jangan pergi

24 4 0
                                    

Hari ini sungguh membuat Syafa lelah, Syafa pulang dari tempat kerja dengan jalan kaki. Saat sampai di depan rumahnya dia melihat mobil yang terparkir di depan, entah mobil siapa itu mungkin mobil Prisia.

Syafa membuka pintu tak lupa mengucapkan salam, setelah masuk ke dalam Syafa tak melihat prisia. Syafa langsung menuju kamarnya dia sudah capek ingin segera mandi dan tidur. Tapi saat dia sampai di kamar dia dikejutkan karena kondisi kamar yang berantakan seperti kapal pecah. Banyak bungkus makanan yang berceceran di kasur dan itu tidak 2 atau 3 bungkus saja melainkan puluhan. Ada juga botol minuman, kamar Syafa sudah seperti pembuangan sampah.

Dan tiba-tiba ada seorang cowok yang keluar dari kamar mandi.

"Kak gatra" ucap Syafa dengan shock.

"Kok kak gatra ada di sini?" Tanya Syafa dengan alis terangkat.

"Kan Lo yang bawa gue ke sini." Ucap cowok itu Dengan santai dan duduk di kasur, dia mengambil makanan sambil menekan tombol on pada remote tv.

Lagi dan lagi Syafa dikejutkan oleh gatra, sejak kapan kamarnya ada tv, entah ini mimpi atau tidak.

"Kok kak gatra masih di sini? seharusnya kan kak gatra udah pulang, terus kak gatra tidak di cariin sama orang tua? Terus ini tv siapa? Bungkus makanan kenapa kak gatra enggak dibuang ke tempatnya malah di bececeran di mana-mana kan nanti ada sem-" Syafa belum selesai berbicara gatra sudah memasukan makanan ke dalam mulut syafa.

Syafa merasa kesal, sudah capek di tambah lagi dengan ini. Syafa mengunyah makanan yang di suapin gatra dengan senang walaupun dia sedikit kesal.

"Lo cerewet juga ya." Ucap gatra terus menarik tangan Syafa untuk duduk di sebelah nya.

"Dari pada Lo berisik nih makan biar gak berisik tuh mulut" gatra memberinya satu bungkus makanan.

Syafa masih tak percaya dengan perlakuan gatra barusan.

Syafa menatap tangannya yang tadi di tarik gatra, dia senyum-senyum sendiri.

"Apa aku mimpi?" Ucap Syafa dalam hati, dia masih sulit untuk percaya.

"Ngapain lo senyum senyum?"

"Eh enggak kak" jawab Syafa canggung.

"Syafa mau mandi dulu kak." Ucap Syafa lalu berlari, dia merasa gembira sekali. Syafa mandi tidak di kamar mandi yang di kamarnya. Setelah selesai mandi Syafa masuk ke kamarnya. Di sana masih ada gatra yang tiduran di kasur sambil menonton tv.

Syafa mengambil bungkus makanan yang berceceran, dan menyapunya agar tidak ada semut yang nanti malah mengganggu gatra.

Gatra hanya menatap Syafa sekilas lalu melanjutkan menonton tv.

....

Sungguh Allah sangat baik kepada Syafa, Syafa sangat senang bisa berangkat sekolah dengan gatra ya walaupun tak sampai sekolah, gatra menurunkan Syafa di dekat  gerbang sekolah.

Syafa berjalan dengan ceria, bahkan sangat ceria.

"Hai si" sapa Syafa kepada Prisia.

"Tumben enggak telat."

"Ya enggaklah, Lo tahu gak tadi aku berangkat sekolah sama kak gatra"

Prisia menempelkan tangan di kening Syafa. Dia memastikan kalau Syafa tidak demam.

"Lo demam ya fa? Kok halunya tinggi." Ucap Prisia sambil tertawa terbahak-bahak.

"Tuh benarkan dugaanku, pasti kamu gak percaya."

"Hehehe"

Bel masukpun berbunyi, dan pelajaran dimulai.

Saat istirahat

Syafa tak pergi ke kantin, dia lebih memilih untuk pergi ke perpustakaan dan mengerjakan pr. Karena kalau malam dia tidak sempat mengerjakannya.

Setelah selesai Syafa pergi menuju kelasnya, tak sengaja saat di taman Syafa melihat gatra sama seorang cewek. Karena keponya yang tinggi syafa menguping pembicaraan mereka dari balik tembok.

"Cukup tra, gue mohon Lo jauhin gue." Ucap keya cewek cantik dan manis.

"Gak mungkin gue jauhin Lo, gue gak akan nyerah mendapatkan cinta Lo lagi." Ucap gatra dengan nada lembut tidak dingin seperti biasanya.

"Semakin Lo jauhin gue, semakin gue terus berusaha untuk mendapatkan Lo lagi, gue hanya mau hubungan kita seperti semula key."

"Tetapi itu tidak mungkin tra "

"Kenapa tak mungkin key?"

"Karena gue sudah tidak punya perasaan lagi sama Lo, gue tidak cinta sama Lo, dan gue mohon Lo jauhin gue. Dan jangan berbuat kekanak Kanakan karena gue."  ucapannya tidak sepenuhnya jujur, karena keya belum bisa melupakan gatra dan mungkin tak akan pernah, karena gatra terlalu dalam tersimpan di dalam hatinya, gatra adalah cinta pertamanya, pertama cowok yang terus mendekatinya hingga dia luluh.

Keya tiba-tiba meninggalkan gatra sendirian.

Di lain sisi Syafa mencerna kalimat kalimat yang ia dengar sambil berjalan meninggalkan tempat itu.

"Apa tadi pacarnya kak gatra? Cantik dan manis sih beda dengan aku dia putih lagi tak hitam seperti ku. Tapi kenapa mereka berantem?, eh tapi syukurlah dengan itu kan kak gatra jadi jomblo." Lagi lagi senyuman terbit di wajah Syafa.

.....

"Tra muka Lo kenapa kusut amat?" Tanya Aldi teman gatra, dia juga tak kalah tampan dari gatra, dia itu play boy.

"Biasa, pasti karena keya." Tebak Seno.

"Tra Lo itu udah tampan, tinggi ,cool banyak cewek yang ngantri sama Lo dan kenapa Lo belum bisa move on." Tanya Aldi, dia heran dengan sahabatnya kalau dia yang diputusin pasti sudah punya yang lain bahkan sebelum diputusin dia sudah punya cadangan.

"Keya itu beda dengan cewek yang lain." Ucap Seno yang menirukan gaya bicara gatra, dia sudah hafal betul dengan jawaban gatra, lalu gatra memonitor kepala seno.

"Sayang." Ucap cewek yang tiba-tiba memeluk Aldi dari belakang.

"Aku cariin dari tadi ternyata di sini." Ucap cewek itu dengan manja.

"Uhh maafin ya sayang." Balas Aldi yang membuat gatra jijik dengan tingkah mereka. Gatra langsung pergi meninggalkan mereka.

Gatra tak sengaja melihat cewek yang memakai kaca mata, lalu dia memanggilnya.

"Eh jelek sini." Ucap gatra, sedangkan Syafa yang menyadari lalu menghampiri gatra.

"Apa kak?" Tanya Syafa.

"Pulang sekolah temenin gue " Ucap gatra.

"Kalau pulang sekolah gak bisa kak, kan kak gatra tahu sendiri Syafa kerja setelah pulang sekolah."

"Gak usah kerja."

"Kalau enggak kerja nanti Syafa dipecat gimana, kan jadinya Syafa enggak bisa bayar sekolah."

"Kerja di tempat gue, jadi asisten gue."

"Beneran kak?." Tanya Syafa dengan senang, kalau dia kerja jadi asisten gatra kan setiap hari dia bisa ketemu sama gatra.

"Iya, pulang sekolah gue jemput di rumah Lo."

Cinta Dari syafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang