Stuck In The Darkness (Tin&Can story)

Tenth.

Empat tahun kemudian...

Hal yang paling menyakitkan adalah ketika merasa kecewa. Meninggalkan atau ditinggalkan itu mempunyai definisi berbeda tapi mempunyai makna yang sama, yaitu Berpisah. Semua manusia tahu bagaimana harus bersikap jika mengalami kata terkutuk itu, semua orang bersedih, depresi, dan berpura-pura tegar. Lalu apa yang terjadi?. Suatu organ paling lunak di dalam dada, harus merasakan perih.

Seorang pria sedang berdiri di atas balkon apartment nya, menatapi langit berwarna biru dengan bercak jingga di setiap sudutnya, menikmati angin yang bertiup lembut, menarpa kulit wajahnya. Matanya terpejam, memikirkan sesuatu yang orang lain tak tahu. Sesuatu dari masa lalunya, seseorang dari masa lalunya. Semuanya terjadi begitu saja. Dia tahu bahwa dirinya adalah seseorang yang pengecut. Menolak takdir, dan merubahanya. Membuat takdirnya sendiri. Keegoisan merusak segalanya, entah kebahagiaannya, atau kebahagiaan orang lain. Tuhan sepertinya murka, betapa sombongnya makhluk ciptaannya sendiri. Menulis ulang takdir yang telah melekat, merubahnya ke jalan yang lebih baik menurutnya.

Itu dulu, dulu jalan ini terlihat baik, tapi sekarang jalan itu sangat menyakitkan membuatnya berhenti berkali-kali, bahkan membuatnya hampir putus asa. Mungkin ini hukuman dari Tuhan, Tuhan benar-benar murka. Membuat segalanya menjadi sulit dan rumit. Ini Karma, menyakiti orang lain dan kau merasakan sakit yang dia rasa.

. I still see your shadows in my room...
Can't take back the love that I gave you..
It's to the poin where I love and I hate you..

Pria itu terkejut, saat sebuah suara memecahkan keheningan, membuatnya sedikit terlonjak. Itu suara dari Handphone nya, entah siapa yang membuat panggilan, tapi dia tak segera mengangkatnya, membiarkan musik terus mengalun.

And I cannot change you, so must replace you, oh..
Easier said than done, I thought you were the one.
Listening to my heart instead of my head...

Dia masih menunggu untuk bait yang terakhir.

You found another one, but I am the better one. I won't let you forget me..

Panggilan di terima, dia tersenyun saat nama seseorang yang sangat di kenalnya, bahkan sangat dekat dengannya tertera di sana.

"Hallo Arm, apa kabar. Ku dengar dari paman, kau akan pulang ke Thailand besok. Apa benar?" Sebuah suara dari seberang panggilan terdengar tergesa-gesa dan bersemangat. Arm tersenyum. Dia tahu, reaksi sahabatnya itu akan seperti ini. Itu Tin sahabatnya, tapi lebih menjadi ke seorang kakak baginya. Walaupun usia mereka sedikit berbeda jauh tapi bukan berarti menghalangi dua orang untuk menjadi sahabat.

Dulu mereka sangat dekat, ayahnya dan ayah Tin di besarkan di panti asuhan bersama-sama hingga keduanya masing-masing di angkat oleh orang tua angkat mereka. Sejak Saat itu, keduanya di besarkan berjauhan. Ayah Tin dibesarkan di Thailand dan Ayah Arm di besarkan di London. Keduanya terpisah sangat lama,  hingga saat keduanya tumbuh dewasa, di percaya untuk meneruskan masing-masing perusahaan orang tua angkat mereka. Lalu  memutuskan untuk kembali ke panti Di saat bersamaan. Tuhan kembali mempertemukan dan menyatukan mereka.

Sejak itu ayah Tin memutuskan untuk bekerja sama dengan perusahaan ayah nya. Walaupun keduanya kembali menjalani hidup masing-masing tapi dengan kerjasama yang terus terjalin agar persahabatan mereka terus mengalir.
Ayah Tin menikah lebih dulu baru beberapa tahun setelah itulah ayah nya. Hingga usianya dan Tin berbeda sedikit jauh. Tapi keduanya tetap bersama-sama sejak kecil, sampai ketika Tin masuk ke Senior High shool, keduanya hilang kontak.

"Ayah memberitahu Phi lebih dulu?. Aku baru saja ingin membuat kejutan.!." Jawab Arm bercanda. Tapi tidak sepenuhnya bercanda, dia memang berniat melakukan itu, dia ingin membuat kejutan. Dia bahkan sudah menelpon Ayah Tin lebih dulu, untuk bertanya alamat Rumah mereka. Dan ternyata Tin sudah tak tinggal bersama mereka lagi. Dan yang paling mengejutkan dan menjengkelkan adalah Mereka bilang Tin sudah menikah dan tinggal bersama istrinya di rumah yang berbeda, mereka bahkan sudah mempunyai seorang anak.