Part 6

25 2 1
                                    

3 bulan telah berlalu dengan cepat. Kini Haifa dan Viera sedang berwisuda. Setelah acara pemasangan toga tadi, keduanya berpelukan sangat erat. Terharu, senang, sedih, bahagia, semua bercampur menjadi satu.
Haifa masih terduduk di kursi wisudawan wisudawati. Gadis itu tau, pasti keluarganya sedang menatapnya dari kursi tamu undangan.
Tempat wisuda yang digunakan sangat elegan dan terkesan unik, menggunakan bangunan hotel terfavorit di Kota Bandung.

Haifa terkejut lantas meneteskan air matanya, ketika nama gadis itu di sebut oleh pembawa acara sebagai "Mahasiswi terbaik di jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial". Dengan haru gadis itu melangkah ke atas panggung dan menerima sebuah penghargaan. Tidak lupa Haifa juga memberi sambutan dan ucapan terimakasih.
"Haifa sangat berterima kasih dan bersyukur, Allah memberikan Haifa kesempatan untuk berdiri di depan teman-teman semua, tanpa kalian Haifa bukan siapa-siapa. Haifa juga ucapin makasiih banyak buat Ummi, Abi, Dek Fauzan, Dek Haifa, yang mungkin sekarang lagi duduk di kursi tamu, karna Haifa emang belum sempet liat. Haifa sayang kalian," Gadis itu memberikan kata-kata motivasi sambil mengusap pipinya yang terus meneteskan air matanya.
Dari kejauhan, Ummi bersandar di bahu Abi sembari meneteskan air mata terharunya. Wanita itu bangga, kepada Putri sulungnya itu. Abi dan Fauzan tersenyum sambil sesekali mengucapkan kata 'Aamiin..'. Sedangkan si kecil Khadeejah terus menatap kakak nya yang terlihat cantik di atas panggung dengan slempang bertuliskan :
'Haifa Mutiara Azizah, S.Sos'

"Ummi, itu teteh 'kan?" Tanya Khadeejah polos.
"Iyaa sayang, itu teteh. Cantik yah teteh?" Ucap Ummi yang tak hentinya meneteskan air mata dan mengusap jilbab biru Khadeejah.
"Ummi kenapa nangis?" Tanya Khadeejah lagi dengan polos dan imutnya.
"Ummi seneng, sayang. Ummi gak mau kehilangan teteh," Jelas ummi lembut sambil mengusap air matanya
"Emang teteh mau kemana?" Tanya Haifa lagi.
"Teteh bakal pulang ke rumah, dek" Kali ini Fauzan yang menjawab, dan merangkul adik kecilnya itu.

Bagaimana dengan reaksi Viera? Tentu saja gadis itu menangis. Bahkan matanya pun sembab, ia benar-benar bangga dengan sahabat jailnya itu. Tak tanggung-tanggung Viera menjerit berkali-kali menyebut nama Haifa dan memberi bentuk Love dari jarinya.
Haifa turun dari panggung ketika sambutannya telah selesai. Sampai di bawah, teman-temannya langsung berhamburan untuk memeluknya dan mengucapkan selamat.
Gadis itu benar-benar haru, saking harunya ia terus meneteskan air mata tanpa henti.

"I LOVE YOU THREE THOUSAND,  SAYANGKU!!" Jerit Viera yang langsung memeluk erat sahabatnya itu.
"I LOVE YOU THREE THOUSAND TOO, BEBEBKU!!" Balas Haifa tak kalah kerasnya, lalu keduanya tertawa bahagia.

"Teteh!" Panggil seseorang yang membuat Haifa spontan memutar tubuhnya. Dan mendapati Ummi, Abi dan adik-adiknya yang tampak mengenakan pakaian serasi. Mata gadis itu membulat, air matanya jatuh lagi.
"Ummi? Abi?" Haifa menutup mulutnya tidak percaya, ternyata kedua orang tuanya datang tepat waktu. Bahkan, gadis itu sempat mengira keluarga kecilnya tidak bisa hadir.
Gadis itu berlari dan langsung berhambur ke pelukan orang tuanya, ia menangis di bahu umminya.
"Barakallah yaa teteh.. Semoga bisa menjadi pelajaran agar teteh bisa lebih baik kedepannya.. Ummi bangga sama teteh," Ucap Ummi lembut sembari membelai jilbab Putri sulungnya itu. Toga yang di kenakannya ia beri begitu saja pada Fauzan, hehe.
"Aamiin Allahumma Aamiin.. Makasih banyak yaa ummi, selama ini ummi udah sabar ngadepin teteh yang selalu uring-uringan karna ngampus terlalu jauh. Tapi ummi tetep kasih teteh support, ummi selalu ngedo'ain teteh," Ucap gadis itu terus terang sambil terus menangis.
"Itu sudah kewajiban ummi sebagai seorang ibu teh," Balas ummi dengan senyuman hangatnya.
"Abi.. Maafin teteh yaa," Tangis Haifa lalu memeluk Abi nya erat.
"Kenapa teteh minta maaf? Teteh udah tunjukin yang terbaik untuk Abi dan Ummi," Jelas Abi sambil menepuk-nepuk bahu putrinya pelan.
"Teteh selalu ngerepotin Abi, teteh maunya kalo pulang selalu di jemput, teteh manja, teteh belum bisa jadi anak Abi yang sholihah," Cecar Haifa lagi kepada abi nya.
"Ga boleh ngomong gitu, teh. Anak Abi semuanya sholih sholihah, Insyaa Allah bisa bawa Abi dan Ummi ke syurga ya," Suara Abi menenangkan jiwa Haifa. Selanjutnya, gadis itu memeluk Fauzan. Biarkan saja adiknya itu mau bereaksi apapun.
"Ojann!! Makasih yaa udah mau dateng ke wisuda teteh..!" Ujar Haifa lalu mengacak rambut Fauzan hingga berantakan.
"Ish! Iye sami-sami!" Balas Fauzan jutek dan langsung membenahi rambut hitam pekatnya.
Ummi dan Abi hanya terkekeh melihat tingkah laku putra putrinya.
"Teteh ga mau peluk aku?" Suara Khadeejah menginterupsi keempatnya. Spontan Haifa langsung memeluk adik kecilnya itu.
"Ya Allah, Maasyaa Allah, Wal Hamdulillah, Wa Laailaa Haillallah, Wallahu Akbar adek teteh paling cantik sejagat rayaaa.. Teteh sampe lupaa ada bidadari disini!!" Jerit Haifa yang langsung menggendong Khadeejah ke dalam pelukannya.
Mereka semua tertawa, sangat menggemaskan.

~••~
Acara wisuda pun telah selesai. Keluarga hangat itu memutuskan untuk makan malam di Kota Bandung itu.
"Malam ini kita nginep di hotel dulu ya, besok baru kita pulang," Ucap Abi di sela-sela makan malam kelima nya.
"Okee, Abi" Jawab anak-anaknya serempak.

Selesai makan malam, kelima nya mengunjungi salah satu hotel di Kota Bandung itu dan memutuskan untuk menginap dulu semalam. Besok baru pulang ke Bekasi, jelas Abi.









Wah.. Haifa udah wisuda nii!!
Kira-kira apaa yaa yang akan terjadi setelah Haifa wisuda?
Penasaran kann??
Yuuk lanjut yuukk!!
:))

Jangan lupa votenyaa, hehe ❤️

About Haifa's KindnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang