5

2.7K 236 4
                                    


🦁

"H-hei--" seorang menangkup wajahnya yang sudah tak terbentuk lagi akibat pukulan sang ayah kemarin.

"Aku--aku membunuh hyungku--"

"Tidak, Mark. Ini kecelakaan, dan semua terjadi karena takdir tuhan."

"T-tapi aku bukan pembunuh, Eunhwa--hiks--"

Eunhwa, gadis itu menarik Mark kedalam pelukan hangat nya. Mengusap surai hitam pria yang terlihat sangat rapuh. Rekan kerja yang biasanya terlihat sangat ceria, kini berbanding terbalik dengan apa yang biasa ia lihat.

"Menangislah sekuat yang kau mau. Tapi tidak untuk setelah ini."

🦁

"Mark?--hei sayang"

"M-maaf--sakit-- maafkan Mark." igaunya

Khawatir, itulah perasaan yang sejak tadi menetap pada benak Eunhwa melihat sang suami yang sepertinya kembali memimpikan hal buruk yang menimpa nya beberapa tahun silam.

"M-mark bukan pembunuh--hiks--"

"Mark, baby bangunlah. Sayang hei."

Sejak tadi Eunhwa mengompres kening Mark dan berusaha membangunkannya. Namun nihil. Sang suami masih saja menyelami mimpi buruknya.

"Argh---hah--"

"Mark!"

Pria itu terbangun secara mengejut. Ia terlihat sangat ketakutan. Tergambar jelas dari raut wajah nya serta tubuh yang gemetar dan basah akan keringat.

Kepalanya terus menunduk, tak berani menoleh kemanapun.

"baby, hei. Look at me!"

"T-takut a-ayah--"

"Hei sayang. Tidak ada ayah disini ssh--"

Eunhwa menarik Mark kedalam pelukannya. Membiarkan sosok suaminya itu menangis dan meluapkan ketakutannya.

"Hiks--hiks--ayah belum memaafkan ku. Aku harus apa Eunhwa? Hiks-- apa aku harus menyusul Yongie hyung? Hiks--"

"Sshh-- jangan pernah berkata seperti itu Mark. Kau ingat saat pernikahan kita? Hmm?" Pria itu hanya mengangguk pelan.

"Walaupun beliau tidak mendampingi mu, tapi ayah berada di sana meski kita tidak tahu beliau berada di mana. Paman Kim bahkan berkata jika ayah menangis haru saat melihatmu mengucap janji di hadapan Tuhan."

He Is Mark Lee [Short Story] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang