Part 5

42 3 0
                                    

Di sinilah Haifa berada. Ya, di kursi kelas dalam kampusnya. Gadis itu sudah kembali ke Bandung, karna jatah libur weekend nya telah habis.
Jangan ditanya bagaimana reaksi ummi ketika Haifa bertanya 'Apa yang di bicarakannya dengan tante Fatma waktu itu'. Karna ummi nya hanya menjawab 'Ummi ga ngomongin teteh kok?' dengan wajah yang tidak tahu menahu. Membuat gadis itu jengkel bukan main.

Pukul 08.00 pagi, Universitas Padjajaran sudah di penuhi oleh beberapa mahasiswa di berbagai macam jurusan. Haifa, gadis itu telah tiba dari jam 07.00 Pagi. Ada jadwal kelas pagi di hari Senin ini.

"Haifaaaaa!!!" Bagaikan disambar tongkat nenek lampir, Haifa spontan menutup dua daun telinga nya. Gadis itu meringis dan selanjutnya mengusap-usap telinga nya pengang.
"Ya Allah anak curut! Gausah teriak-teriak napa?" Haifa sewot kepada sahabatnya yang baru datang itu, siapa lagi kalau bukan Viera.
Viera adalah gadis yang berkali-kali lipat lebih bawel dari Haifa. Sejak awal hinggap di kampus itu, Viera lah yang selalu bersama Haifa. Udah kayak lem, batin orang-orang di sekitarnya.
"Hehee.. Ya maap, abisnya ngelamun mulu sii! Pagi-pagi jangan ngelamun! Nanti kesambet baru tau rasa!" Celetuk Viera sambil menarik kursi di sebelah sahabat nya itu, dan langsung menyambar tupperware di dalam tas ransel nya.
Haifa tau, gadis itu pasti belum sempat sarapan. Karna itu dia selalu dibawa kan bekal sarapan pagi oleh ibu nya.
"Widiii.. Bawa apaan tu?" Tanya Haifa sambil melirik Viera yang sedang membuka tupperware nya.
"Yeee.. Udah lanjut ngelamun aja sono!" Balas Viera jutek sambil menyingkirkan tupperware nya agar menjauh dari Haifa.
"Nenek bakhil!" Ledek Haifa lalu kembali larut ke dalam lamunan nya.

                               ~••~
Jam makan siang telah tiba. Haifa, Viera, Eliza, Anita dan Nasya memutuskan untuk makan siang di kantin kampus. Katanya ada mie ayam menu baru, gitu sih yang Anita bilang.

"Nas, kamu mau pesen apa?" Tanya Eliza yang masih berdiri. Gadis berjilbab coklat itu memang sangat the best. Setiap kami berlima makan bersama, dia lah yang akan memesankan semuanya.
"Apa ya? Bakso aci aja deh. Bilangin ke ibunya, cikurnya di banyakin," Seru Nasya yang di sambut tawa dari yang lain.
"Siyap boz, kamu apaan Fa?" Tanya Anita lagi, kali ini kepada Haifa.
"Ayam geprek level lapan, trus itu ayamnya pilihin yang gede yak. Kalo bisa sih paha atas," Cerocos Haifa yang langsung di hadiahi cubitan di hidung mancungnya dari Viera.
"Ngeselin ye," Gumam Viera, yang di balas nyengir kuda dari Haifa.

Setelah keempatnya memesan makanan, Eliza langsung menghampiri satu persatu penjual makanan itu. Layaknya stand kuliner, kantin itu berbentuk seperti food court yang lebih bersih dan higienis.
10 Menit kemudian, satu persatu makanan sampai ke meja kelima gadis itu. Mereka pun langsung melahapnya.

"Pedes banget gile!" Pekik Anita ketika Mie ayam sudah memasuki mulutnya.
"Katanya tadi sambelnya minta tiga sendok, ya 'kan?" Eliza berseteru.
"Iyaa mak.. Ampoon," Jawab Anita lalu menyeruput es jeruknya.
Nasya yang kalem hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Sedangkan Haifa dan Viera? Kedua gadis itu tertawa lagi. Dasar receh, batin Anita.

Setelah acara makan siang dan curhat ala-ala gadis remaja selesai, kelima gadis itu kembali ke kelas nya masing-masing. Mereka berlima memang satu fakultas, namun berbeda jurusan.
"Vi, aku mau cerita deh," Ucap Haifa mendekat ke arah sahabatnya yang sedang sibuk mengucek ponselnya.
"Cerita apaan?" Tanya Viera yang masih sibuk menatap layar ponsel.
"Hmm.. Pas aku pulang kemaren kan, ummi sama sahabatnya ngobrol di rumah, trus ga sengaja aku denger mereka ngomongin aku, kek bawa-bawa nama aku gitu. And anehnya, pas ngomongin aku tu, suara mereka jadi pelan banget," Cecar Haifa yang masih saja penasaran dengan yang di lakukan ummi dan sahabatnya.
"Hah?" Melas Viera sambil menatap gadis di depannya itu.
"Ya Allah, Vi. Kamu denger aku ngomong gak sih?" Celetuk Haifa mulai naik darah.
"Iye iyee.. Aku denger. Mungkin itu perasaan aja kali, Fa. Emangnya kenapa kalo ummi ngomongin kamu? Yaa gapapa 'kan? Namanya juga sama-sama cewek, ya pasti ngomongin kebiasaan atau semacamnya lah," Jelas Viera yang di balas angguk-angguk dari Haifa.
"Iya juga sih.. Tapi gatau kenapa, perasaanku jadi gaenak tiba-tiba," Ucap Haifa sambil berfikir.

~••~
Jam menunjukkan pukul 17.00 Sore. Haifa bersama Viera sedang asyik makan es krim di Dip Ink dekat kampus. Pasalnya, mereka sangat pusing dengan skripsi akhir mereka. Rasanya pengen cepet pake toga aja, batin Haifa.
"Fa, malem ini nginep di rumahku aja yuk, ibu nanyain kamu mulu tuh," Seru Viera sambil menjilat es krim sea salt nya.
"Skripsi aku 'kan belom kelar, Vi. Nanti malem aku mau ngebut ngerjain," Balas Haifa acuh tak acuh.
"Yaelah, Fa. Skripsi kamu udah akhir aja masih gabisa santuy, ye. Apalagi aku? Yang belom kelar-kelar dari abad lima sebelum Masehi," Celetuk Viera.
"Yauda, deh. Nanti malem aku nginep di rumah kamu. Asal janji ya, ntar malem kita kerjain skripsi bareng-bareng, owkay?" Tanya Haifa dengan jari kelingking tangan kiri disodorkan ke Viera, dan tangan kanan nya memegang es krim caramel macchiato.
"Iyee nek, janji!" Viera menautkan jari kelingkingnya ke kelingking Haifa.

Sudah hampir Maghrib, kedua gadis itu telah sampai di home sweet home Viera. Ibu Viera atau tante Shefy, ia menyambut kedatangan Haifa dengan cepaka-cepiki. Tak lupa Haifa bersalaman dengan sopan kepada ibu sahabatnya itu.
Setelah shalat Maghrib, Haifa dan Viera tampak sibuk berkutat di laptop masing-masing.

"Jadi gimana? Siap lembur gak malem ini?" Tanya Haifa dengan alis sebelah terangkat.
"Saya siap bos!" Tegas Viera sembari hormat. Haifa terkekeh, sahabatnya itu sedang dapat hidayah untuk bersemangat menyelesaikan skripsi nya.











Alhamdulillah.. Part 5 sudah selesaii, lanjut part 6 yuukk..
Like dan vote nya boleh yaa.. Hehe

Terimakasii❤️

About Haifa's KindnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang