bbaeyr
bxb---
Perjalanan memakan waktu satu jam. Tubuh Ju-Yeon sebenarnya dari tadi berdenyut nyeri terutama bagian bawahnya. Tapi semua itu tak Ju-Yeon hiraukan demi bisa tahu kebenaran tentang bundanya.
Ju-Yeon masuk lewat pintu depan. Rumah sakit ini seperti rumah sakit pada umumnya, bisa dimasuki tengah malam dan masih ada resepsionis yang berjaga.
"Permisi Kak, ada yang bisa dibantu?"
Ju-Yeon yang datang dengan wajah pucat, bibir yang luka serta leher yang terlihat memar tentu saja menarik perhatian wanita di hadapannya.
"Kak? Ada yang bisa dibantu? Atau ... mau diobati dulu lukanya? Ingin menemui siapa di sini?"
Tanpa sadar, Ju-Yeon menangis. Air matanya mengalir cukup jelas.
"Boleh ... hiks ... boleh bertemu dengan bunda saya? Atas nama Jung Ye-Rin ... dengan wali Lee Sang-Yeon ... hiks ...."
Wanita ini merasa kasihan dengan Ju-Yeon, tapi ia tidak bisa sembarangan memberi tahu identitas pasien di sini.
"Saya tanya dokter penanggungjawabnya dulu ya, Kak? Sementara itu boleh saya antar Kakak ke ruang pengobatan? Sepertinya luka Kakak cukup banyak."
Ju-Yeon menurut, asal bisa diizinkan menemui bundanya.
Wanita ini mengenalkan Ju-Yeon ke salah satu dokter IGD sementara ia menemui psikiater yang menangani pasien atas nama Jung Ye-Rin. Kebetulan sekali beliau sedang jaga malam, makanya tadi Sang-Yeon dimintai konfirmasi langsung.
"Nama kamu siapa? Kamu masih sekolah?" tanya dokter yang hendak mengobati Ju-Yeon. "Oh, omong-omong nama saya Joshua, residen yang sedang mengabdi di sini."
Ju-Yeon menatap Joshua dengan tatapan lelah. "Saya Ju-Yeon ... kelas dua SMA."
Joshua tersenyum lalu mulai mengobati bibir Ju-Yeon. "Ada perlu apa ke sini? Ingin menemui seseorang?"
Entah kenapa Ju-Yeon mulai menangis lagi.
"Hiks ... saya mau bertemu Bunda ...."
Joshua langsung iba melihat anak remaja di hadapannya.
"Astaga—"
Joshua tak sengaja melihat lebam di sekeliling leher dan tengkuk Ju-Yeon.
"Ini ... kenapa? Kamu kenapa, Ju-Yeon ...?
Ia kemudian izin membuka mantel dan jaket Ju-Yeon dengan syarat suhu ruangannya dinaikkan.
Betapa terkejutnya Joshua saat Ju-Yeon akhirnya mau melepas sweater-nya.
Dan rasanya Joshua hampir tak sanggup mengobati tubuh Ju-Yeon saat Ju-Yeon menceritakan segalanya tentang ayahnya.
"Malangnya kamu ...." tangan Joshua gemetar. Seumur hidupnya menjalani pengabdian dokter, baru kali ini mendengar kejadian memilukan yang korbannya masih anak di bawah umur dan sang pelaku adalah anak kandungnya sendiri.
Akhirnya wanita resepsionis tadi datang bersama satu wanita yang mungkin berusia kepala empat. Beliau melihat salah satu residennya tengah mengobati anak yang ia dengar kabarnya tadi.
"So-Won, ini anak yang kamu bilang tadi?"
Wanita resepsionis tadi mengangguk. Dugaannya tentang sesuatu yang tidak beres itu akhirnya terbukti.
"Josh ... anak ini kenapa ...?"
"Oh? Dokter Bora, ini ...."
Joshua merapikan kotak obatnya dan menyelimuti tubuh Ju-Yeon karena belum boleh mengenakan sweater lagi sampai salepnya kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Constellation || The Boyz
FanficAn alluring journey of The Boyz with love❤ A special book dedicated to TheB! Make your own plot and drop your request!