4.

2.9K 249 1
                                    

🦁

     Mark, pria berusia 21 tahun itu menatap jauh gedung gedung tinggi dari rooftop tempat ia bekerja. Miris. Itulah satu kata yang ada di benaknya hingga saat ini. Jika boleh jujur, ia menyesal dilahirkan lalu mengalami takdir yang seperti ini. Ia sangat membenci jalan kehidupannya.

"Mark?" sang empu nama menoleh kebelakang saat indra pendengarannya menangkap suara indah dan lembut. Ia menatap sang pemanggil dengan tatapan berkaca. Ia berjalan dan berhenti tepat dihadapan seorang yang memanggilnya.

"Bagaimana kabarmu, nak? Hmm?" tanya seorang itu.

"Mark tentu baik baik saja,--- bunda."

"Tapi hati dan fisikmu tidak, sayang."

"Ah apa yang bunda katakan? Mark sangat baik. Lihatlah, Mark masih terlihat tampan, bukan?" kekehnya

Ibu Mark, atau Nyonya Lee menatap iba keadaan putra keduanya. Hatinya sungguh merasa ter iris melihat keadaan seorang Mark yang jauh berbeda saat mereka masih tinggal bersama, dulu. Ya, dulu. Sebelum pria berusia 21 tahun itu memilih pergi meninggalkan rumah hampir satu tahun yang lalu karena penolakan besarnya atas permintaan sang ayah.

"Mark, kau semakin kurus sayang."

"Ah apakah begitu, bunda? Tapi seperti nya tidak. Mark merasa seperti biasa"

Sang ibu hanya mengusap pipi Mark sayang. Dan pria itu, menikmati usapan lembut sang bunda yang sudah lama tidak ia rasakan.

"Ah bagaimana bunda tahu jika Mark bekerja disini?"

"Tuhan selalu memberikan jalan atas keinginan kita Nak."

He Is Mark Lee [Short Story] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang