Chapter 19

2.8K 153 64
                                    

Sudah lama tidak berjumpa denganmu, apalagi mendengar kabarmu. Aku sudah tidak lagi mempertanyakan kepergianmu, ataupun menyalahkan diriku karena ketidakbisaanku untuk mempertahankanmu disisiku.

Bahkan, kini aku telah menerima kenyataan bahwa tanpamu, ternyata aku bisa baik baik saja.

Tetapi hari ini, tak sengaja kita bertemu di galeri foto milik teman phi Tay. Kita berdua tersenyum.

Melihatmu seperti itu, timbul rasa penasaran dalam diriku.

Apa kabarmu sekarang? Baik baik sajakah? batin Gun.

Masihkah kamu sering menangis ditengah malam karena kamu merasa sendirian? batin Off.

Masihkah kamu merasa kalau beban yanh ada dipundakmu terlalu berat? batin Gun seakan membalas apa yang ada didalam mata pria dihadapannya.

"Apakah sudah ada seseorang yang menemanimu? batin Off membalas.

Entah bagaimana ceritanya, kini kita kembali ke titik awal.

Di mana tidak ada kata kita dan yang ada hanya kata aku dan kamu.
Dimana kita kini hanyalah orang asing yang pernah menjadi bagian penting di kehidupan masing masing.

Akahkah kita berpura pura seperti orang asing yang tidak pernah mengenal satu sama lain?

Aku tidak tahu harus melakukan apa dengan semua kenangan akan dirimu. Semua pengingat akan kita yang dulu.

Haruskah aku melupakannya karena kau bukan milikku lagi? Atau haruskah aku tetap mengingatnya karena hanya itulah yang tersisa darimu.

Dulu ponselku selalu berdering dengan notifikasi darimu. Kini nada dering itu hanya sesekali terdengar dalam keseharianku.

Dulu kamu selalu ingin tahu mengenai hari hariku. Kini menanyakan kabarku saja hanya seperti sebuah formalitas yang dipaksakan.

Dulu ketika aku bercerita kalau aku sedang sedih, kamu akan segera datang menghiburku, meskipun kamu sedang sibuk dengan hal lain. Kini di saat air mataku menetes di depanmu, bereaksi saja kamu pun tidak.

Yang aku tahu hanyalah, aku sudah kehilangan dirimu.

○○○

Off menggenggam tangan Gun dan menyeretnya ke arah toilet.

"Bisakah kita menghentikan ini Gun?!"
"Maksud phi Off apa?"

"Aku lelah terus berpura pura. Bisakah kita menghentikan ini sekarang juga? Atau kamu akan menahannya hingga aku mati? Apa kamu ingin aku mati jadi kita bisa menghentikan kepura puraan ini? Kalau begitu bunuh saja aku sekarang Gun! Bunuh aku!"

"Stop phi! Jangan bicara seperti itu. Itu menyakitiku.. hiks.. hikss..."

Off menarik Gun kedalam pelukannya. Ia tidak bisa menahannya lagi lebih lama. Ia lelah terus berpura pura bisa hidup tanpa pria mungil di hadapannya, padahal kenyataannya ia setiap hari tersiksa dengan itu.

"Berhentilah berpura pura Gun, aku lelah. Apakah kamu tidak lelah? Aku selalu merasa hancur setiap melihat sorot matamu yang penuh kesakitan."

"Gun lelah phi..."

"Bisakah kita berhenti"

Gun mengganggukan kepalanya. Off melepaskan pelukannya.

"Benarkah?"

Gun mengangguk lagi lalu memeluk pria dihadapannya erat erat.

"Aku merindukanmu Gun, aku mencintaimu, aku tidak bisa tanpamu"

"Gun juga merindukan phi, Gun sangat mencintai phi Off"

Air mata keduanya pun mengalir. Dua orang yang selama ini mencintai pun kembali pada pelukan yang seharusnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FOUR LOVE [OGTN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang