Pembagian harta Coman Ackreley

79 17 3
                                    

Oliver dan Brosan langsung turun dari atas ke ruang tamu. Gua ngeliat ada pengacara, Oma, dady and mommy.

"Cepat Oliver, Brosan kalian udah ditunggu dari tadi. "ucap daddy.

Semuanya tampak ribut dan berisik di ruang tamu pas kami berdua datang.

Tidak berapa lama seorang pengacara membuka obrolan.

"Baik perkenalkan nama saya Artur Shanon selaku pengacara dari tuan Coman Ackreley sesuai wasiat dari tuan Coman bahwa seluruh aset jatuh ketangan cucunya yang bernama Mohamed Oliver Ackreley dan Brosan Taweel Ackreley." ucap pengacara Artur.

Gua sama Brosan kaget saat mendengar pembagian harta warisan dari kakek yang sebagian besar diberi ke gua dan sisanya ke brosan. Karena di surat wasiat yang ditulis kakek tertera nama kami berdua.

Selepas pengacara itu pulang kami semua berkumpul di ruang keluarga.

"Pah, apa bener aset opa buat kita berdua?" tannya Brosan karena ia masih setengah percaya dengan hal itu.

"Dady bukan papa" protes Ken Alrico Ackreley ayah dari mereka berdua tapi mereka berdua sering memanggilnya ayah, papah, papi dan segala macam panggilan untuk seorang ayah mereka sebut semua tidak pernah tetap dengan satu panggilan saja begitu pun dengan sang mama.

"Iya kan tadi kalian liat sendiri surat wasiatnya, jadi kita gak bisa nolak karena udah tertera di sirat itu" jelas Ken yang berusaha meyakinkan anaknya.

"Gitu ya,tapi apa kita sanggup ngejalanin itu semua" Brosan berkata lirih membayangkan hari harinya setelah ini, sedangkan Oliver dan mamanya hanya diam menyimak.

"Dijalanin aja,kan ada bang Oliver yang bantu, nanti dady kontrol juga kok"

"Bener ya yah" wajah Brosan tidak se suram tadi,setelah mendengar penuturan sang dady.

"Iya,tidur sana besok sekolah" perintah Ken.

"Bang gendong" ucap Brosan manja.

Tanpa aba aba Oliver langsung menggendong Brosan ala karung beras style.

"ABANG" teriak Brosan.

"Ck tadi katanya mau di gendong ini udah" sahut Oliver.

"Anak kita udah gede ya Ken" ucap Luzy-mama dari Oliver dan Brosan.

"Iya dong masa mau kecil terus ya gak bisa lah" ceplos Ken yang dibalas tatapan tajam dari sang istri.

"Iya mereka semua udah besar gak kerasa" ralat Ken.

"Apa mereka bisa ngelola perusahaan dan aset aset lainya punya kekaknya" tanya Luzy.

"Tenag saja mereka pasti bisa kok toh kita juga harus mengajarkan mereka mandiri" ucap Ken sembari mengelus puncak kepala sang istri.

"Pantas saja dulu alm ayah kamu nyuruh Brosan dan Oliver buat cari nama sama perusahaan ayah".

"Mungkin dari dulu ayah udah ngerencanain ini semua" tutur Ken beralih memeluk istrinya.

"EKHM"

Ken dan Luzy menoleh dan mendongkak menyari asal suara.

"Disini orangnya" ucap Brosan sang pelaku yang mendeham.

Pandangan Ken dan Luzy mendongkak dan melihat Oliver dan Brosan tengah berpelukan sambil meniru gaya Ken yang merengkuh istrinya.

"Aaaaa, SO SWEET" teriak Brosan dan Oliver bersamaan.

"Ken anak kita udah gede ya" goda Brosan meniru ucapan Luzy tadi.

"Iya dong masa mau kecil terus ya gak bisa lah" lanjut Oliver yang menggoda sang papa.

"Bhahahahaha" tawa Oliver dan Brosan menggelegar karena berhasil menggoda kedua orang tuanya dan melihat semburat merah dari wajah Ken dan Luzy.

"Loh kok mereka udah gak ada" tanya Oliver.

"Bang ayok biarin lah paling udah masuk kamar bikin adek buat kita, cepet haus nih" jawab Brosan sambil terkikik.

"No abang gak mau punya adek satu aja ribet apalagi dua" gumam Oliver karena Brosan sudah di dapur mengambil air.

Keesokan harinya Oliver dan Brosan tidur di kamar yang sama karena capek banget ngurus pembagian harta warisan kemaren. Saat gua sama Brosan berangkat sekolah ternyata kami berdua diantar pakek mobil kesayangan opa yang pasti harganya mahal banget.

Di sekolah gua jadi topik pembicaraan dan pusat perhatian karena gua diangkat jadi pemilik pertama dan Brosan jadi pemilik kedua sekolah AHS.

"Beh Oliver udah ganteng,pinter kaya lagi"

"Oliver ganteng banget"

"Beh tu mobil keren dah"

"Ke sekolah aja pakek mobil mewah pamer aja kalik"

"Udah gak usah di denger masuk kelas ya dan itu ada ruangan khusus deket kepsek untuk pemilik sekolah kan kita yang jadi pemilik sekolah jadi lu bebas ngegunain ruangan itu buat apa aja"

Sontak Brosan kaget karena denger cerita gua karena kemarin gak ada yang bilang kalok sekolah akan menjadi milik kami berdua. Waktu itu cuma di bilang kalok Science Group sama aset yang dimiliki opa doang yang buat kami berdua.
    
                      *-*  *-*  *-*
Harap Ditunggu ya cerita selanjutnya
Jangan lupa di vote ya maaf masih cerpen tapi part pert selanjutnya bakalan banyak kok
               (Salam manis)

Science GroupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang