gak dianggap

16 3 0
                                    

"jelek." Teriak seorang cowok yang Syafa yakini itu pasti gatra. Dengan segera Syafa mengambil jilbab dan mengenakannya, Syafa langsung keluar dari kamar.

"Cupu." Teriak gatra sekali lagi, Syafa dengan segera turun dari tangga.

"Iya kak."

"Apa sih kak?" Tanya Syafa yang ngos-ngosan.

"Lo congek apa? Di panggil dari tadi malah pura-pura gak dengar, Lo itu disini gue bayar bukan enak-enakan di kamar." Omel gatra panjang dan lebar.

"Maaf kak."

"Beliin gue makanan ringan yang banyak, terus kulkas diisi makanan sampai penuh." Syafa mengeluarkan buku yang di simpan di sakunya, dia menulis apa yang disuruh gatra.

Syafa menatap gatra sambil memujinya dalam hati, gatra memang kaum Adam yang sangat ganteng dan keren.

"Ngapain masih di sini!"

"Uangnya kak." Ucap Syafa sambil senyum. walaupun dibentak, Syafa masih tersenyum manis pada gatra.

Gatra mengeluarkan kartu ATM dari dompetnya.

"10 menit harus sudah sampai rumah." Ucap gatra lalu pergi ke atas.

Mata Syafa masih terbelalak tak percaya dengan omongan gatra barusan, 10 menit? Perjalanan ke Alfamart bahkan kurang.

"1 menit berlalu." Ucap gatra yang menyadarkan Syafa, Syafa langsung lari terbirit-birit. Sedangkan gatra tersenyum kecil dari lantai 2.

"Enak juga ya bisa ngerjain orang." Ucap gatra dengan pelan.

....

Setelah membeli makanan yang diminta gatra, dia langsung pergi menuju kamar gatra.

"Kak gatra ." Ucapnya sambil membuka pintu.

Saat pintu di buka syafa melihat banyak orang di kamar gatra, ralat gak banyak sih cuma 3 orang.

Semua orang di kamar gatra menatap cewek yang membawa beberapa kantong makanan. Tatapan mereka aneh saat melihat syafa.

Seno menatap cewek itu dari atas sampai bawah, cewek itu memakai kacamata, wajah bulat dekil gak cantik dan herannya siapa cewek itu terus mengapa dia ada di sini?.

"Lama amat Lo, gue suruh 10menit bukan 25 menit."

"Maaf kak."

"Ini pesanan kak gatra." Syafa menaruh kantong makanan di depan gatra.

"Ngapain masih disini." Ucap gatra yang membuat Syafa mau tak mau meninggalkan kamar gatra.

"Bro siapa tadi?" Tanya Seno yang masih heran.

"Asisten gue." Ucap gatra yang membuat Seno, aldi, dan raga tertawa terbahak-bahak.

"Aneh ya Lo, masak mempekerjakan cewek dibawah umur,  jelek lagi." Ejek Seno di sela tawanya.

"Emangnya dunia ini udah gak ada orang hingga milih anak kecil." Giliran raga yang menimpali dan membuat Seno dan Aldi tambah terbahak-bahak.

Gatra tak menanggapi mereka, dia memilih diam.

"Udah udah perut gue sakit nih." Ucap Aldi sambil memegangi perutnya.

Belum sempat mereka berhenti tertawa, cewek yang menjadikan bahan tawaannya datang dengan membawa minuman di atas nampan.

"Kak gatra, nih Syafa buatin minuman buat kak gatra sama temennya." Gatra tak menjawab atau menanggapi Syafa dia sibuk dengan hpnya.

Syafa menaruh minuman di meja, Seno Aldi dan raga mencoba menahan tawanya.

"Hem gue kayaknya pernah lihat Lo." Ucap gara sambil mengingat-ingat.

"Anu kak, mungkin kak"

"Gara." Ucap cowok itu.

"Ya kak gara mungkin melihatku di sekolah, aku kelas x kak." Ucap Syafa tak lupa dengan senyuman.

"Ohh pantes gue kayak pernah lihat Lo."

"Syafa keluar dulu kak." Ucapnya lalu keluar dari kamar gatra.

Setelah Syafa menaruh nampan di dapur, Syafa masuk ke kamarnya.

Saat melewati kamar gatra yang sedikit terbuka, Syafa mendengar suara kak gatra yang sedang tertawa.

Syafa ingin melihat tawa kak gatra, itu langka menurutnya karena dia belum pernah lihat gatra senyum apalagi tertawa seperti itu.

Syafa yang melihat sapu dia mengambilnya dan pura pura menyapu lantai di depan kamar gatra, sesekali Syafa menengok ke kamar gatra tapi tak kelihatan.

Syafa bolak balik di depan kamar gatra, mencoba melihat dari luar.

"Tuh asisten Lo celingak-celinguk, kayaknya dia suka sama lo sama kaya cewek lain yang suka sama Lo yang langsung klepek-klepek." Ujar Seno yang dari tadi mengamati pergerakan cewek cupu itu.

Gatra tak menanggapi Seno, dia acuh dan bersikap cuek. Sejak kapan sih gatra itu peduli dengan sekitar? Itu sangat mustahil, gatra itu dinginnya melebihi kutub Utara.

Syafa punya ide, dia pergi ke dapur dan mengambil puding dari kulkas yang dibuatnya.

Syafa lalu membawa puding itu ke kamar gatra, dengan itu dia bisa melihat gatra.

Saat sampai di depan kamar gatra, Syafa sedikit ragu, ia memberanikan masuk demi melihat wajah gatra.

Syafa masuk dan menaruh puding di meja, sambil mencuri pandangan menatap gatra, lalu senyum mengembang diwajahnya.

Saat Syafa akan berbalik tiba tiba ada kaki yang menyandungnya hingga membuatnya terjatuh lalu menimpa gatra dan membuat gatra terjatuh di kasur bersama Syafa.

Gatra yang kaget lalu memandang Syafa tak sengaja tatapan mereka bertemu, jantung Syafa berdegup kencang.

Seno lalu mengambil foto mereka dengan ponselnya, yah ini kelakuan Seno dialah yang membuat Syafa terjatuh. Sesuai rencana menurut Seno, Dia tersenyum senang.

Flas dari kamera Seno terlupa belum ia matikan, gatra dan Syafa menatap seni saat dia mengambil foto mereka, lalu gatra mendorong tubuh Syafa agar menjauh darinya.

Syafa yang malu langsung berlari dari kamar gatra, dia merutuki kebodohannya kalau tahu begini dia tidak ke kamar gatra, Syafa lalu mengunci kamar dan merebahkan diri sambil menutupi wajahnya dengan batal sambil kakinya menendang-nendang kasur.

Cinta Dari syafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang