Selamat datang di chapter pertama ♡
Hope you enjoy!🍨🍦🍨
"N-nyonya Lee, bertahanlah!"
Suara pemuda berseragam putih itu teredam pekikan alarm dan sirene pemadam kebakaran yang bersahut-sahutan. Matanya berair, berusaha membangunkan wanita yang terbaring lemah di ranjang pasien. Di samping wanita itu, seorang bayi mungil menjerit dengan tangisan pilu.
Asap tebal itu telah meliputi seluruh gedung. Jilatan merah terang kini semakin terlihat mendekati ruangan tempat sang pemuda terjebak bersama seorang wanita yang tak sadarkan diri dan bayinya. Pemuda itu panik. Keinginannya untuk menyelamatkan pasangan ibu dan bayi itu menahannya di sini. Hawa panas yang membakar memenuhi seluruh ruangan.
Tangisan bayi mungil itu melemah bersamaan dengan melemahnya denyut nadi sang ibu. Dan tidak ada pilihan lain bagi si pemuda, selain terpaksa membiarkan wanita itu menghembuskan napas terakhirnya sebelum menarik bayi itu ke dalam bungkusan selimut tebal di gendongannya.
Dengan isakan pilu pria berseragam putih itu berlari keluar ruangan, menghindari kejaran lidah api yang semakin cepat merambat ke arahnya. Dengan keberanian yang terpaksa muncul, ia menerobos setiap celah api demi mencapai tangga darurat. Tangannya gemetaran memeluk bayi mungil di gendongannya yang sudah tidak kuat menangis lagi. Ketika ia menuruni tangga dengan langkah lebar-lebar, langit-langit di atasnya roboh tepat di hadapannya. Menghantam kaki kirinya yang terpeleset ke depan dengan panasnya bara yang menghitam.
Seketika asap tebal membubung menutup pandangannya. Kobaran merah itu tidak henti bergolak seolah menertawakan sosok yang mereka kepung. Sepertinya ini adalah akhir hidupnya, sang asisten bidan yang kini merasakan pandangannya menggelap dengan bayi di pelukannya.
Secercah cahaya menyilaukan datang menghampiri.
Sosok malaikat berseragam anti-api menjemputnya dengan senyuman indah, yang segera terpatri dalam ingatannya.
"Are you sleeping, Brother Ong?"
... Hah?
"Morning bells are ringing, morning bells are ringing, ring ding dong ... ring ding dong ..."
Mata itu mengerjap. Tubuh rampingnya tersentak di ranjang saat malaikat penyelamat dalam mimpinya tiba-tiba menyanyikan lagu anak.
"Oh, Brother Ong, kau bangun?" suara yang familiar itu menyapanya bersamaan dengan penampakan wajah berpipi mandu di depan mata. "Apa aku mengganggu tidurmu?"
Pemuda dengan gips yang membalut kakinya itu mengerang kesal. Memicingkan kedua matanya kepada sosok yang baru saja menginterupsi mimpi yang sudah seminggu ini hadir dalam tidurnya.
"Kau menyanyikan lagu are you sleeping kepadaku yang sedang tidur? Kau mengganggu mimpiku, Jae."
Orang yang dipanggil Jae itu tertawa pelan sebelum menunjuk nampan berisi mangkuk bubur dan segelas teh hangat di meja nakas.
"Waktunya sarapan. Imo sudah membuatkannya untukmu."
Seongwu mengernyit, "kemana eomma?"
Pria itu heran karena yang menyambut paginya adalah sepupu bersuara emas, bukan ibunya.
"Pergi. Capek mengurus bujang tua."
Kalau cedera di tubuhnya ini tidak menyakitkan, pasti Seongwu sudah menerjang Jaehwan dan mencekik leher berlipat itu dengan jemari panjangnya. Sayangnya, kaki kiri yang mengalami patah tulang dan perihnya luka bakar membuat pergerakannya terbatas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream Firefighter
Hayran KurguSeongwoo rela menghabiskan setengah hidupnya untuk mencari petugas pemadam kebakaran tampan yang telah menyelamatkan ia dan anak yang dirawatnya demi menyampaikan ungkapan terima kasih yang belum sempat ia ucapkan. Dan berabad-abad kemudian, ia berh...