#4

122 20 1
                                    

Hoaaaaam!

Entah sudah yang keberapa kalinya Davian menguap. Entah sudah yang berapa kalinya juga Davian hampir tertidur kalau saja kursi yang didudukinya tidak buru-buru ditendang oleh Senja, gadis yang duduk di sisi kirinya.

Pasalnya, dosen yang satu itu memang killer. Ketahuan tidur sebentar saja pasti langsung diusir keluar kelas.

"Semalem tidur jam berapa, sih, lo?" Senja bertanya karena sudah tidak tahan melihat Davian yang lagi-lagi menguap. Tentunya dengan setengah berbisik.

"Jam 11," jawab Davian sembari memangku dagunya dengan tangan kanan.

"Gak begadang kok nguap mulu daritadi."

Davian sendiri juga tidak tahu kenapa rasa kantuk yang teramat sangat mendadak menyerangnya. Apa karena materi kuliah pagi itu hanya berisi teori?

"Sori ya gue gak punya permen," ujar Senja lagi.

"Iya gak apa-apa, kok."

Walaupun begitu, Davian tetap butuh sesuatu untuk membantu menghilangkan rasa kantuknya.

Apa gak ada yang bisa bantu ngilangin kantuk, sih?

Davian lalu membuka tasnya, berniat mengambil ponsel. Tapi kedua manik hitamnya lebih dulu menemukan mp3-player yang berencana diserahkan ke pusat informasi setelah kelas selesai.

Oh ya, mp3-nya Shasha. Dengerin suara dia bisa ngilangin kantuk gak, ya?

Davian lalu mendongak, menatap sang dosen yang masih sibuk menerangkan di depan sana.

Coba aja kali, ya.

Lalu dengan gerakan sangat hati-hati, Davian mengeluarkan benda itu dari dalam tas disusul earphone yang selalu dibawa saat kuliah.

Earphone itu lalu ditancapkan ke mp3-player. Karena takut ketahuan, ia hanya menyumpalkan salah satu dari earphone itu ke telinga sebelum ditutupi dengan pura-pura memangku dagu dengan tangan kanan. Setelah semua beres, barulah ia menekan tombol play.

"Gaeeeees!!!"

Davian berjengit kaget saat suara milik Shasha terdengar.

"Tau gak? Tau gak? Hari ini ... gue ... gue ... gak sengaja ketemu gebetan!! Iya, Mas gebetan! Kyaaaa!"

Davian langsung mencibir dalam hati setelah mendegar suara jeritan Shasha.

"Iya! Davian Anggara yang anak kedokteran itu! Kyaaa!"

Ha? Davian refleks menekan tombol pause setelah mendengar namanya disebut. Kok gue?

Voice Recorder ; Kim WooseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang