sixth.

403 38 0
                                    


Suasana di meja makan itu akhirnya hanya di penuhi dengan ocehan Good dan perdebatannya dengan P'No. Can bersyukur mendapatkan kembali kebahagiaannya. Dia punya suami yang baik dan sahabat-sahabat yang tak pernah meninggalkannya.

...

Can berdiri di teras rumahnya, mengantarkan ketiga sahabatnya sampai halaman rumahnya, dia sedikit kecewa saat menatap wajah memelas Good yang keras kepala masih tetap ingin bersamanya, tentu saja dia juga merasakan hal yang sama, tapi, pria itu harus kuliah besok pagi, dan kalaupun Good akan tinggal di rumahnya, itu membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke kampusnya. Akhirnya dia hanya meyakinkan pria itu bahwa Good bisa tidur di rumahnya lain kali jika dia mau.

Can menghela nafasnya berat, saat menatap mobil yang di tumpangi ketiga sahabatnya itu akhirnya hilang di persimpangan jalan. Dia benar-benar masih merindukan mereka, dia ingin bermain lebih lama dengan mereka seperti saat mereka kuliah dulu, tidur bersama di satu ranjang, walaupun mereka tau, itu akan sangat sempit untuk mereka berempat tempati bersama, hingga tubuh yang paling kecil lah yang harus tergencet, tapi itu menyenangkan. Tanpa sadar,Seulas senyum terlukis di bibir manisnya saat membayangkan masa lalunya.

"Ayo masuk, ini sudah malam!." Can sedikit terlonjak saat suara serak dan lemah menyapa telinganya, Tin mengusap-usap matanya seperti anak kecil yang sedang mengantuk, rambutnya awut-awutan bahkan kemejanya sudah terlihat lusuh dan berantakan, dia benar-benar kelihatan lelah, setelah seharian mengerjakan tugas kantornya yang menumpuk, dia bahkan terpaksa meninggalkan sebagian pekerjaannya agar bisa pulang dan beristirahat lebih awal, tapi setelah sampai di rumah, dia malah harus ikut bergabung bersama sahabat-sahabat Can, dan mengurungkan niatnya untuk menikmati kasur empuk dan nyamannya.

Can menatap lekat wajah pria yang berstatus suaminya itu lekat, sangat tampan, namun tampak jelas bahwa di sana dia sangat lelah, Can tersenyum tipis sembari mengangguk pelan, lalu beranjak masuk ke dalam rumah, sedangkan Tin hanya mengikutinya dari belakang masih dengan mata yang hampir tertutup, membiarkan Can yang memimpin jalannya. Can berhenti ketika sampai di depan pintu kamar, Tin yang tidak melihat dengan jelas, langsung menabrak tubuh mungil Can yang langsung sempoyongan, mungkin tubuhnya akan menghantam lantai keramik itu, jika Tin tidak dengan cepat menangkap tubuh Can lalu menuntun tubuh itu untuk kembali berdiri tegak.

"Heii, Tin. Apa yang kau lakukan, kau menabrakku dan aku hampir terjatuh. Bagaimana jika tadi kau tak menangkapku?." Sembur Can, matanya melotot marah, jantungnya berdegup cepat. Bukan karena berdekatan dengan pria itu, tapi karena dia gugup tak percaya jika tadi Tin tak menangkapnya, dan dia akan jatuh, dia tidak masalah jika hanya tubuhnya yang terjatuh, tapi saat ini dia sedang mengandung, kandungannya yang akan bermasalah. Can tak sanggup membayangkan tubuhnya terjatuh ke lantai dengan darah di mana-mana dan bayinya akan hilang. Can menggeleng kepalanya keras membayangkan semua itu.

"A..aku minta maaf, aku tak melihat mu, aku sangat mengantuk dan.. Dan aku menabrakmu, percayalah aku tidak sengaja." jelas Tin, dia sangat ketakutan, dia takut Can akan marah dan membencinya, takut jika pria itu tak lagi mau berbicara padanya seperti dulu, juga takut jika kejadian tadi membuat perut Can sakit atau kenapa-kenapa. "A..apa ada yang sakit?." Lanjut Tin panik, matanya sibuk memperhatikan perut Can. Membuat Can tersenyum geli dengan Tingkah Tin, tapi dengan cepat dia mengubah senyumnya menjadi wajah kesal karena Tin menatapnya, betapa Pria itu sangat ketakutan, dan Can bisa melihat tangannya yang sedikit gemetar.

"Sudah-sudah, aku tak apa. Ayo masuk.!"  Ucap Can, segera berbalik dan masuk ke kamarnya, meninggalkan Tin yang masih mematung di belakangnya. Can tak bisa menahan senyumnya lagi, dia tersenyum geli bahkan hampir tertawa terbahak-bahak jika dia tak cepat menutup mulutnya. Dia bangga pada dirinya sendiri, ternyata dia jago akting.

Stuck In The Darkness (Tin&Can story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang