bahagia atau sedih?

30 5 0
                                    

Taksi yang ditumpangi Syafa telah sampai di depan rumah.

"Berapa pak ?" Tanya Syafa kepada sopir taksi.

"100 rb mbak." Syafa membuka dompet, Di dalamnya berisi uang 50rb dan yang 50rb lagi dia ambil dari saku celana. Untung tadi mbak Rani memberinya uang, jadi bisa buat tambah bayar taksi.

Syafa membopong gatra walau dengan susah payah, badan Syafa yang kecil dan kurus membuatnya agak kesulitan.

"Assalamualaikum."ucap Syafa sambil mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam." Jawab seorang wanita paruh baya, dia itu ibunya syafa.

"Yang kamu bawa itu siapa fa?" Tanya ibunya Syafa yang terkejut melihat anaknya dengan membawa seorang cowok yang sedang pingsan.

"Nanti Syafa jelasin Bu, tolong bantu Syafa membawanya ke kamar."

Syafa merebahkan tubuh gatra di kamarnya dengan dibantu ibunya. Setelah itu Syafa keluar dari kamar dan menceritakan semua pada orang tuanya. mereka mendukung Syafa, karena menolong orang itu hal yang baik.

Syafa mengambil bantal dan selimut untuk tidur di sofa. Saat membuka pintu kamarnya syafa berjalan ke kasur tempat gatra tidur, gatra terlihat sangat kacau, tetapi walaupun begitu dia tetap ganteng. Wajahnya teduh dan sangat manis, mata yang tertutup sangat indah tetapi saat mata itu terbuka maka sifat dinginnya itu akan keluar.

" Kak gatra, aku tidak pernah meminta lebih dari melihatmu, tetapi sepertinya alah sayang padamu." Ucapnya sambil tersenyum, Syafa menyelimuti gatra, lalu dia mengambil bantal dan selimut dari lemarinya.

....

Sudah pukul 6.00 a.m gatra masih saja belum bangun, dan Syafa masih setia menatapnya dari tadi. Senyum Syafa masih menghiasi wajahnya. Entah mau sampai kapan Syafa menatapnya terus seperti tak ada bosannya melihat salah satu ciptaan Allah yang indah.

Mata gatra tiba tiba terbuka, dan membuat Syafa gelagapan. Gatra langsung terbangun sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.

Gatra menatap kamar Syafa dengan intens, dia seperti asing di tempat ini. Ruangan yang sangat sempit, kecil dan jelek.

"Gue dimana?" Dua kata yang terucap dari bibir gatra yang sangat dingin.

"Kak gatra di rumahku, semalam kak gatra pingsan lalu aku bawa ke rumahku karena aku tak tahu alamat kakak." Jawab Syafa tanpa menatap gatra, karena ia yakini ia tak sanggup melihat wajahnya, wajah yang mampu menghipnotisnya.

Gatra mencoba untuk berdiri tapi masih tak sanggup karena efek alkohol yang ia minum terlalu banyak. Syafa yang melihatnya ingin membantu tapi sudah terlebih dahulu ditepis oleh gatra.

"Jangan sentuh gue." Sentak gatra yang membuat syafa mengurungkan niatnya untuk membantu gatra.

"Oke, Syafa gak akan sentuh kak gatra, tapi aku mohon kak gatra istirahat dulu di sini sampai kak gatra benar pulih, walaupun ya tempatnya seadanya tidak seperti di rumah kak gatra." Ucap Syafa yang panjang dan lebar.

Gatra masih heran dengan cewek didepannya itu, dia kok bisa tahu namanya padahal gatra tidak kenal siapa dia.

"Lo tahu nama gue?" Pertanyaan  konyol yang membuat Syafa ingin tertawa.

"Siapa sih yang gak kenal kak gatra, kak gatra itu yang di idolakan cewek satu sekolah." Ucap Syafa.

"Termasuk aku kak." Lanjut Syafa dalam hati.

Cinta Dari syafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang