Chapter 7

1.5K 133 15
                                    

Rumah Off

"Ceritakan pada Papa, Off!" ucap Ter pada anaknya.

Off menceritakan dari awal kenal dengan Gun sampai kejadian itu terjadi. Ia merasa malu menceritakan hal tersebut pada orang tuanya. Pasti dia akan mendapat hukuman dari ayahnya.

"Apa!!!!!" Ter sangat terkejut hampir tidak bisa berkata kata. Berbeda dengan Davi yang sudah tahu duluan. Ter hampir menampar wajah anaknya bila saja Davi tidak segera menenangkannya.

"Tenangkan dirimu Ter, lebih baik sekarang kita cari jalan keluarnya. Yang terpenting sekarang kita harus meminta maaf pada Gun dan keluarganya."

Ter merasa sangat buruk, terlebih lagi orang tua Tay dan Gun adalah sahabat mereka. Bahkan mereka sering bertemu di London.

Orang tua Off dan Off pergi menuju rumah Gun.

Sesampai di rumah Gun, dengan perasaan takut dan bersalah Off duduk diruang tamu menunggu sang tuan rumah.

Tay yang diberi tahu maid jika Off dan orang tuanya datang, langsung bergegas turun. Sebenarnya ia sangat malas melihat muka Off tapi ia tidak bisa mengabaikan orang tua Off yang sangat ia hormati.

"Siang Om Ter, Tante Davi."
"Siang Tay, maaf menganggu weekend mu"
"Tidak Om, kapan Om dan Tante pulang dari London?"
"Tadi pagi Tay. Tay, om bisa bicara?"

Tay memandang wajah Off dan Davika, lalu menganggukan kepalanya. Off hanya menunduk diam tidak mengeluarkan suara apapun.

"Kedatangan kami kesini, untuk meminta maaf soal Off yang melakukan hal buruk pada adikmu, Tay. Om tahu ini sangat fatal terlebih lagi orang tua kamu adalah sahabat kami. Om tidak menyangka jika Off berani melakukan itu."

"Jika ingin meminta maaf, minta maaflah pada adikku langsung." Tay menatap tajam Off yang masih menunduk.

"Dimana Gun, biar Om dan Tante menemuinya?"
"Tunggu sebentar"

Tay menyuruh maid untuk memanggil adiknya turun. Saat Gun menuruni tangga, matanya melihat Off. Rasa sakit itu kembali lagi. Tapi Gun tidak enak jika ia menolak bertemu orang tua Off. Karena Gun juga sangat mengenal Ter dan Davi.

"Gun.. duduk disini" Tay menepuk sofa sebelahnya.

Off menatap Gun, wajah yang ia lihat sebelumnya tampak segar kini terlihat sangat pucat, matanya tidak lagi memancarkan kegembiraan. Tubuh Gun terlihat kurus dari sebelumnya, Off semakin merasa bersalah. Gun terlihat sangat lesu.

Davika mendekati Gun dan memeluk pria mungil itu. Ia merasa sedih melihat keadaan Gun, apalagi ini adalah ulah anaknya sendiri. Sama dengan Ter yang memandang Gun dengan rasa tidak enak.

"Gun, apa kabar? Tante kangen kamu, lama sekali tidak melihatmu." Davika mengelus elus punggung Gun.

Gun hanya tersenyum lembut.

Tatapan Off tidak lepas, ia terus memandangi Gun. Sampai suara deheman Tay mengalihkannya.

Ter mulai berbicara, ia memohon maaf pada Gun dengan sangat tulus. Gun hanya diam dengan matanya yang berair, Tay memegang tangan Gun menguatkan. Ia tahu, adiknya pasti akan menangis.

Gun tidak menangis, ia hanya diam sambil menatap wajah ayah Off dan Off. Ter terdiam, ia menunggu jawaban Gun. Akankan Gun memaafkan anaknya?

.......

.......

.......

"Kenapa Om yang meminta maaf, kenapa tidak phi Off langsung? Apa begitu sulit meminta maaf sampai harus meminta tolong pada orang lain untuk memohon mendapatkan maaf?"

FOUR LOVE [OGTN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang