Chapter 07

156 8 2
                                    

Sakura meloncat dari tiang rumahnya ke tiang lainnya sampai menuju kamar tidurnya sendiri. Hari ini sungguh melelahkan. Kabur untuk pertama kalinya mungkin tidak ada salahnya, lagipula ia sudah cukup merasa menderita.

Sakura menidurkan dirinya di kasur. Menatap langit-langit kamarnya. Mungkin menjadi atap rumah tidak akan lebih buruk daripada kehidupannya.

Sakura menatap ke arah pintu karena ada suara ketokan. Sakura segera bangun dan duduk di ujung kasur dengan tatapan angkuh.

Seorang pria paruh baya memasuki ruangan dan mendapati Sakura berada dikasur, "Syukurlah kamu tidak apa-apa"

Sakura menatap datar dan merasa sangat masa bodo.

Kizashi duduk di dekat putrinya. Ia ingin memegang pundak gadis itu. Tapi, ia yakin jika Sakura akan menolaknya, "Tou-san tau... Kamu pasti akan membenci semua kejadian hari ini"

Kizashi menatap tangannya yang saling memegang tangan satu sama lain, "Aku tau aku bukanlah seorang Tou-san yang baik. Aku hanyalah seorang pecundang yang tak bisa menjaga anaknya sendiri. Aku ingin melindungimu ta--"

Ucapan Kizashi terpotong karena tiba-tiba saja Sakura berdiri, "Hari ini aku sudah cukup lelah. Ku harap kau bisa mengerti hal itu. Sekarang kau pergi dari sini" Ujar Sakura dengan nada datar.

"Sakura aku mohon... Dengarkan aku sekali ini lagi..." Kizashi bangkit dan menatap Sakura dengan mata yang hampir berkaca-kaca.

"Sudahlah, aku tidak ingin membahas hal ini lagi. Sudah cukup aku mendengarkan semua bualan palsumu itu!! Aku tak menyukai orang yang hanya berbicara dari mulutnya saja tapi, aku lebih suka jika kau melakukannya dengan tindakan!" Sakura mengepalkan tangannya.

"Sakura... " "KELUAR!!" Teriakan Sakura yang begitu keras membuat Kizashi kehilangan semua kata-katanya.

Kakinya begitu saja pergi meninggalkan kamar penuh kegelapan itu. Kizashi menutup pintu kamar Sakura dengan sumpah serampah yang ia sebutkan dalam hatinya.

Tubuh Sakura begitu lemas dam akhirnya ia terdiam terduduk di kasur. Sakura memegang kepalanya. Frustasi. Dia tidak ingin melakukan hal ini tapi... Dia sudah membuat dirinya kehilangan seseorang yang penting.

🌸

🌸

🌸

🌸

🌸

*THS (Tokyo High School)*

Suara hentakan sepatu bergumam di lorong sekolah. Kaki jenjang yang putih melangkah tanpa ragu. Keempat gadis cantik THS berjalan di lorong sekolah, tanpa sesosok Sakura.

Hari ini mereka sengaja datang lebih awal karena mereka memiliki urusan penting masing-masing disekolah untuk hari ini. Tenten memeluk tubuhnya sendiri, karena cuaca yang sangat dingin di pagi hari yang begitu cerah dan tentu saja berangin.

Hinata menghentikan langkahnya spontan, hingga membuat Tenten, Temari, dan Ino kebingungan. Hinata berjalan mendekati kaca. Dinding lorong THS terbuat dari kaca, sehingga membuat Hinata bisa melihat dengan jelas gadis 'dingin itu'

Hinata menempelkan tangannya dikaca. Menatap lurus ke arah Sakura yang entah sedang apa. Ia tidak bisa memandang wajah Sakura karena Sakura duduk membelakangi dirinya.

Hinata menolehkan kepalanya, saat ia merasakan sebuah telapak tangan memegang bahunya. Temari menggeleng- gelengkan kepalanya.

°•Hanya Kita berdua•°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang