13

119 42 11
                                    

Bel pulang pun tiba. Rexa tak lupa dengan janji mamahnya untuk melakukan kemoterapi.

Tapi, gimana caranya agar ia bisa pergi dengan Raven tanpa Ravio curiga. Rexa masih berada di dalam kelasnya sambil menunggu kekasih nya menghampiri dirinya.

Kelas sudah cukup sepi, Meira, Vania pun sudah pulang duluan karena jemputan nya sudah sampai. Sedangkan Sasa? Entah mungkin udah di culik sama Rivo.

Rexa pun mencoba mengecek ponselnya, sudah dua hari Rexa tidak mengecek ponselnya, dan ternyata banyak sekali notifikasi di ponsel Rexa.

Rexa mengurungkan niat nya untuk membalas dan segera memasukan ponselnya ke tas.

Tiba-tiba di Samping Rexa, sudah ada Ravio. Entah kapan datang, dan sekarang Ravio tersenyum kepada Rexa. Sangat manis sekali.

"Maaf iya udah nunggu lama," ujar Ravio merasa bersalah.

"Enggak papa," jawab Rexa tersenyum.

Rexa berdiri dan mensejajarkan tinggi nya dengan Ravio. Ternyata Rexa dan Ravio tinggi nya hanya setengah, Rexa lebih pendek dari Ravio.

Ravio mengajak Rexa menuju ke parkiran untuk mengambil mobilnya. Tiba di parkiran, Ravio mengernyitkan dahi nya, kenapa ban mobilnya tiba-tiba bocor.

"Kenapa yank?" tanya Rexa yang mengetahui perbedaan raut wajah Ravio.

"Ban mobil ku bocor yank, perasaan tadi pas berangkat enggak kenapa-kenapa," jawab Ravio dengan bingungnya.

"Iya udah, aku pesenin kamu taxi online aja iya yank," saran Ravio.

"Enggak usah, kamu urusin mobil kamu aja, aku bisa pesen sendiri kok," tolak Rexa.

"Enggak. Aku enggak mungkin pentingin mobil aku gitu aja, kalo pacar aku kenapa-kenapa atau tiba-tiba pingsan, dan disitu enggak ada aku. Enggak, aku enggak bisa lepasin kamu gitu aja," ujar Ravio dengan nada tingginya.

Rexa tersentak dengan bentakan Ravio. Baru kali ini Ravio membentak dirinya.

Ravio yang merasa dirinya membentak kekasihnya langsung menggengam tangan kekasihnya.

"Maaf, aku enggak mau kamu celaka yank, aku sayang kamu," ujar Ravio memberikan penjelasan alasan dirinya membentak Rexa.

"Iya aku paham."

Tiba-tiba motor Raven melewati Ravio dan Rexa. Segera Ravio memanggil Raven.

Raven yang merasa dipanggil langsung memundurkan motornya dan mensejajarkan motornya dengan Ravio.

"Hm," gumam Ravio.

"Bisa anterin cewe gue balik enggak?"

Rexa langsung membulatkan mata nya. Serius, kekasihnya mengizinkan dirinya pergi dengan Raven.

"Kalo mau naik buruan, gue enggak suka nunggu," jawab Raven dengan cueknya.

"Yank, kamu bareng sama Raven aja iya. Maaf kamu harus kena panas, atau enggak kamu pake topi aku aja," Ravio ingin mengambil topi di mobil nya dan langsung dicekal oleh Rexa.

"Enggak perlu yank, udah ih aku enggak papa kok, aku duluan iya. Kalo udah sampe kabarin aku iya," ucap Rexa.

Rexa langsung menaiki motor Raven. Raven menancapkan gas nya dengan kecepatan di atas rata-rata. Rexa cukup takut, dengan ragu-ragu Rexa memeluk badan Raven.

Setelah sampai di parkiran rumah sakit, Raven mematikan kendaraan nya.

"Sampai kapan lu peluk-peluk gue?" ujar Raven dingin.

My lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang