Salahkan motor bututnya! Pakai segala mati mesin di jalan, hingga Eunseo harus mendorong dan tanya kesana-kemari hanya untuk mencari bengkel yang ternyata jaraknya lumayan jauh.
Alhasil si gadis yang janjian makan siang dengannya jadi menunggu lumayan lama. Untung Eunseo menghemat baterai ponselnya, kalau ponselnya ikut mati juga, entahlah, usaha kencan buta kemarin mungkin tidak bisa diteruskan.
"Iya santai saja Seo, aku belum pesan makan, kok!" ucapnya dari seberang telepon, padahal Eunseo menelfon dengan panik, katanya perempuan tidak suka menunggu, tapi dia.. beda.
Sudah cantik, sabar pula. Malaikat dari mana?
Dan agak lama setelahnya, motor selesai diperbaiki. Eunseo bisa dibilang, langsung tancap gas untuk ke tempat yang ditentukan. Dan sesampainya dengan rambut berantakan, Eunseo masuk restoran. Untung saja jam makan siang belum selesai.
Dan, disambut dengan senyum, ah, Eunseo makin meleleh. Tidak usah makan, rasanya melihat gadis ini saja sudah kenyang. Tapi tetap saja fisiknya butuh asupan, jadilah Eunseo pesan makan.
"Mau kupesankan sekalian? Mau makan apa?" Eunseo beranjak dari kursinya.
"oh? Mau traktir ya?"
Dia tertawa kecil, lagi.
Manisnya.
"boleh, mau makan apa?" yah, hitung-hitung perkenalan awal. Lagipula Eunseo masih punya uang lebih. Umumnya, orang lain akan langsung mengiyakan jika di traktir, bukan? Eunseo pun tidak keberatan.
Tapi ternyata, si gadis pun bangun dari kursinya, "aku bercanda, kamu kok serius sekali?" ucapnya kemudian berjalan ke meja untuk memesan. Eunseo membeku sesaat.
"lagipula kamu kan masih kuliah, sambil kerja pula, seharusnya aku yang menraktirmu," tambahnya sambil mengambil buku menu.
Tunggu, tau darimana? Wah, selain penggosip dan pengamat, gadis ini rupanya stalker juga. Eunseo tertawa miring, lucu juga karena ini pertamakali baginya ada seseorang mencari tau tentangnya. Seseorang yang bahkan ia baru kenal kemarin.
Tapi sudahlah. Eunseo memilih untuk tidak banyak bicara dulu, jujur saja ia masih mengamati sifat gadis ini. Dan sambil menunggu makanan yang sudah keduanya pesan, Eunseo memberanikan diri untuk bertanya satu hal. Yah, untuk memecah keheningan juga.
"jadi.. ceritakan tentangmu," perintahnya seraya menopang dagu. Oh, salah, Eunseo. Ini bukan wawancara. Tapi, memangnya harus tanya apa?
Seola menggumam sesaat, mengulum bibirnya, "kenapa kamu mau tau tentangku?"
"yah, aneh juga aku makan siang dengan orang asing,"
"aku masih terlihat asing bagimu?" dia terkekeh lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilla Twilight | WJSN ✔
Fanfictioncoffeeganger™ ©2020 Short Stories [Story 01: Kim Bona x Kim Seola] [Story 02: Son Eunseo x Kim Seola] [Story 03: Son Eunseo x Lee Luda] [Story 04: Lee Luda x Kim Bona] ⚠️Warn: gxg Area⚠️