4 | [END]

671 58 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"masih mau menangis? Akan kuambilkan tissue lagi kalau kau mau.."

Gadis dihadapannya menggeleng, "unnie, kau seperti menyuruhku menangis sekarang,"

"maksudku bukan begitu," lengannya kembali terulur kemudian sampai pada pundak, kembali merengkuh gadis itu seperti pertama ia sampai didepan kamarnya, "kuharap kau sudah lebih tenang sekarang- aku tidak tau perasaanmu seperti apa sekarang, namun setidaknya kau bisa ceritakan kepadaku setelah ini,"

"setelah aku bertemu ibuku lagi? Rasanya aku tidak tega, unnie, aku tidak ingin dia tau bahwa aku menangis seperti ini,"

"tentu, aku tau.."

"Aku benci ayahku, sangat,"

Gadis muda Kim menghela nafas berat -meski tidak lagi sesgukan seperti sebelumnya, "dan aku juga tidak tau setelah ini, apa yang harus aku lakukan,"

Ini hangat. Ia menyandarkan dirinya lebih banyak pada si gadis yang lebih tua, tidak perduli jika selimut yang menutupi keduanya jadi sedikit berantakan -rasanya pelukan ini meruntuhkan sedikit demi sedikit beban dihatinya.

Hyunjung menggeleng, "tidak perlu melakukan apa-apa -dan kuharap, kau jangan begini lagi!" pelukan sedikit dilonggarkannya untuk melirik kepada bagian lengan si gadis, "kau tau, menyakiti dirimu sendiri karena masalah kedua orangtuamu seperti ini tidak akan menyelesaikan apapun, kan?"

Jiyeon mengangguk, "tapi setidaknya itu meringankan bebanku, unnie,"

"Meringankan bebanmu? apa rasanya sama seperti saat aku melakukan ini?" lagi, Hyunjung kembali menenggelamkan gadis itu pada ceruk lehernya, "lebih baik ini, ketimbang itu, kan?"

Ya, Jiyeon balas mengangguk.

"bagus, kalau begitu setiap kali kau merasa ingin mengambil cutter itu, berhentilah, lalu datang kesini,"

Gadis muda Kim mengerutkan dahi, "datang kesini, lalu apa?"

Tertawa kecil, telapak Hyunjung meraih puncak kepala si gadis yang masih dipelukannya, "memang apa yang kamu mau?"

Jika saja waktu dapat berhenti seperti gerak pada jarum jam dalam mesin pada sebuah jam tangan. Andai menghentikan waktu dapat semudah itu.

Benar, Tuhan, saat ini apa tidak ada yang bisa Jiyeon lakukan untuk melepas baterai waktu?

Sekali saja.

Hanya mendengar deru nafasnya dari sisi, hangat pelukan ini.

Menyebalkan, sekaligus menenangkan.

Tunggu, memangnya berapa lama waktu miliknya akan berlangsung dengan semua penyakit ini?



"Kalau aku jawab, apa akan dikabulkan?"


Kim Jiyeon mengeratkan pelukannya pada lingkar pinggang Hyunjung. Lancang, sedikit.


Ini tidak adil.


Padahal kami sedekat ini, namun rasanya gadis ini tidak tergapai. Sedekat ini hingga Jiyeon bahkan dapat sedikit merasakan debar jantung milik si gadis yang lebih tua. Perasaan macam apa ini?



"tergantung, kalau kau meminta makanan yang mahal-"


"-kau, unnie.."



Persetan dengan berapa banyak waktu yang dimilikinya diatas bumi ini.

Persetan dengan perbedaan diantara keduanya.

Persetan dengan dirinya yang seperti ini.

Persetan dengan lelaki itu.

Untuk sekali saja, biarkan aku jujur.



"H-hah..?" Kim Hyunjung melonggarkan lengannya, "apa maksudmu?"


Tidak, tunggu, jangan begini.


"...kau -maksudku, memangnya unnie kira aku akan meminta membelikan makanan? Tentu saja tidak," balasnya tertawa hambar.


Ah.. Kim Jiyeon, apa yang kau lakukan barusan.. bodoh sekali.


"Lagipula aku juga bekerja paruh waktu sedikit ya meski memang aku belum menerima gaji tapi aku juga masih bisa kalau hanya membeli-"


Sepersekian detik setelah ucapannya yang terpotong, Jiyeon tidak jadi menarik kata-katanya.

Ternyata, waktu memang benar-benar bisa berhenti.




Dengan selembut ini.

Perlahan.

Rasanya, cukup manis.



"-berisik, Jiyeon, kau menyebalkan.."


Oh? Waktu berjalan kembali?


"..setelah ini, tidak usah berpura-pura lagi, ya? Tenang saja, aku tidak jadian dengan lelaki itu, kau tidak usah khawatir, okay?"

Kim Jiyeon masih membatu.

"oneulbuteo il-iriya!" ejek si gadis yang lebih tua dengan senyum, kemudian memeluk Jiyeon lebih erat.

Tunggu, tunggu..

Jiyeon masih butuh waktu untuk mencerna semuanya. Mengusap bibir bawahnya dengan telunjuknya.

Ini.. nyata?













________

[STORY ONE: "IT'S, YOU]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[STORY ONE: "IT'S, YOU]

WJSN Cast

Kim Jiyeon
And
Kim Hyunjung

THE END

Story by:
Coffeeganger
2019

"See You in another short story!"

________

Vanilla Twilight | WJSN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang