3 |

209 27 0
                                    

| AUTUMN, 01 |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| AUTUMN, 01 |

Kertas-kertas poster sudah di cetak, siap untuk ditempel. Lee Luda membagikan beberapa tumpuk pada teman-temannya di ruang ekskul. Beberapa sedang sibuk mengumpulkan artikel dari majalah dan web, beberapa sedang membereskan ruangan.


Luda yang sudah menyelesaikan tugasnya, mengambil salah satu buku di rak dan membacanya- membalik beberapa halaman tanpa arti.


Meski teman-temannya riuh bercanda, namun akhir-akhir ini baginya sesuatu terasa mulai hilang. Benar, tiga pertemuan ekskul, gadis itu absen dari sana.


Jiyeon senior, tentu memasuki hari ujian akan disibukkan dengan kelas tambahannya.


Disisi lain ia bersyukur tidak ada lagi yang memanggilnya pendek, dan sisi lainnya, tidak bisa ia jelaskan. Tidak, ego Luda terlalu tinggi jika dikatakan ia merindukan gadis itu -bisa-bisa Jiyeon makin besar kepala saja!


Memutuskan untuk pulang lebih awal, gadis Lee membereskan barang-barangnya pada tas.


Suasana lorong sekolah dengan para siswa yang masih berlarian, mengobrol, kini terasa sedikit sunyi pada telinganya. Mengambil headset pada saku jaket kemudian memakainya, Lee Luda berusaha meredam hatinya dengan alunan musik di telinga.


Kini pikiran selintasnya mengambil alih. Membalikkan tubuhnya sebelum keluar sekolah, Luda melangkah menuju kelas si senior. Jangan salah sangka, hanya iseng saja.


Iseng pikirnya. Hanya ingin melihat apa gadis itu ada disana.


Satu demi satu, langkah kakinya sampai pada Lorong depan kelas Kim Jiyeon. Dan yang ia lakukan, hanya berdiri disana, mendengarkan suara dari dalam kelas.


Guru masih menerangkan. Tentu kelas tambahan masih berlangsung hingga pukul tujuh malam nanti -ini baru pukul lima. Haruskah ia mengirim pesan pada gadis itu untuk sekedar mengajak pulang Bersama?


Tidak, pesannya yang sebelumnya saja belum dibalas.


Nafas berat dihembuskan, menatap layar ponselnya.


Namun sedetik kemudian logikanya kembali pada tempatnya, kenapa juga ia harus menunggu gadis itu!

Lee Luda, memutuskan untuk pulang ke rumah.





______



______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


| AUTUMN, 02 |

Lain hari, entah sudah ke berapa.

Sorot cahaya dari jendela membentuk sudut yang terpantul pada ruang perpustakaan yang hening.


Diantara murid-murid yang sedang membaca, seorang gadis duduk di meja sudut, berkutat dengan pensil dan buku-buku di tangannya.


Kim Jiyeon membetulkan posisi kacamatanya sesaat, tangannya kembali menulis.


Jawaban dari soal matematika ini hampir saja selesai perhitungannya jika saja atensinya tidak teralih oleh keberadaan seseorang yang menarik kursi untuk duduk dihadapannya.


Tiba-tiba ponsel disodorkan padanya, dengan layar menampilkan gambar beberapa potong sweater.


"Menurut unnie lebih baik aku beli yang merah, atau yang cokelat ini?" tanya gadis Lee riang. Namun Jiyeon kembali menundukkan pandangannya pada buku, "lebih murah mana?" jawabnya singkat tanpa memandang si lawan bicara.


Luda menatap pada ponselnya, "yang merah lebih murah, tapi rasanya agak sulit kalau dipadukan dengan warna lain, yang cokelat ini bagus tapi harganya mahal, entah aku bisa menabung lagi beberapa won atau aku harus bilang pada ibu.."


Sesaat ia berhenti. Melirik pada gadis dihadapannya.

Jiyeon tidak bereaksi apa-apa.


"Unnie.. dengar tidak?"

Mengangguk, "aku tidak tuli,"


Luda menggigit bibir bawahnya. Pandangannya kemudian iseng menatap pada buku, "sulit ya.. soalnya?"


Mengangguk lagi.

"Aku.. mengganggu ya?" tanya Luda hati-hati.


Menggeleng, "mau makan setelah ini?" tanyanya kembali, perhatian Jiyeon tentu masih pada soal-soal itu.


Gadis Kim menjawab, "Waktu istirahat sebentar lagi, nanti saja pulang sekolah," sedikit ragu, Luda menggeser kursi untuk beranjak dari sana, "aku ke kelas dulu ya unnie!" namun si gadis Kim hanya mengangguk sekenannya.


Lee Luda berbalik, sesaat mengembuskan nafas berat, lagi, hanya menuju kelas. Karena ia tau kalimat barusan tidak akan benar-benar Jiyeon lakukan.













To be continued
Coffeeganger | 2020

Vanilla Twilight | WJSN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang