2 |

999 67 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"ini pasti buatanmu, kan?" gadis Kim yang lebih tua, meletakkan potongan kertas sambung yang bertuliskan "good morning" diatas meja Jiyeon.

Jam istirahat, kelasnya cukup sepi. Nyaman bagi Jiyeon, tidak ketika kakak kelasnya datang seenaknya begitu.

"bagus, bukan? Aku membuatnya tadi malam," jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari buku cetak yang tengah dibacanya.

Hyunjung menarik kursi untuk duduk disebelahnya "bagus, padahal tidak harus meletakkannya dikolong mejaku diam-diam -kau bisa langsung memberikan padaku, kenapa membuatnya?"

"ya, untukmu."

"iya, kenapa harus?"

"kenapa tidak harus?"

Kehabisan ucapan, yang bisa dilontarkan selanjutnya setelah menopang dagu untuk menatap si gadis disebelahnya adalah, "baiklah, terimakasih, ya?"


_______




"berhentilah senyum-senyum sendiri seperti itu, unnie.." satu sendok pudding masuk lagi kedalam mulutnya. Mengunyah perlahan.

"..kau terlihat mengerikan!" tambahnya sambil menyuap lagi.

Sementara yang diejek tidak menggubris, asyik dengan ponselnya.

Jadilah rasa penasaran hadir, "memangnya kali ini, apa?" tanya Jiyeon kini mencondongkan badannya sedikit kedepan untuk melirik pada layar ponsel si gadis yang lebih tua usai menggeser botol susu kaca diatas meja yang sedikit menghalanginya.

Cepat, Hyunjung menurunkan ponselnya ke bawah meja. "Jangan lihat!" perintahnya masih dengan senyum yang menggantung.

"astaga, unnie.. kau ini pelit kalau sedang bahagia,"

"kenapa? Kau tidak senang kalau aku sedang bahagia?"

"bukan begitu, aku kan hanya ingin lihat.." balas Jiyeon kembali mengalihkan diri pada puddingnya.

Hyunjung menghela napas.

"baiklah, tapi janji jangan tertawakan aku!"

Menyodorkan ponselnya pada si gadis lebih muda.

Sedetik, tawa kemudian malah terdengar sebagai balasan.

Hyunjung tentu mendengus.

"hanya karena dia mengirimkanmu kata-kata manis yang basi seperti itu saja kau senang?" masih terbahak, "serius, itu basi sekali, unnie!"

"setidaknya dia laki-laki yang manis! Ugh, kau menyebalkan!"




_______




Berjalan memasuki ruang kamarnya, "hey, lihat aku temukan apa," ucap si gadis Kim yang lebih tua, tersenyum ringan, menyodorkan sebuah jepit rambut berwarna perak.

Vanilla Twilight | WJSN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang