"bagaimana kalau dia malah merasa terganggu mafumafu-san?"
mafumafu memutar kedua bola matanya. "bagaimana kau tau bagaimana reaksinya kalau kau belum melakukannya?"
sou ingin berbicara lagi tetapi mafumafu menutup mulut sou dengan kedua tangannya.
"aku tidak mau mendengar alasanmu lagi sou. ini idemu, dan mungkin ini satu-satunya cara agar kau dekat dengan eve." sou melepas kedua tangan mafumafu.
"yah, mungkin kau benar." mafumafu mengangguk. "TAPI BAGAIMANA JIKA AKU MEMATUNG DI DEPANNYA?"
tolong bunuh mafumafu.
mafumafu menghela nafas. "lakukan dulu dan menyesal kemudian."
sou menaikkan sebelah alisnya. "mafumafu-san, kalimat itu salah."
"apa aku terlihat peduli?"
"baik, baik. aku akan melakukannya, tapi jika aku malah mempermalukan diriku sendiri, kau harus bertanggung jawab."
mafumafu hendak protes tetapi rasanya percuma saja. "terserah apa katamu. cepat lakukan."
sou beranjak dari ruang kelas mafumafu dan keluar mencari eve.
———
sou mondar-mandir di area sekolah mencari sosok yang ia cari.
kenapa saat ku cari tidak ketemu dan saat tidak ku cari malah ketemu?
sou ke kantin dan nihil, ke ruangan kelasnya pun juga nihil, bahkan di kamar mandi, eve juga tidak ada. di mana jamur satu itu?
sou menghela nafas dan buru-buru pergi dari kamar mandi. saat ia berbalik, dirinya menghantam sesuatu.
"apa kau tidak apa-apa?" suara itu, sou membulatkan matanya. ia mendongak dan melihat si jamur itu tepat di depannya.
jantungnya berdegup kencang dan ia mulai keringat dingin. memalukan.
"halo?" eve melambaikan tangannya di depan wajah sou.
sou mengerjapkan matanya, seketika wajahnya memerah. "a— maafkan aku!" sou membungkuk.
"woah, hei tidak perlu membungkuk begitu." sou mengangkat badannya. "kau tidak apa-apa kan?"
sou mengangguk cepat. ia merogoh sakunya dan mengambil sebuah permen. ia menyodorkan permen itu ke eve.
"tolong terima ini!" sou tidak sengaja berteriak memberinya.
eve terkejut. selanjutnya ia tertawa, ia mengambil permen tersebut. "terima kasih banyak, um—"
"sou."
"ah sou," sou mengangguk. buru-buru ia meninggalkan eve karena takut mempermalukan dirinya lebih lanjut. "hei!"
AKU BENAR-BENAR BODOH!
———
eve tersenyum melihat permen yang ia pegang. membayangkan sosok sou yang memerah, ia terkekeh.
"astaga, tolong aku tidak mau bersama dengan seseorang yang kerasukan hantu."
eve sontak menendang kursi sakata. "diamlah."
"mengapa kau senyum-senyum sendiri melihat sebuah permen? apa kau baru pertama kali melihat permen?" sakata bertanya.
eve menatap sakata tajam. "kau benar-benar inginku bunuh?"
sakata menggeleng. "tidak, terima kasih. aku ingin tetap hidup."
eve mendengus. ia membuka bungkus permen tersebut dan memakannya.
manis.
———
"MAFUMAFU-SAN! KAU HARUS BERTANGGUNG JAWAB!" teriak sou dari pintu kelas mafumafu.
"ingatkan aku untuk bunuh diri nanti," bisik mafumafu.

KAMU SEDANG MEMBACA
raison d'etre, evesou
Fanfictionevesou | the stars are shining so bright tonight, just like you. boongaku, 2020.