neneknya, paman bibi nya, tante om nya, kakak-kakak dan adik-adik sepupunya. Foto bersama? Eits, jangan sampai dilewatkan!








Yeaaay, Alhamdulillah part ini beres jugaa! Setelah berfikir keras, hehee..
Makasih yaa yang udah sempetin bacaa.. Jangan lupa like dan votenya yaa!

Terimakasiih..❤️

About Haifa's KindnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang