27

76 13 4
                                    

Dari kejauhan, Ferry melihat Rexa tergeletak di lantai. Langsung saja Ferry menghampiri Rexa dan mengangkat tubuhnya.

^^^

"Dok ... suster ...." Ferry berteriak di lorong rumah sakit sambil memapah tubuh Rexa.

Tak lama dua suster menghampiri Ferry sambil membawa brankar rumah sakit. Ferry menaruh tubuh Rexa dengan perlahan di brankar rumah sakit itu.

Rexa dibawa oleh suster ke ruangan entah apa itu namanya, Ferry juga tak tahu ruangan apa itu. Sambil menunggu Rexa di periksa oleh dokter, Ferry merogoh saku celananya dan mengambil ponsel miliknya. Ia mencari nama kontak Ravio dan memencet tombol telepon. Tak butuh lama, sambungan pun terhubung.


Sambungan terputus. Ferry langsung memberi kabar kepada Ravio bahwa Rexa sedang ditangani oleh dokter. Dan langsung saja Ravio meninggalkan Rivo yang masih setia di dalam ruangan Sasa, tak lupa ia berpamitan setelah itu menghampiri Ferry.

"Bang, gimana keadaan Rexa?" tanya Ravio dengan wajah paniknya.

"Dokter belum keluar Vi," jawab Ferry dan mengisyaratkan Ravio supaya duduk di sampingnya, lalu Ravio pun menurut.

Terjadilah hening antara dua lelaki ini. Dan tak lama dokter keluar, Ferry maupun Ravio bangkit dari duduknya dan menghampiri dokter.

"Dok gimana keadaan Rexa?" iya itu suara Ravio yang begitu khawatir dengan keadaan Rexa.

"Penyakit Rexa kambuh lagi, sebaiknya biarkan Rexa beristirahat. Usahakan buat Rexa bahagia, jangan buat dia stres, saya masih ada pasien, permisi," ujar dokter lalu pergi meninggalkan Ravio dan Ferry.

"Vi, lu duluan aja," ucap Ferry yang mempersilahkan Ravio masuk terlebih dahulu ke dalam ruangan Rexa.

"Lu gimana?" tanya Ravio sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Ferry tersenyum. "Enggak usah mikirin gue, lu duluan aja sana." Ravio menurut dan masuk ke dalam ruangan kamar Rexa.

Dari kejauhan Ravio melihat wanita yang dicintainya sedang terbaring lemah di kasur rumah sakit. Perlahan, Ravio melangkahkan kakinya untuk melihat wajah perempuan yang sedsng tertidur pulas di atas kasur rumah sakit.

Dengan inistiaf, Ravio menarik kursi dan menaruhnya tepat di samping kasur rumah sakit. Tanpa ragu, Ravio mengambil tangan kanan Rexa yang  tergeletak di samping kasur rumah sakit, Ravio menggengam tangan Rexa. Jujur, Ravio sangat rindu akan kenangan masa lalu bersama mantan kekasihnya ini.

Ingin rasanya Ravio mengajak Rexa untuk menjalin hubungan kembali, tapi percuma saja kalau di hati Rexa hanya Raven satu-satunya, ia tidak bisa memaksa.

^^^

Setelah tiga hari di rumah sakit, Rexa di perbolehkan untuk pulang dan beristirahat di rumah. Lega sekali rasanya bisa pulang ke rumah, Rexa sangat bosan di rumah sakit apalagi dengan makanannya, rasanya sangat hambar.

Karena sekarang masih jam sekolah dan Rexa tidak diperbolehkan untuk berangkat sekolah, alhasil Rexa bermain ponsel sambil menyalakan musik di ponselnya.

"Rexa, mamah boleh masuk enggak?" Anita, mamah Rexa mengetuk pintu kamar Rexa. Karena sudah mendapatkan izin dari sang anak, Anita masuk ke dalam kamar anaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang