Chapter 3

24K 2.7K 88
                                    

Matanya mengerjap kala sinar mentari pagi menyerobot masuk kedalam penglihatannya. 


Lou, pemuda manis tersebut memandang sekitar mengamati dengan lekat .


Tersenyum getir setelahnya .


Menertawai sikap bodohnya semalam yang membuatnya berada dalam pulau yang entah dimana sekarang.


Menatap keluar jendelanya yang langsung disuguhkan deburan ombak di pagi hari .


Menghela nafasnya menatap titik jauh di depan sana.


Tersenyum kecil setelahnya .


Bermain eh?

Tak buruk .


"Baiklah itu yang kalian berdua inginkan, kalian dapatkan, jadi-----

Senyum tipis Lou ulas pada wajah manisnya yang tertepa sinar mentari pagi

----mari menjadi seorang aktor yang baik Lou".

Menoleh kala suara pintu terbuka .

Davin

"Bagaimana tidurmu,babe?".

Davin berjalan mendekat

Lou hanya hanya bergumam . Memilih mendudukan dirinya pada sofa yang menghadap pantai .

Davin menganggukan kepalanya mengerti mendudukan dirinya di samping si manis .

"Lou".

"Hm".

"Louise"

"Hm".

"Perlukah aku memberi tahu mu tentang untuk apa fungsinya mulut selain untuk makan?".

Lou kenal baik dengan Dav ia begitu dingin dalam berbicara .

Angkuh

Seperti Mav .

"Apa".

Malas berdebat.

Memperdalam sandiwaranya.

Tersenyum kecil.

"Kau tahu bahwa aku dan Mav bukan orang yang baik,benar?. Jadi, jangan menjadi anak yang nakal karena aku begitupun dengan Mav Takan suka akan itu, jadilah anak baik maka semuanya akan baik-baik saja, apa kau mengerti,babe?".

Ada pilihan lain selain menganggukan kepalanya?

"Aku membutuhkan jawaban atas jawabanku babe, bukan sekedar anggukan dari kepala mu itu".

Lou menatap Dav lalu tersenyum tipis kala menatap wajah Dav .



"Aku mengerti".



Dav mengusak rambut Lou lalu mengecup bibirnya memberinya sedikit lumatan.

Lou bergeming, semuanya terlalu cepat untuk ia hindari .



"Bersihkan dirimu,walaupun aku yakin tubuhmu sudah bersih namun kau harus mandi, setelah itu turun kita sarapan".


Berlalu begitu saja meninggalkan Lou yang beralih menatap pantai yang tenang .


Beranjak .

Ia butuh mandi .

.

Mav serta Dav tertegun .

Disana Lou berjalan dengan langkah anggunnya memakai pakaian serba putih berbahan satin membuatnya tampak indah .


"Kau indah sayang, sangat indah".

Mavin mengutarakan apa yang berada dalam hatinya . Kejujuran.


Lou tak menghiraukan ia memilih duduk bersebrangan dengan kedua saudara tersebut.


Kedua saudara tersebut menatap Lou dengan lekat . Lou merasakan itu jadi ia mendongak lalu bergumam 'apa?'.


"Apa aku menyuruhmu untuk duduk disana,sayang?".


Tahu nada bicara Mav? Tegas

Jika bukan karena rencananya Lou pasti akan memukul kedua saudara itu .


Hahh

Berjalan mendekat lalu duduk di antara keduanya .

Mereka bertiga makan dengan tenang .

Setelah selesai dengan kegiatannya Mav menggiring Lou keruang tengah. Terduduk di sofa yang lembut di ikuti oleh Davin .


Lou tak berontak .


Ingat sandiwaranya.


Jadi ia diam saja ketika tubuhnya didudukan diantara keduanya .


"Kau tahu, aku senang kau amat menurut seperti ini,sayang".


Mav mengecupi tangan Lou .


"Teruslah menjadi anak baik untuk kami,babe".



Dav menjatuhkan kepalanya pada paha Lou mendusalkan wajahnya pada perut si manisnya .





"A-aku ingin kembali ke kota".




Dav sontak terduduk .


Mav menatap Lou dengan datar .



Namun, satu tingkah keduanya membuat Lou benci setengah mati .


Lou bersumpah.


Ia melihat keduanya tersenyum .



"Aku tahu, apa yang berada di dalam pikiran kecil mu itu, jadi jangan berbicara hal bodoh,sayang".















































Like a mood . Hanya up karna mood aja




Author lagi kesel .


Cerita yang seru cerita apa ya?

Kirakira yang hampir sama kaya cerita Diana gitu . Hehe


Me Si Potes Capere (BOYXBOY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang