Arc 1/4, Tuhan

1.2K 203 2
                                    

Seekor ular raksasa berwarna putih menghantam dinding batu dengan keras, dinding dinding batu retak dan meninggalkan bekas berbentuk ular melingkar.

"Uh, maaf aku tidak sengaja. Aku tidak bisa mengkontrol kekuatan ku dengan baik." Kata Raphael dengan wajah penuh penyesalan. Namun di dalam hati, sangat puas, akhirnya bisa memukul tampang bodoh itu.

Ular raksasa mulai menggeliat kesakitan dan tampa disadari darah hitam mengalir di sudut mulut ular. Apakah aku terlalu berlebihan? Dia mengeluarkan banyak darah...

"Manusia, sebenarnya siapa kamu?" Ular tersebut berbicara sambil terbatuk batuk.  Raphael mengerutkan keningnya dan berkata.

"Bukankah tadi aku telah memperkenalkan diri? Kau ingat, aku Raphael!"

"Saya serius! Siapa anda sebenarnya?" Ular putih menggeram kesal. Sedangkan Raphael hanya berfikir, woah! Dia memakai kata saya anda!

"Apakah kamu ingin tahu?" Tanya ku pada ular putih. Dan dia menggangguk dengan serius.

"Sebelum itu, perkenalkan dirimu" Kata Raphael.

"Namaku Kleil Coraant, keturunan ke 11 Raja Ular Calfar Coraant" kata Kleil memperkenalkan diri.

"Raja?"

"Ya, dia adalah Raja Ular Kuno. Pada Zaman Kuno peperangan antar dewa terjadi, dialah yang memimpin iblis maupun binatang ajaib dengan darah ular sebagai pasukannya. Kemudian bertarung dan menjadi legenda yang sampai sekarang tidak pernah terlupakan" jelasnya panjang lebar.

"Oh" respon Raphael.

"Hanya itu?" Katanya dengan wajah tak percaya.

"Apanya yang 'hanya itu'?" Tanyaku balik.

"Aku adalah keturunan Raja Ular Kuno!"

"Lalu?"

"Dengan itu aku adalah iblis ular dengan darah kuno!" Bentaknya.

"Terus??"

"Maka kamu seharusnya hormat padaku!!" Bentaknya lagi dengan satu tanda seru sebagai tambahan.

"Apakah harus?"  Tanya Raphael serius.

Wajahnya sangat serius seolah dia telah mempertimbangkan sesuatu yang penting. Jika orang tidak tahu apa yang mereka perbincangkan, Kleil yakin pasti banyak orang menemukan kesalahpahaman.

"....."

Mengapa hatiku terasa sangat kesal? Batin Kleil merasa sengsara. Raphael merasa sudah cukup waktunya untuk berhenti menggoda Kleil dan langsung berkata.

"Jika kamu ingin tahu identitas ku, cukup ikuti aku kebawah dan tunggu" Setelah mengatakan itu Raphael langsung berjalan ke tengah tengah ruangan dan meneteskan darahnya ke atas sebuah segel yang membentuk lingkaran berwarna hitam.

Tidak lama kemudian seluruh ruangan bergetar dan lantai bebatuan tiba tiba membentuk sebuah anak tangga yang menjorok kedalam, begitu gelap tampa cahaya namun dari kegelapan anak tangga itu datang aura penekanan yang tinggi.

Raphael berjalan menuruni anak tangga dengan langkah kakinya yang menggema di keheningan. Jauh di belakang, Kleil telah berubah bentuk menjadi lelaki berambut putih panjang. Kleil akhirnya memutuskan untuk mengikuti Raphael. Dia ingin mengetahui siapa sebenarnya manusia di depannya ini, tidak hanya bisa sampai ketempat ini tetapi juga mengetahui ruang rahasia yang disembunyikan olehnya.

Dalam kegelapan, mereka berdua hanya diam. Entah berapa lama mereka berjalan mereka tidak tahu. Tangga batu yang lembab dan berlumut serta keberadaan jaring laba laba menandakan sudah betapa lamanya tempat ini tidak disinggahi oleh mahluk hidup.

[BL]King'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang