14 - Ciuman pertama (?)

2.5K 225 5
                                    

Gulf menyusuri pantai sembari memotret pemandangan yang ia lihat. Beberapa kali hewan laut dan burung pantai menarik perhatiannya. Membuatnya tersenyum senang dan melupakan penatnya aktivitas menjadi seorang mahasiswa.

"Gulf"

Seseorang yang sangat Gulf kenal sudah berdiri dihadapannya. Memasang wajah datar namun mengintimidasi Gulf sampai di mundur beberapa langkah. Drake.

Biasanya dia sangat antusias bertemu dengan pemuda itu karena kekagumannya pada nilai akademik yang Drake dapatkan. Dia bisa mengatur mana saatnya bekerja dan mana saatnya untuk belajar. Tapi sekarang Gulf merasa kehadiran Drake membuatnya tidak nyaman, bahkan dia merasakan ketakutan.

"Lama tidak berjumpa" sapa Drake sambil tersenyum simpul

"Drake.. sedang apa lo disini?"

Drake mendekati Gulf, namun pemuda itu malah memundurkan langkahnya. Takut.

"Gak usah takut gitu dong. Kita kan temen" seru Drake menaikan sudut bibirnya.

"Untuk kemarin, gue minta maaf Drake. Gue..."

Drake kini mulai berani mendekati Gulf. Pemuda itu menaruh satu jarinya di depan mulut menyuruh Gulf untuk diam.

"Gak usah bahas yang kemarin lah, hari ini ya hari ini" ucapnya

Gulf yang luluh pun perlahan mendekat kearah Drake. Sampai akhirnya mereka jalan bersama menyusuri pantai yang indah. Bahkan kini Gulf merasa nyaman kembali dan rasa takut yang tadi ia rasakan hilang.

"Lo kesini sama siap..."

Tapi tiba-tiba saja sebuah benda yang ia sendiri tidak tau apa mendarat di pundaknya dengan keras. Tubuh jangkungnya ambruk seketika menghantam pasir pantai. Dia melenguh kesakitan sembari memegang pundaknya yang terasa terbakar.

"Enak yah. Abis putusin gue lo jalan-jalan sama cowok lain!" seru Drake sambil mengayun-ayunkan balok kayu yang ia pegang keudara.

Gulf bangkit "Lo gila" ucapnya sembari terus mencoba melarikan diri

"Gila kata lo?" Drake menghantamkan balok kayu itu ke perut Gulf hingga pemuda itu limbung dan kembali jatuh.

"Arghhhh..." seru Gulf sesaat setelah tubuhnya ambruk di pasir pantai.

Drake kembali mengayunkan balok kayu miliknya mencoba menghantam kepala Gulf. Sementara itu Gulf sudah terkapar tidak berdaya, matanya sudah melihat langit lurus, dan tangannya sibuk dengan nyeri diperutnya.

Namun belum sempat balok kayu itu mendarat di kepala Gulf. Sebuah tendangan berhasil diterima Drake hingga pemuda itu ambruk seketika.

"Brengsek lo!" seru Drake saat tau siapa yang menghajarnya.

Didepan mereka kini Mew berdiri dengan mata berapi-api. Pemuda itu sudah siap dengan kuda-kudanya, tangan sudah ia kepalkan siap untuk membalas perlakuan yang Gulf terima.

"Maju lo sini" tantang Mew

Perkelahian antara laki-laki pun tidak dapat terhindarkan. Beberapa kali Drake meninju wajah Mew dengan ganasnya. Tapi pemuda itu tidak tinggal diam, dia pun berkali-kali pula mendaratkan bogem mentahnya di wajah mulus Drake hingga babak belur.

Sementara itu Gulf sudah tidak sadarkan diri. Matanya sudah tertutup rapat. Pingsan.

Butuh waktu sedikitnya 15 menit untuk Drake dan Mew saling adu jotos. Sampai akhirnya Mew memenangkan pertarungan. Tubuh Drake ambruk dan dia sempat memuntahkan darah dari mulutnya mengotori pasir pantai.

"Untuk hari ini gue maafin lo. Tapi kalo lain kali gue ketemu lo, habis lo sama gue!" sungut Mew kemudian berjalan kearah tubuh Gulf.

Tidak susah untuk Mew membawa tubuh besar Gulf di pundaknya. Walau tubuhnya sedikit kalah dengan tubuh pemuda itu, tapi dia sangat mampu untuk membawa Gulf di punggungnya.

Dengan kekesalan yang masih tergambar di wajahnya, Mew membawa Gulf ke penginapan mereka. Tubuh Gulf berayun di punggungnya dengan keadaan tidak sadar. Beberapa kali dia terlihat menaikan tubuh pemuda itu agar tidak jatuh.

"Weit.. Gulf kenapa Mew?" Mean yang sedari tadi berkeliling melihat Mew langsung menghampirinya.

Sementara itu Plan yang tidak jauh dari mereka hanya menutup mulutnya ngeri.

"Gue bawa dia ke kamar dulu yah" ucap Mew meninggalkan Mean dan Plan segera

Setibanya dikamar Mew segera menjatuhkan tubuh Gulf diatas tempat tidur. Mew segera mengambil tisu dan mengelap wajah Gulf yang penuh keringat. Tanpa ia duga pemuda itu terbangun dan menatapnya. Jarak wajah mereka kini hanya tinggal beberapa senti saja.

Gulf mengangkat kepalanya mendekatkan wajahnya dan langsung mencium bibir Mew pelan tanpa aba-aba. Setelah bibir mereka saling bertemu Gulf memejamkan mata dan kembali ambruk di tempat tidur. Ciuman itu membuat Mew terkejut dan terdiam untuk beberapa saat.

Ujung bibirnya naik perlahan. Matanya berbinar dan dia mengusap bibirnya lembut. Dia tidak menyangka kalau bibir Gulf selembut itu. Wajahnya memerah dan hatinya berdegup kencang.

"Apa sekarang gue udah suka lo, Gulf?" desis Mew sembari menatap pemuda di hadapannya itu.

***

Malam harinya Gulf terbangun. Semua tubuhnya terasa nyeri karena pukulan tadi siang. Dia bangkit dari tidurnya dan berjalan sedikit limbung dan beberapa kali terjatuh.

Mew yang datang dari membeli makan segera memapah tubuh pemuda itu kearah meja makan.

"Tubuh lo masih sakit Gulf?" tanya Mew sembari membantu Gulf untuk duduk

"Nyeri doang" jawabnya

Mew membuka plastik yang ia bawa "Gue bawain nasi ayam basil kesukaan lo nih. Makan yah"

Gulf terkekeh "Nasi ayam basil lagi? Gue kira bawa seafood apa kek, kan nuansa kita lagi dipantai"

"Lo mau seafood? Gue cariin deh"

Gulf menahan tangan Mew "Gak usah. Gue bercanda doang"

Mew tidak memperdulikan omongan pemuda dihadapannya itu. Dia hanya perduli pada tangan Gulf yang kini mendarat di lengannya dengan erat. Ada kebahagiaan yang Mew rasakan, tapi dia belum bisa mengungkapkannya. Masih perlu sedikit waktu agar dia tau perasaan apa yang ia rasakan pada Gulf.

"Muka lo gak papa tuh? Babak belur gitu"

"Babak belur kan gara-gara lo juga" jawab Mew sambil terkekeh.

"Maafin gue ya Mew. Gara-gara gue lo jadi kayak gini. Ternyata penolakan itu berbuntut panjang untuk gue" seru Gulf sambil menundukan kepalanya.

Mew mengangkat dagu Gulf perlahan "Liat gue. Yang lo lakuin itu udah bener. Seenggaknya lo terbebas dari cowok kasar dan pemarah kayak Drake itu. Pilihan lo tepat Gulf"

Lagi-lagi wajah Gulf memerah. Dia malu. Wajah mereka kini saling berhadapan.

Mew membuka kotak nasi miliknya. Dan Gulf sudah makan bagiannya. Nasi ayam basil kesukaannya kini tampak lezat. Mungkin karena efek belum makan apa-apa sejak tadi pagi.

"Oh iya Gulf. Tadi pas lo sadar, gue kaget lo cium gue" seru Mew sembari memasukan sendok berisi nasi dengan ayam basil ke mulutnya

Gulf yang terkejut segera menyemburkan makanan yang ada di mulutnya hingga mengenai wajah Mew.

"Cium? Gue nyium lo gitu?" tanya Gulf tidak percaya. Matanya menatap Mew dengan pertanyaan.

"Jadi ciuman tadi itu ciuman gak sadar lagi? Oke deh bibir gue ini kayaknya cuma berguna pas lo gak sadar aja" ucap Mew kemudian berlalu meninggalkan Gulf dan membawa makanannya pergi.

"Mew mau kemana? Mew?"

Selepas kepergian Mew, Gulf memegang bibirnya perlahan. Dan sejurus kemudian dia sadar apa yang terjadi sesaat sebelum dia pingsan. Dirinya mencium Mew dan kemudian jatuh pingsan.

"Sial!" desis nya pelan

****

TBC

Can you see my sign [Completed] SUDAH TERBITT!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang