Chapter 16

1.2K 101 11
                                    

Aku memutuskan untuk mencintaimu dalam diam, karena dalam diam, aku tidak perlu takut untuk menerima perlakuanmu yang menyakitiku

Aku memutuskan untuk mengagumimu dari jauh, karena dengan adanya jarak, aku akan terlindungi dari rasa sakit.

Aku memutuskan untuk memelukmu dalam mimpi, karena (hanya) di dalam mimpi, kisah kita tidak akan pernah berakhir.

Setiap malam Gun akan melamun dikamarnya sembari menatap langit malam di balkon.

"Jangan terus melamun, tidak baik nong" kata Tay.
"Tidak phi, hanya sedang menikmati angin malam."
"Cepatlah masuk, phi mau pergi"
"Kemana?"
"Bertemu New"

Lalu Tay mencium kepala adiknya dan keluar dari kamar.

Suatu hari nanti, aku akan bisa menerima kalau kau tidak akan pernah bisa untuk aku miliki seutuhnya
-Gun-

○○○

"Tay, yang benar saja kamu kemari semalam ini"
"Aku merindukanmu, apa tidak boleh?"
"Bukan begitu. Aku takut ada penjahat saat kamu dijalan"
"Tidak akan"

New membuang napasnya, kekasihnya memang sangat keras kepala. Ia khawatir bila Tay pergi menemuinya malam malam seperti ini, siapa yang tahu di jalan bisa saja ada penjahat atau begal mungkin.

"Ada yang mau diceritakan?" tanya New lembut sambil mengelus pipi kekasihnya. Posisi mereka sekarang sedang berbaring diatas kasur.

"Aku sedih adikku terus disakiti oleh si brengsek Off! Dia sahabatku, tapi kenapa harus adikku yang ia sakiti. Aku sungguh membencinya, New...

"Dulu dia sudah melakukan kesalahan sekali dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi nyatanya janji hanyalah omong kosong belaka"

"Aku juga tidak menyangka jika Off melakukan semua ini, terlebih lagi ia kembali bersama Mild. Itu sangat membuatku terkejut, karena orang tua Off sangat menentang hubungan mereka."

"Aku sangat kecewa New. Aku tidak mau mengenalnya lagi, dia bukan sahabatku."

"Jangan bicara seperti itu, dia tetap sahabatmu Tay. Jangan lupakan berapa lama kalian bersahabat. Aku tahu kamu kecewa, aku juga. Tapi, ada baiknya jika kamu mau memaafkannya."

"Entahlah..."
"Aku bicara seperti ini bukan karena aku membela sepupuku, aku hanya tidak bisa membayangkan persahabatan yang dibangun bertahun tahun harus hancur."

Tay meneteskan air matanya. Perasaannya sungguh sedih, ia sedih adiknya terus tersakiti dan yang lebih menyakitkan sahabatnya sendiri yang melakukannya.

New mengusap air mata pria itu.

"Aku menginap ya" kata Tay.
"Tidak tidak! Besok aku harus berangkat pagi pagi sekali dan kamu juga kerja kan"
"Kenapa harus berangkat cepat?"

"Aku ada urusan."
"Urusan apa? Aku menginap na na na..." kali ini jurus memelas dikeluarkan Tay.
"Er..."
"Lalu urusan apa?"
"Bukan apa apa. Kamu tidak perlu tahu."

Tay membuang napasnya kasar, kekasihnya selalu saja tertutup.

"Kamu selalu seperti itu New. Kamu tahu semua tentangku, tapi kamu tidak pernah mengizinkanku tahu dirimu lebih dalam. Bahkan sepertinya aku tidak tahu apa apa tentang kekasihku sendiri."

"Tay, aku tidak bermaksu...."
"Tidurlah. Jangan sampai besok terlambat" Tay mencium kening pria dihadapannya, lalu menarik selimut dan tidur.

New merasa bersalah, ia memang tidak pernah menceritakan kehidupan pribadinya pada sang kekasih. Suatu hari ia akan bercerita, tapi tidak sekarang.

FOUR LOVE [OGTN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang