Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You left me paralyzed No cure, no rehab for me Funny that you got the nerve to keep askin' me
Tidak ada yang pernah tahu, sosok yang dahulu adalah pengukir senyuman di wajah Renjun sekarang telah menjadi penggores hati terdalamnya.
Perpisahan tanpa kejelasan.
Meninggalkan Renjun dengan seribu tanya dalam benak.
How I've been You're the victor in this pageantry But the only trophy you deserve, catastrophe
Dahulu, Renjun pernah yakin seyakin-yakinnya dan percaya bahwa perempuan itu adalah sosok yang tepat untuknya.
Cho Miyeon, namanya.
Gadis yang sukses memenangkan hati seorang Huang Renjun.
Tapi, waktupun menyingkap kebenarannya.
I'd rather we be dead to each other No eulogies said for each other No rest in peaces The memories got my chest in pieces
Renjun sudah berusaha berdamain dengan masa lalunya. Berusaha melepaskan, merelakan dan menerima bahwa Miyeon bukanlah untuknya.
Sakit di hatinya berusaha abaikan.
Kebencian dalam dirinya, berusaha ia telan sendiri.
Namun, kenangan-kenangan manis bersama Miyeon sudah terlanjur menjadi duri menusuk dalam dagingnya.
I'm prayin' that your eyes are the first to go The way they looked when you smiled, the way they opened and closed
Mata indah Miyeon masih terus membayangi benak Renjun. Ingatan Renjun setiap kali Miyeon memandangnya dengan penuh cinta. Setiap kali mata sang hawa menyipit cantik ketika menertawai lelucon yang Renjun ceritakan.
Mata dengan bulu lentik indah itu, masih teringat jelas dalam angan Renjun.
Then your nose, every single breath against my neck.
Rasanya baru kemarin, Renjun masih mendengar deru nafas Miyeon di dekatnya. Hembusan nafas Miyeon di tengkuk dan kulit Renjun saat mereka sedang berpelukan maupun bergelung dalam peraduan.
Semua masih terasa jelas.
And then your lips, every empty promise made and said.
Bibir tipis Miyeon, lembut dan manisnya juga masih terekam jelas dalam memory Renjun.
Juga, perkataan dan janji manis Miyeon pada Renjun yang dengan bodohnya sempat begitu Renjun percayai.
