9

4K 252 7
                                    

🦁

Brak

"Tuan? Tuan Mark, ada apa?"

"Aku harus pulang Jason." Mark, tubuh pria itu bergetar. Air matanya sudah lolos dari mata tajamnya.

"Biar saya antar tuan."

"Bodoh! Mark Lee bodoh!" sepanjang perjalanan tak henti hentinya pria Lee itu merutuki kebodohannya karena sudah membentak sang istri.

"Cepat Jason!" Sosok pria yang dibentak hanya mengangguk. "B-baik Tuan."

"Eunhwa! Eunhwa--" Hal pertama yang Mark dapatkan saat memasuki rumah nya adalah gelap, hanya empat buah lampu seri yang menerangi rumahnya.

"Eunhwa-- kau dimana Eunhwa."

Tanpa basa basi, pria itu segera berlari menaiki tangga menuju kamar mereka.

Lagi lagi, gelap. "Eunhwa hiks-- maaf."

Klek

"Saengil Chukka hamnida~"

"Saengil Chukka hamnida~"

"Saranghaneun uri Mark Lee~"

"Saengil Chukka hamnida~ yeay!"

Semua orang dalam kamar itu tertawa karena melihat Mark yang sepertinya masih memahami situasi yang terjadi saat ini.

"E-Eunhwa?"

Wanita itu mengangguk lalu merentangkan tangannya. "Iya sayang, ini aku. Kemari lah."

Tanpa banyak berucap, Mark segera menubrukkan tubuhnya dalam pelukan sang istri. "hiks--maaf aku membentakmu sampai menangis tadi."

Eunhwa tertawa. "Tidak apa apa sayang. Apa akting ku sebagus itu, hmm? hingga Kau tak menyadari jika aku pura pura."

"Aish Makgeolli berhentilah menangis dan cepat tiup lilin ini." rengek Haechan.

Mark melepaskan pelukannya dari sang istri lalu segera meniup lilin berbentuk angka 26 itu.

Eunhwa menangkup pipi sang suami dan memberikan kecupan singkat dibibir tipis pria itu.

"Selamat ulang tahun sayang. Terimakasih sudah terlahir dan menjadi pria yang kuat. Terimakasih sudah memilih gadis biasa ini menjadi istrimu. Semoga kau selalu sehat dan bahagia." Lagi lagi pria Lee itu tidak bisa menahan air matanya. Entahlah ia sangat emosional hari ini.

"Kau ingin kado apa dariku, hmm?" tanya Eunhwa.

Mark menggeleng. "Tidak. Aku tidak ingin apapun. Kau berada disini dan mencintaiku, itu sudah lebih dari cukup."

Eunhwa tersenyum penuh arti. "Tapi sayangnya aku sudah menyiapkan hadiah untukmu." wanita itu mengulurkan sebuah kotak kecil berwarna hitam.

Mark menatap istrinya dengan tatapan seakan bertanya. 'apa ini?'

"Bukalah sayang. Kado ini tidak akan kamu dapat dimanapun, bahkan membelinya tidak akan bisa." ucap sang bunda.

He Is Mark Lee [Short Story] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang