Twelfth

508 36 8
                                    

Attention please, this Chapter is contain Sensitive content..

√WARNING🚨🔞⛔√

_________________________________________

"Maafkan aku tidak pernah memberi tahumu. Itu...". Can meneguk ludahnya kasar, menunggu Tin melanjutkan Ucapannya. "__Arm". Can menaikkan alisnya sebelah, dia merasa lega mendengar nama yang di ucapkan Tin padanya. Setidaknya itu mengurangi kekhawatirannya, meskipun tidak sepenuhnya, dia masih sedikit khawatir. Sungguh dia merasa takut, saat melihat sosok pria yang tadi Tin beri tumpangan di kamar tamu rumah mereka. Dia bahkan bisa melihat dari bentuk tubuhnya, bahwa itu orang yang dia kenal, sangat dia kenal, bahkan pernah dia cintai.  Tapi, mendengar nama berbeda dari yang di ucapkan suaminya itu, dia merasa bersyukur.

"Kau bahkan tak pernah menceritakannya padaku. Lalu juga tak memberi tahuku kalau dia akan datang?!." omel Can. Tin meringis kala telinganya menangkap suara keras dan nyaring dari Can. Membuat Can berdecak tersinggung saat Tin memiliki reaksi seperti itu ketika mendengar suaranya. "Ahh, kau tak mau mendengar suaraku. Baiklah, aku tidak akan bicara padamu lagi, jadi jangan khawatir!." Plan membalikkan badannya, berniat menghilang dari hadapan Tin, tapi dengan sigap Tin meraih Pinggangnya hingga tubuh Can sepenuhnya menempel pada tubuh tinggi juga besar Tin. Plan terkejut, pipinya terasa sedikit sakit, saat kepalanya reflex terbentur pada dada bidang milik Tin. Dia mengangkat wajahnya dengan kasar berniat memaki Tin dengan makian yang sudah terkumpul dan siap dia muntahkan di depan wajah Tin, tapi mendadak Makian itu menguap entah kemana saat matanya tepat bertemu dengan manik mata coklat muda milik Tin.

Dada Plan memburu saat wajah Tin semakin dekat, hingga hidung mereka nyaris tersentuh. Plan bingung, setiap kali dia berdekatan dengan Tin, dadanya tak pernah absent untuk berdetak begitu cepat, padahal dia sudah menikah denganya sejak 4 tahun lalu, tapi dia selalu merasa seperti seorang ABG yang baru saja jatuh Cinta.

Plan menahan nafasnya, sambil menutup matanya saat bibir Tin, menyentuh bibirnya.

Chuu...

Awalnya Tin hanya ingin menempelkan bibirnya saja di bibir Istrinya itu, tapi dia merasa gemas dengan Can yang seolah pasrah saat dia menciumnya. Tin mulai menggerakkan bibirnya, mengubah kecupannya menjadi lumatan-lumatan yang membuat Can mulai gelisah dalam pelukan suaminya itu. Tin sempat tersenyum di sela ciuman mereka, merasa tangan Can mulai mengalung di lehernya, yang secara tak sengaja menekan ciuman mereka semakin dalam.

Tin melumat bibir manis istrinya dalam, merasakan deru nafas Can yang semakin sempit, dan kasar. Tanpa di beritahu pun Tin tahu Can hampir kehabisan pasokan udara. Dia melepas pagutan mereka, membiarkan Can mengambil nafasnya.

Dia terkejut saat Can kembali mengeratkan pelukannya di Leher Tin, membuat bibir mereka menyatu kembali, Tanpa berpikir panjang, Tin kembali ikut melumat bibir merah Can yang sudah sedikit bengkak, menghisap bibir bawah dan atasnya bergantian, lalu menggigit nya kecil, hingga membuat Can melenguh kecil.

"Ugghh..". Lenguh Can, lebih terdengar seperti desahan. Melihat peluang itu, Tin segera menelesakkan lidahnya masuk ke dalam mulut Can mengajak nya berduel sambil menghisap lidahnya saling bertukar saliva. Tin akhirnya kembali mengubah niatnya yang awalnya hanya ingin bermesraan dengan Can menjadi ingin Memakan pria mungil di pelukannya itu. Can benar-benar menggodanya, dengan desahannya barusan. Dengan tenang dia menyelipkan tangannya di sela baju Plan yang terangkat sedikit, hingga memperlihatkan perut putihnya yang mulus, dengan luka jahitan yang tergambar di sana.

"T..Tinhh..mmh..". Desah Can tertahan, saat Tin sudah melepas ciuman mereka, dan mulai menjamah leher putihnya dengan bibirnya. Menghisapnya kuat hingga menimbulkan kissmark yang terlihat terang di sana. Tak berhenti sampai di situ, tangannya ikut membuka kancing baju Can mulai dari atas, memberikan akses agar dia bisa menjamah dada putih Can, dengan puting berwarna pink milik nya. Can menarik rambut Tin frustasi, merasakan sensasi geli yang dilakukan Tin, saat dia mengulum puting nya dan menghisapnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stuck In The Darkness (Tin&Can story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang