Part 9

32 1 0
                                    

Acara resepsi pernikahan selesai pukul 22.00 Malam. Haifa dan Atalla memutuskan untuk tidur di rumah Ummi dan Abi malam ini.
'Besok baru pindah' Ucap pria itu. Ternyata dia sudah memiliki rumah dengan desain bangunan buatannya sendiri. Atalla memang hebat, fikir Abi.
Setelah masuk kamar, Haifa duduk di tepi ranjangnya. Pelan-pelan gadis itu melepaskan pernak-pernik di Jilbab syar'i pengantinnya itu.
Tidak lama kemudian, pintu kamar Haifa terbuka. Menampakan sosok Atalla yang terlihat lelah, masih mengenakan jas pengantinnya.
Jantung Haifa maraton, gadis itu sangat bingung akan membuka pembicaraan seperti apa. Bingung, mau di panggil apa suaminya itu.
Aa kah? Mas kah? Abi kah?
Eh, kan belum punya anak, batinnya.
Akhirnya, gadis itu memutuskan untuk memanggil Aa.
'Kan aku emang orang sunda,'Pikirnya.

"Aa mau mandi?" Tanya gadis itu pelan serta berhati-hati.
"Aa?" Atalla mengernyitkan dahi, dia benar-benar aneh dengan sebutan itu.
"Iyaa, Aa. Mulai sekarang, aku panggil kamu aa, ya"
"Berasa tukang bandrek deh," Ulas Atalla sembari tersenyum miring.

Haifa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Asal kamu dari daerah mana?" Tanya Haifa memberanikan diri.
"Surabaya," Jawab Atalla singkat sambil membuka jas nya.
"Ooh.. Yaudah kalo gitu, aku boleh panggil kamu mas gapapa, ya?" Tanya Haifa lagi meyakinkan suami nya itu.
"Terserah," Jawab Atalla yang kemudian berlalu masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dalam kamar tidur Haifa.
"Cuek banget sih," Gerutu gadis itu diam-diam.
Haifa tidak mau melihat wajah Atalla ketika keluar dari kamar mandi.
'Udah kayak sinetron aja,' Batinnya.
Gadis itu memilih membersihkan tubuhnya di kamar mandi Fauzan. Setelah rapi dengan training dan kaus panjangnya, gadis itu melaksanakan shalat Isya' dan shalat sunah Hajat.
Takut ketahuan Abi dan Ummi, Haifa segera kembali ke kamar nya lagi.
Ketika membuka pintu kamar, terlihatnya sosok pria yang baru saja menjadi suami nya itu sedang terlelap di sofa panjang.
"Aku ngerti, aku paham. Kita nikah bukan atas dasar Cinta, melainkan hanya sebuah perjodohan. Aku bakal berusaha, jadi istri yang baik buat kamu," Gumam gadis itu di dalam hatinya.
Ada rasa sesak yang mengaliri dada nya ketika melihat suaminya itu lebih memilih untuk tidur di sofa.
Haifa merebahkan tubuhnya di kasur, gadis itu memilih tetap mengenakan hijab nya sambil tidur.

~••~
Setelah sarapan pagi tadi, Atalla dan Haifa segera bersiap-siap untuk pindah ke rumah baru yang di desain oleh Atalla sendiri. Jangan lupakan tentang bermanja-manja, Haifa bergelayutan terlebih dahulu kepada ummi nya sebelum meninggalkan istana kesayangannya itu. Sampai akhirnya, Ummi dan Fauzan membujuk gadis itu dengan kata-kata lembut agar ia mau tinggal menetap bersama suaminya. Sedangkan Abi, pria paruh baya itu sudah kembali mengajar.

Butuh waktu sekitar delapan puluh menit untuk sampai rumah baru ini. Sesampainya, Haifa langsung turun dari mobil dan mengambil kopernya di bagasi.
"Maasyaa Allah.. Ini rumah kamu sendiri yang ngedesain, Mas?" Tanya Haifa terperangah melihat pesona keunikan rumah barunya itu.
Rumah itu tidak terlalu besar. Namun sangat unik. Garasi mobil terdapat di bawah, lalu akan ada tangga untuk masuk ke dalam rumah. Cat rumah itu berwarna abu-abu, sangat terkesan mewah. Dan di dalamnya, berwarna cream.
Pertanyaan Haifa sama sekali tidak di gubris oleh suaminya itu. Atalla malah sibuk menyeret kopernya dan beberapa barang-barang miliknya.
"Aku tuh pernah liat rumah kayak gini di film, judulnya apaan ya? Lupa, pokonya mirip-mirip gini deh," Cerocos Haifa sambil memandang keadaan sekitar ruang tamu yang sudah terisi sofa dan karpet.
"Kamar kita dimana, Mas? Warna cat temboknya apa? Aku boleh naro PS ku disana 'kan?" Cerocos Haifa lagi. Atalla yang sedang memindah-mindahkan barang pun akhirnya menatap gadis itu.
"Bisa diem gak?" Suara Atalla mengintimidasi Haifa untuk buru-buru menutup mulutnya.
"Maaf, Mas. Aku nanya, kamarku dimana?" Tanya Haifa pelan.
"Kamar kamu di sebelah sana. Dan itu, kamar saya. Jangan pernah masuk ke kamar saya tanpa izin," Jelas Atalla dingin sambil menunjuk kamar yang ada di dalam rumah tersebut.
Apa? Benar saja 'kan? Haifa sudah menduga pasti suami nya itu akan memilih pisah kamar.
"Aku tau diri kok, Mas" Ucap Haifa pelan dan langsung menyeret kopernya menuju kamar di lantai satu.

Setelah sampai kamar, Haifa memandangi sekeliling ruangan itu. Sangat nyaman, gumamnya.
"Ayoo Faa.. Kamu gak boleh sedih, itu ujian buat rumah tangga kamu! Semangatt Faa!" Gadis itu menyemangati dirinya sendiri.
Lalu, dengan lihai Haifa membereskan pakaian dan peralatannya di dalam kamar baru nya itu.
2 Jam waktu yang telah Haifa habiskan untuk membereskan semua barang-barangnya. Selanjutnya, gadis itu memutuskan untuk memasak. Karna ini sudah jam makan siang.
"Namanya juga rumah baru, ya pasti belom ada bahan masakan lah," Gumam gadis itu ketika membuka laci dapur.
Haifa memutuskan untuk mengetuk pintu kamar suaminya, meminta izin untuk membeli bahan-bahan masakan.
'Tok Tok Tok' Haifa mengetuk pintu kamar Atalla.
Tidak lama kemudian, pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok Atalla yang sedang mengenakan masker.
Pasti lagi bersih-bersih, batinnya.
"Hmm.. Mas, aku izin ke pasar ya. Mau beli bahan-bahan buat masak, bentar lagi kan jam makan siang," Jelas Haifa berusaha sesopan mungkin.
Atalla hanya menaikkan alisnya sebelah, lalu menutup pintu kamar seenaknya.
"Cowok aneh, suami macam apa tu kayak gitu? Istri mau belanja bukannya nawarin dianterin kek, nanya uangnya ada apa ngga kek. Emang kudu di ruqyah tu orang," Gerutu Haifa masih di depan pintu kamar suami nya itu.
"Ya Allah, Fa. Jangan jadi istri durhaka!" Timpal gadis itu lagi terhadap dirinya sendiri.

Tanpa basa-basi lagi, Haifa langsung menancapkan gas mobilnya menuju pasar tradisional terdekat.

~••~
Setelah bahan-bahan lengkap, Haifa langsung mengenakan celemeknya dan mulai memasak. Rencananya, ia akan memasak ayam goreng tepung, tahu saos tiram, dan cah kangkung.
15 menit kemudian, masakan itu sudah siap untuk di santap. Aroma nya benar-benar menggugah selera siapapun yang menghirupnya.
Dengan langkah pasti Haifa menuju kamar suami nya lagi. Gadis itu mengetuk lagi dan keluar lah si pemilik kamar.
"Makan siang dulu yuk, Mas. Aku udah masakin ayam goreng tepung, tahu saos tiram, sama cah kangkung. Insyaa Allah di jamin enak," Ucap Haifa dengan riang. Eits, jangan lupakan senyum nya yang selalu mengembang itu, menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi.
"Makan aja sendiri," Ketus Atalla lalu menutup pintu kamarnya cepat.
Haifa mendengus. Kesal? Ya pasti.
Gadis itu tau, Atalla masih belum bisa menerimanya. Tapi kenapa, untuk makan masakannya saja ia tidak mau?
Haifa acuh, malas untuk membuang air matanya seperti dalam sinetron.
Akhirnya, gadis itu pun memutuskan untuk makan siang sendirian.
"Dari pada aku nangis, buang-buang air mata. Mending aku makan," Gumam Haifa sambil menyendok nasi dan mengambil lauk pauknya.

Setelah makan, gadis itu mencuci piring dan memutuskan untuk menyapu halaman.
Tiba-tiba, terlihat Atalla yang berjalan menuju garasi.
"Mau kemana, Mas?" Tanya Haifa spontan, dengan keadaan sapu lidi masih di genggamannya.
Pria itu nyelonong begitu saja, Haifa hanya bisa menatap punggung tegap suaminya yang tampan itu. Ia mengeluarkan mobilnya dan pergi entah kemana.
"Sampe kapan kamu mau diemin aku terus, Mas? Emang dikira aku makhluk Ghaib apa?" Gerutu Haifa lagi.








Duuuh.. Atalla dingin banget yaa kann? Hehe.
Lanjut part berikut nya yaaa, stay read semuanyaa..❤️
Jazakumullah Khairr..🥰

About Haifa's KindnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang