BAGIAN TIGA|Martabak

66 8 0
                                    

Selamat membaca!

Martabak manis,
Manis seperti rasanya,
Luar maupun dalamnya,
Sama seperti kamu,
Manis wajahnya,
Dan manis hatinya.


....

Setelah berjam jam nongkrong dicafe akhirnya ryan pun memutuskan untuk pulang, dirinya merasa lelah dan mengantuk.

Lalu dia pun berbincang bincang sebentar dengan temannya, dan beranjak pergi dari cafe.

Ryan pun melangkahkan kakinya kearah parkiran motor.

Ddrrt drrtt

Ponselnya bergetar, bertanda ada yang mengirimnya pesan. Ryan lantas mengambil ponsel dari sakunya, dan membaca pesan dari sang pengirim.

Bunda tercantiq!😚

Ryan sayangg!
Jangan lupa ya!
Kalo mau pulang
Kerumah, beliin
Bunda martabak manis ya!
Jangan lupa!
Awas aja!
Kalo lupa, ryan ga boleh
Masuk kerumah!
Nanti bunda kunci rumahnya, sampe ada martabak baru bunda buka pintunya!
Oke oke!
Jangan lupa ya sayang😚!

Ryan rasta

Iya bun iya!
Ampun deh, jangan
dikunci dong pintunya!
Ryan mau pulang nii sekarang
Ryan beliin martabak dulu ya bun!
Kalo dikunci pintunya
Ryan makan aja deh martabaknya
Ryan makan sendiri
Ga usah bagi bagi sama bunda😚

Bunda tercantiq!😚

Eitss
Kok malah balik ngamcem bunda siii!
Ya udah deh iya gimana ryan,
Cepet pulang!
Bunda laper nihh!
Hati hati dijalan ya sayang😀

Ryan rasta

Oke bunda sayang😀!

Setelah membalas pesan dari bundanya, ryan pun menaiki motornya, memakai helm, dan pergi membelah jalanan yang padat.

Ryan menuju ketukang martabak langganannya

Selang beberapa menit, akhirnya dirinya pun sampai ditempat yang ia tuju

"Mang Didin! Martabak manisnya dua bungkus! Kaya biasa!"

Mang Didin--tukang martabak itupun tersenyum lalu mengangguk untuk menanggapi perkataan ryan.

Dia memilih duduk di kursi dekat gerobak, untuk menunggu pesanannya. Ryan menelusuri pandangannya terhadap para pembeli yang mulai berdatangan untuk membeli martabak.

Tanpa sengaja dirinya melihat sherin--gadis itu sedang berjalan menuju gerobak martabak.

Lantas dengan cepat dia menundukkan kepalanya, sambil berharap semoga gadis itu tidak melihatnya.

Ryan merasa dirinya, hari ini sangat sangat sial.

Mulai dari pertama dirumah, bundanya yang mengjelek jelekan dirinya di depan temannya--Dani, lalu saat berkunjung ke cafe bertemu dengan sherin, dan sekarang dirinya ditakdirnya untuk bertemu dengan gadis itu kembali.

SHERYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang