hukuman

10 1 0
                                    

Saat ini Syafa dan Devan sedang dihukum berdiri di depan bendera sambil hormat dengan satu kaki, karena kemarin mereka bolos dan pak satpam itu ternyata mengadu pada kepala sekolah.

"Sya...yang " goda Devan sambil menyenggol tubuh Syafa.

"Apa sih kak, dihukum aja masih sempat gombalin Syafa."

"PMS Lo yang."

"Enggak."

"Sensi amat gitu."

"Habisnya sih kemarin udah Syafa bilang jangan bolos, masih aja bersih kekeh bujuk Syafa." Ucap Syafa dengan nada kesal.

"Hehehe ya maaf, tapi Lo seneng kan?"

Syafa berfikir sebentar, benar sih dia seneng bolos kemarin, tapi hukuman inilah yang paling Syafa benci yaitu harus panas-panasan padahal kulitnya udah hitam dan tambah hitam lagi dong.

"Ya sih tapi dikit" balas Syafa dengan gengsi.

"Dikit apa banyak?"

"Dikit." Ucap Syafa sambil menjulurkan lidah.

Bu Nina selaku kepala sekolah yang mengawasi Devan dan Syafa mereka melihat siswanya yang dihukum malah pacaran. Dia langsung memberi pelototan kepada mereka, dan mereka yang mengetahui seketika langsung diam dan membenarkan posisi kaki yang seharusnya satunya diangkat.

....

Siswa siswi high Golden berhamburan kelapangan untuk melaksanakan upacara seperti biasa setiap hari Senin.

Tak sengaja Syafa melihat gatra dkk, Syafa langsung menghampiri mereka.

"Pagi kak gatra." Sapa Syafa dengan senyumnya.

Devan bahkan tak membalas sapaannya dan melewatinya begitu saja.

Syafa tak menyerah, dia berlari untuk menyamakan langkahnya dengan gatra.

Syafa melihat gatra tidak membawa topi.

"Kak gatra gak bawa topi?"

"Gak." Balas gatra dengan santai dan dingin.

Syafa menghentikan langkah gatra denga menahan lengan gatra.

Gatra yang tak suka ada yang menyentuhnya, dia langsung menghempaskan tangan Syafa. Sekali hempasan tangan Syafa sudah menyingkir dari lengan gatra.

"Gak usah pegang-pegang." Bentak gatra.

"Ini kak topi Syafa buat kak gatra." Syafa menyerahkan topinya pada gatra.

Gatra yang lagi males jadi pusat perhatian orang, karena pasti nanti dia di suruh maju ke depan karena tidak membawa atribut upacara lengkap dan para cewek-cewek alay akan memandangnya itu membuatnya risih. Dia memilih mengambil topi dari Syafa lalu pergi tanpa mengucapkan terima kasih.

Syafa masih tersenyum menatap punggung sang pujaan hatinya.

"Harap perhatian, yang tidak memakai atribut upacara silahkan maju ke depan sebelum saya yang menarik kalian." Ucap Bu Nina menggunakan toa. Suaranya sudah seperti toa apalagi Makai toa wah satu  lapangan menggelegar semua.

Syafa dia melangkah maju ke depan, mungkin akhir-akhir ini dia sering mendapatkan hukuman entah itu kesalahannya atau tidak.

Cinta Dari syafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang