Penghianat

28 12 2
                                    

Jangan lupa di voment

Egggh.... Raungan Selly saat sadar dari pingsannya. Ia berusaha mengingat kejadian apa yang menimpannya.

"Sial" umpat Selly karena badan,kaki,tangannya yang terikat sempurna di atas tempat tidur.

Prok prok prok

"Udah sadar hmm?" ucap seorang pria dengan umur berkisar empat puluh tahun.

"Jangan gerak gerak itu talinya gak akan lepas" ucap pria itu lagi.

"Mau apa anda menculik saya seperti ini, oh ya saya lupa kan saya orang jenius jadi bannyak yang ngincar saya ya" ucap Selly dengan sarkas.

Cuih " Bener sih kamu itu jenius untuk apa otak jenius tapi diusir dengan keluarganya sendiri" balas orang itu tidak terima disertai tawa preman di belakangnya.

"Ya saya mengaku kalah dengan sikap licik paman saya sendiri, paman yang haus akan harta yang rela melakukan apa pun untuk harta" Selly mulai menggeram.

Jika ada yang bertannya apakah itu pamannya yang menampung dia, ya itu adalah paman George yang ia kira baik, rela menampungnya dengan tulus, nyatanya tidak.

Plak

"Heh kamu berani beraninya ngelawan ya, kamu kira kalok dulu tidak saya tampung emang kamu mau tinggal dimana hm?"

"Tinggal dimana ya" ucap Selly berlagak berfikir "Dikolong jembatan kayaknya lebih enak deh daripada di rumah mewah tapi mengharapkan balasan yang lebih" Jawab Selly sengaja memancing emosi sang paman.

Plak plak
Lagi lagi Selly di tampar namun tidak membuat nyalinya ciut.

"Heh paman brengsek braninya cuma sama perempuan diikat pula perempuannya kan gak adil" ucap Selly.

"Terus mau kamu apa hm?" tannya seorang preman.

"Dia mau kita perkosa kali ya" Jawab preman sebelahnya.

Ruangan yang kotor nan hening pun menjadi riuh dengan suara tawa tiga pria tersebut.

Kali ini nyali Selly sedikit ciut tapi dia tidak mau terlihat lemah oleh siapa pun cukup ia terlihat lemah oleh orang tuannya saja.

"Heh main perkosa aja enak banget yak tinggal perkosa aja kalok mau kota duel gimana? Satu lawan satu" tawar Selly mungkin terdengar seperti menyerahkan diri tapi tidak ada pilihan lain kan.

"Oke siapa takut" jawab mereka Serempak.

"Sebelum itu saya akan menjelaskan peraturannya. Selagi saya bertarung melawan salah satu dari kalian sinya kalian keluar dari tpat ini dulu. Kalian gak mau di cap brengsek kan? ikuti aturannya . Jelas Selly panjang lebar meskiragu ia akan mencoba.

"Oke siapa takut kalok cuma ngelwan cewek ingusan begini" jawab sang paman.

Selly hannya menanggapinya dengan senyuman seinis.

Paman George dan seorang preman keluar ruangan menyisakan seorang preman yang kurus.

"hey bodoh cepat buka ikatan taliku dulu" ucap Selly.

Setelah preman itu mebuka ikatan Selly, tanpa aba aba Selly langsung memukul wajah,selangkan,dan diakhiri dengan tengkuk hingga preman itu pingsan tekapar. Ia tidak melawan karena belum siap dengan pukulan Selly.

"Huh badan cungkring begitu mau adu jotos sama gua yang notabene pemegang mendali judo antar negara.

Setelah menyingkirkan orang itu Selly kembali memanggil preman selanjutnya.

Sama seperti tadi Selly tak kewalahan sedikitpun dengan serangan yang diberikan lawannya.

Baru lima menit ia bertarung dua lawan sudah pingsan didepannya.
Tidak sia sia Selly belajar bela diri dari umur tiga tahun kalau hasilnya seperti ini. Entah apa yang terjadi jika ia tidak dibekali ilmu bela diri dari kecil.

"Pamaaan pamaan George mari mari sini ponakan mu masih hidup nih" panggil Selly dengan nada mengejek.

"Huh kamu masih hidup ternyata gagal saya mau perkosa kamu" ucap pria bengis itu seraya mencolek dagu dan meniup tengkuk Selly.

"Tidak semudah itu dasar Brengsek"

Bugh

Pukulan Selly ternyata meleset sang paman dengan cepat mengelak hinggal pukulannya mengenai tembok.

kali ini pamanya yang melawan namu gerakannya di tangkis dan dipelintir oleh Selly hingga sang paman mengaduh kesakitan.

Dengan cepat Selly meninju organ yang paling lemah tapi nihil ternyata sang paman menakai pelindung besi.

"Heh kamu mau ninju aja alesan ya padahal tanganya gatel pengen memegangyakan?" goda sang paman.

"Sial" gumam Selly.

Pamannya mengeluarkan pisau kecil dari saku celananya dan

Sreet

Menggoreskannya di punggung Selly hingga pakaianny robek bahkan punggungnya pun ikut mengeluarkan darah.

"mulus juga yah" goda pamanya lagi.

Habis sudah kesabaran Selly ia berlari mengabaikan rasa sakit di punggungnya.

Bugh bugh bugh

Tiga pukulan mendarat mulus di pipi, punggung, tengkuk hingga sang paman terkapar di lantai.

Tidak jauh dengan komdisi pamanya pandangan Selly pun kian mengabur karena banyaknya darah yang keluar dari punngungnya.

Ia sudah mengikatnya dengan pakaian luar yang ia ikat di punggungya hingga ia hannya memakai kaos tipis yang menutupi tubuhnya.

"Oliver" lirihnya pelan sebelum ia jatuh pingsan.

                         *-* *-* *-*

Hai Hai Hai ada yang kangen gak? Gak ada kah?

jaga kesehatan ya See you (Salam manis)

Science GroupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang