Seperti yang biasa anak-anak muda lakukan untuk menghabiskan saturday night mereka, Candra, Davian, Okta serta Ega melakukan hal yang sama dengan nongkrong-nongkrong di sebuah kafe yang masih ada di sekitaran kampus. Alasannya sih klise. Harganya lebih murah daripada kafe-kafe lain dan juga keempatnya sedang dalam fase akhir bulan alias kantong menipis.
Ngomong-ngomong, Davian belum jadi menyerahkan mp3-player temuannya sejak namanya disebut-sebut oleh si pemilik. Ia bahkan bertekad tidak akan menyerahkan ke pusat informasi kalau belum bertemu si pemilik atau malah kalau bisa ingin mengembalikannya langsung.
Gara-gara itu juga, kalau sedang nongkrong bersama pasti Davian selalu digoda Okta dan Candra. Davian bisa apa lagi selain pasrah.
Tapi selama itu pula, Davian belum berhasil menemukan sosok Shasha yang dicarinya.
"Eh, Ta."
Okta yang tengah fokus pada ponsel dengan rokok yang tersemat di antara jari manis dan jari telunjuknya langsung mendongak saat Ega memanggil.
"Itu bukannya Miya, ya?"
Bukan hanya Okta yang menoleh ke arah yang dipandan Ega, tapi Candra dan Davian juga.
Di sana, Miya tengah celingukan mencari tempat duduk. Ia juga tidak datang sendirian, melainkan bersama seorang gadis yang baik Okta atau ketiga temannya tidak ada yang mengenal.
"Ajakin gabung apa, ya?" tanya Ega sebelum beralih menatap Okta.
Namun sebelum Okta menyahut, Candra sudah terlebih dulu memanggil dengan suara cemprengnya,
"Neng Miyaaaa!"
--yang tentunya tidak hanya membuat perhatian Miya teralih, tapi pengunjung lain juga.
"Goblok!"
Jelas Okta langsung mengeplak kepalanya.
Namun seolah tidak peduli dengan pukulan kepala Okta, Candra kembali berujar,
"Sini gabung sama Akang! Masih ada tempat, kok!"
--yang kemudian mendapat hadiah tendangan ringan dari Ega di kaki kirinya.
Miya dan temannya kemudian saling melempar pandangan. Okta yang lain tidak tahu apa yang dibicarakan hingga membuat teman Miya itu menggeleng berulang kali sebelum akhirnya ditarik menuju meja keempat pemuda tersebut.
"Wah, siapa nih gadis manis manis berambut pendek?"
Candra langsung menyambut kedatangan kedua gadis itu bahkan sampai berdiri.
Miya langsung memutar kedua bola matanya malas setelah mendengar sapaan sok manis yang keluar dari mulut Candra.
Dulu saat pertama kali ia diperkenalkan oleh Okta, Candra juga begitu. Tapi Miya saat itu langsung dengan santainya merespons,
"Maaf, gue gak doyan cowok bertampang fakboi macem lo."
Sejak saat itu Candra tidak pernah mencoba merayunya lagi.
"Temen lo, Mi?" tanya Ega akhirnya.
"Oh, dia adek kos gue. Tapi masih sejurusan juga," ujar Miya yang lalu menarik si gadis berambut pendek maju. "Kenalan dulu, dong."
Si gadis berambut pendek yang sedari menunduk perlahan mengangkat kepala sebelum berujar dengan gugup, "Kenalin, gue ... gue ... Shakira ato yang lebih sering dipanggil Shasha. Jurusan Sastra Jepang ... semester 3."
Davian yang sudah kembali fokus dengan ponsel saat mendengar rayuan Candra, langsung mendongak dengan terkejut setelah Shasha memperkenalkan diri. Pandangannya lalu bertemu dengan milik Shasha yang kemudian buru-buru dialihkan.
Ya. Akhirnya ia telah menemukan Shasha yang dicarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice Recorder ; Kim Wooseok
General Fiction[Complete] Davian tak sengaja menemukan sebuah voice recorder saat nongkrong di kantin bersama teman-temannya. Cerita lokal!