Fifth.

366 31 0
                                    


Ding.Ding.Ding..

Can membuka matanya, saat bell pintu berbunyi berulang-ulang. Dia beranjak bangun dari tidurnua menjadi duduk, sambil mengucek matanya pelan. Dia melirik jam di dinding, menunjukkan pukul 02.30. Itu artinya dia sudah tidur satu jam setengah tapi rasanya dia masih mengantuk.

Ding.Ding.Ding..

Bell kembali berbunyi, Can segera bangkit dan berjalan menuju Pintu, membuka kuncinya, dan membukakan pintu untuk seseorang di balik Pintu.

"Caaaannn!." Can bisa merasakan sakit di telinganya saat orang itu memanggil namanya di telinganya, dan dia hampir jatuh terjungkal akibat pelukan tiba-tiba dari orang itu, dia pasti terjatuh jika saja seseorang tak menahan tubuhnya.

Good melepas pelukannya dari tubuh Can sambil tersenyum bahagia. Dia benar-benar tak bisa mengontrol dirinya sendiri, saat ini dia sangat bahagia, dia bertemu dengan Can, dan dia sangat merindukan Pria mungil yang dulu sering di peluknya.

Pria bernama Good itu kembali memeluk Can, kali ini sangat erat. Can hanya pasrah, tapi dia tak bisa bernafas, dia berusaha melepaskan pelukan Good.

Saint dan Techno hanya menatap keduanya memaklumi. Saint Menatap lekat wajah Can, merasakan dia sangat merindukan sahabat mungilnya, dia masih  tak percaya jika dia akhirnya bertemu dengan Can hari ini.

Good masih tak melepas pelukkannya pada Can, sampai di merasakan aneh dari tubuh itu. Tubuh Can tak lagi sekecil dulu dan, seperti ada sesuatu yang mengganjal di area perutnya. Good melepas pelukannya, mundur selangkah ke belakang agar dia bisa mengamati perubahan tubuh Can.

Menatap Can dari atas sampai bawah. Mata Good membulat, terkejut tak percaya dengan apa yang di tangkap retina matanya. Perut Can yang dulunya rata dengan pinggang dan tubuh yang ramping kini membuncit. Techno dan Saint yang melihat tingkah Good merasa heran.

"Can, apa kau..?." Suara Good tercekat, sambil menunjuk ke arah perut Can, tenggorokannya seperti tak sanggup melanjutkan Ucapannya. dia sangat tak percaya dengan apa yang dia lihat. Saint dan Techno ikut menatap arah telunjuk Good.

Saint menutup mulutnya tak percaya, sedangkan Techno hampir sama seperti reaksi Good, matanya membulat tak percaya.

"C..Can, apa kau hamil?." Ucap Techno masih menatap perut Can.

Can gugup, ini yang dia takutkan,dia takut teman-temannya akan benci dan menjauhinya. Can mulai menangis, menatap ketiga sahabatnya bergantian. "Maafkan aku. Phi, aku akan jelaskan semua ini, ku mohon jangan membenci ku.!." Ratap Can memohon, dia segera berlutut di depan ketiga sahabatnya, dia merasa bersalah dan dia pantas untuk berlutut seperti itu.

Saint terkejut dengan apa yang Can lakukan, segera dia menarik lengan Can agar pria itu mau berdiri. "Can apa yang kau lakukan, kumohon berdirilah!." mata Saint berkaca-kaca, dia tak sanggup melihat betapa sedihnya sahabatnya.

"Aku tidak mau Saint, sebelum kalian semua memaafkan aku dan berjanji tidak meninggalkan ku!." Ucap Can, air matanya tak berhenti mengalir terus-menerus membuat matanya mulai bengkak.

"Apa yang kau lakukan Can, ayo berdiri!". Bentak Good, dia tak tahan melihat tingkah Can, dadanya terasa nyeri,saat melihat Can berlutut seperti itu, tak seharusnya Can menganggapnya Sahabat yang bodoh. Mana mungkin dia akan meninggalkan Can. Bahkan baginya Can tak membuat kesalahan apapun. "Aku bilang berdiri!." Bentak Good lagi. melihat Can yang tak berniat beranjak dari tempatnya, Good Segera menarik tangan Can sedikit keras agar dia mau berdiri.

"Good, apa kau tak bisa bersikap Lembut?." Bentak Techno tak kalah keras. Good bahkan terlihat kesal. Can sudah berdiri dari tempatnya, tapi kepalanya masih menunduk, belum berhenti menangis

Stuck In The Darkness (Tin&Can story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang