Renjun x Miyeon
Beauty queen of only eighteen she
Had some trouble with herself
He was always there to help her
But she always belonged to someone elseKehidupan malam bukan lagi hal asing untuk Renjun. Memandangi sekumpulan manusia yang sedang mencari pelarian dari masalah hidup mereka. Ada yang melampiaskannya ke minuman alkohol, ada yang mengeluarkan segala unek-uneknya di lantai dansa ditemani dentuman musik keras. Semua memiliki caranya sendiri.
Renjun yang hanya seorang bartender entah harus senang karena rejekinya kian lancar lewat kedatangan para manusia ini atau harus merasa miris karena harus memandangi pemandangan yang sejujurnya cukup mengiris perasaan Renjun.
Di beberapa titik di ruangan berisik ini, di antara sofa-sofa dan meja minum yang disediakan, Renjun bisa melihat melihat keberadaan pria-pria hidung belang nan serakah akan belaian wanita. Ya, ini juga salah satu pelayanan alternatif yang tersedia di tempat dimana Renjun bekerja. Atasan Renjun sepertinya memang cerdas dalam berbisnis. Ia mengerti sekali bahwa terkadang minuman dan musik tidak akan cukup. Wanita malam untuk menghangatkan ranjang para pria berdompet tebal juga bisa menjadi salah satu sektor untuk mengais keuntungan.
Namun, bukan itu yang membuat hati Renjun terasa sesak. Ayolah, Renjun itu bukan pendeta maupun orang suci yang rela bersedih hati dan menaruh prihatin kepada para lelaki haus belaian tersebut. Itu pilihan mereka, Renjun sama sekali tidak peduli.
Renjun marah pada dirinya sendiri yang hanya bisa diam menatap dari kejauhan ketika perempuan yang begitu ingin ia lindungi sedang dicumbu oleh lelaki paruh baya tak sadar usia. Sandiwara perempuan itu begitu lihai, seakan-akan dirinya amat menikmati belaian dari tangan kasar lelaki tua tersebut.
"Renjun-ah, gelasnya bisa pecah kalau kau genggam seerat itu," teguran halus rekan satu profesinya menyentak Renjun.
Ah, Renjun benar-benar butuh sesuatu untuk melampiaskan kecamuk emosinya.
Tap on my window, knock on my door, I
Want to make you feel beautifulPukul tiga dini hari, Renjun sudah berada di apartemen sempit sederhananya. Meski begitu, setidaknya Renjun memiliki tempat berteduh. Toh, apa yang bisa diharapkan dari seorang mahasiswa perantauan yang bekerja di kelab malam setiap hari?
Ia harus segera tidur sebelum nanti pukul sembilan pagi harus kembali bangun untuk menimbah ilmu.
Sayang, suara derit pintu apartemen Renjun membuat pemuda itu mau tak mau bangkit dari ranjangnya untuk melihat sang tamu.
"Injun-ah annyeong, ha ha ha.." suara menggemaskan yang disusul oleh tawa hambar menyapa Renjun. Perempuan itu tersenyum, namun hanya kekosongan dan kehampaan yang Renjun lihat dari kedua netra perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SONGS - FT. NCT DREAM
Fanfictionsong-fiction collection with Dreamies as a cast enjoy 💚