seventh

382 30 0
                                    

"Maksudku, aku tidak ingin menikah dengan mu Can, dan sebenarnya aku ingin memberitahu mu kalau besok aku akan pindah ke London, ayah yang menyuruhku.".

"Jadi bagaimana dengan anak ini?".

...

Can terbangun dari Mimpinya dengan nafas yang terburu-buru. Air matanya tiba-tiba keluar, dan yang dia rasakan sekarang adalah sedih. Kata-kata yang Crist lontarkan padanya saat menolak dirinya dan bayinya, terulang dalam mimpinya. Ini adalah pertama kalinya dia mempikan hal seperti ini. Dia tak pernah bermimpi tentang masalalu nya, dan itu sangat memuakkan.

Sebagaimana kau mengubur dalam cerita buruk itu, berusaha melupakannya untuk waktu yang lama, dan dengan mudah kembali bangkit hanya melalui mimpi yang bahkan hanya potongan dari kejadian itu.  Itu menyakitkan, dia sama sekali belum bisa mengubur dan melupakan kejadian itu. Apa yang harus dia lakukan kalau begitu, dia sudah berusaha melupakannya tapi itu tetap datang. Dan dia sadar, dia masih mencintai Pria sialan bernama Crist itu. Dia belum benar-benar melupakan pria itu. Can tahu, dia juga mencintai Tin, dan dia juga masih mencintai Crist, dia tak tau kenapa harus mencintai dua pria secara bersamaan, apa Cinta seperti itu?. Batinnya terus saja bertanya dan ikut menangis.

"Ada apa?." Can tersentak kaget, ketika suara dari arah belakangnya mengejutkannya. Dia menoleh dan mendapati Tin yang masih berbaring di tempatnya tapi dengan mata terbuka. Pria itu tak menggunakan bajunya dan membiarkan tubuhnya terbuka yang bagian bawahnya hanya di tutupi selimut.

Sekilas Can, mengingat bahwa tubuhnya sama sekali tak memakai apapun dan, hanya ditutupi selimut yang sama yang Tin gunakan untuk menutupi tubuhnya. Pria kecil itu menarik sebagian besar lagi selimut ke arahnya, menatap tubuhnya dengan rona merah di kedua pipinya. Dia menyentak kuat selimutnya hingga terlepas dari tubuh Tin. Menyisakan seonggok tubuh Tin yang hanya memakai boxer, pipi Can bertambah memerah malu, serta menundukkan kepalanya.

"Kau Malu?." Tanya Tin, menginterupsi pria bertubuh kecil yang berbalut selimut tebal di tubuhnya, sehingga membuat tubuhnya terbenam dalam selimut, dan tampak malu-malu. Pria kecil itu tak menanggapinya sama sekali, hanya sibuk dengan dirinya sendiri. "Apa kau malu karena kejadian semalam?!." Lanjut Tin, kali ini membuat Can menanggapinya dengan mata melotot dan seluruh wajah yang memerah.

"Aku tidak malu!." seru Can, wajahnya tampak kesal dan marah. Tapi, Tin hanya tersenyum geli dan berusaha menahan tawanya. Membuatnya semakin marah. Apa yang sedang di tertawakan pria itu, apa ada yang lucu, batin can.

"Baiklah, jadi apa kau ingin duluan mandi, atau aku dulu?." Can tak menjawab, malah beranjak dari tempat tidurnya dengan selimut yang masih terbalut di tubuhnya, langkahnya menuju ke arah kamar Mandi. Dia memutuskan untuk mandi lebih dulu, merasa tubuhnya sudah lengket dan membuatnya tak nyaman.

"Jangan bawa selimutnya. Aku masih mau tidur Can." Seru Tin, saat Can baru maju beberapa langkah, langsung menoleh ke arahnya.

"Kau pikir aku akan berjalan dengan tanpa baju, bodoh!." Teriak Can, merasa di ejek oleh Tin. Tentu saja Tin menanyakan itu karena hanya ingin menggodanya, dia tak benar-benar ingin Tidur. Tin banya tertawa terbahak-bahak di atas tempat tidurnya, membuat Can mendengus keras merasa di permainkan oleh Tin. "Ku pukul kau nanti, Medthanan bodoh...!" Gumam Can, masih menatap Tin sinis yang sedang menikmati tawanya lalu berbalik melanjutkan langkahnya yang di hentikan oleh Tin.

Blamm...

Tawa Tin terhenti mendadak, sambil terlonjak kaget, matanya melotot tak percaya, menatap ke arah pintu kamar mandi yang tadi baru saja di banting Can. Dia terdiam untuk beberapa detik.

"Bagaimana tenaganya begitu kuat, bahkan badannya saja sekecil itu. Apa ini yang di namakan The Power of Male Pregnant?." Gumam Tin pada dirinya sendiri, tak percaya jika Can baru saja membanting pintu dengan keras, apa dia sedang marah, batin Tin. Dia menelan berusaha menelan ludahnya yang mendadak sulit untuk di telan. Can marah padanya dan itu akan berbahaya.

Stuck In The Darkness (Tin&Can story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang