BAB Delapan (Berbelanja Alat Pembunuhan)

1.4K 54 0
                                    

BAB DELAPAN

Berbelanja Alat Pembunuhan

GUNTING rumput? Tidak!

Matanya seketika tertarik dengan benda mengkilap yang terletak di sudut rak. Ada berbagai macam dan ukuran yang dapat dia pilih disini. Dia mendorong troli mendekati ujung rak. Kedua tangannya masih sibuk membandingkan antara benda satu dengan benda lainnya. Bagi wanita lainnya benda seperti itu sama saja. Hanya digunakan untuk keperluan di dapur seperti memotong sayuran atau daging.

Lyssa terlalu asyik memilih sebuah pisau ketika seorang bocah laki-laki menatapnya penuh minat. Dia sedikit memincingkan matanya dan viola! Bocah itu langsung menangis ketakutan dan berlari mendekati sang ibu.

Jangan salah sangka.. Lyssa membeli benda tajam itu hanya untuk koleksi semata.  Biasanya dia akan menyimpannya di tempat yang sulit terjangkau oleh orang lain namun dapat digunakan juga olehnya jika memang dalam keadaan mendesak.

Lebih sialnya lagi, ini Indonesia. Di negara selain tempat ini, dia biasa memesan ataupun memilih langsung barang-barang berbahaya itu di toko khusus, bukan di supermarket seperti ini. Disini juga barang-barang seperti itu tidak bisa dijual di sembarang tempat. Jadi dapat dikatakan dia disini hanya berbelanja alat pembunuhan, bukan berbelanja bahan kebutuhan.

Akhirnya Lyssa memutuskan hanya membeli satu barang saja dan sisanya hanya keperluan untuk mengisi kulkas di Penthouse-nya semata.

Lyssa berjalan mendekati mobil dan melihat beberapa pasang mata melihatnya dengan tatapan memuja. Lyssa lupa untuk memasang kacamatanya. Berjalan dengan dagu di angkat tinggi, dia memasang kacamata yang sebelumnya telah dia ambil dari tas kulitnya. Memasukkan kunci mobil ke dalam lubang kunci dan Lyssa mulai menghidupkan mesinnya.

Selama perjalanan, dia sesekali melihat ke sekelompok wanita yang berjalan mendekati toko sejenis butik terkenal maupun toko aksesoris dengan ceria. Lyssa mulai membandingkan perbedaan zaman yang semakin terlihat mencolok.

Wanita zaman sekarang berbeda dengan zamannya dahulu. Dalam batas beberapa puluh  tahun saja, zaman sudah berubah. Pakaian serba kedodoran dan rambut lebat yang dipotong rapi dalam kalangan zamannya dulu itu saja sudah begitu trendi. Jeans belel maupun celana panjang hitam juga dipakai oleh kalangan lelaki anak muda dulu.

Selama ini dia mengamati jenis pakaian yang mereka pakai sekarang semakin banyak jenisnya bahkan berwarna warni mengikuti trendi negara orang lain. Bahkan jenis alas kaki sudah banyak yang berminat memakai high heel dan sneakers daripada jenis flat shoes ataupun sepatu sandal yang dahulu sangat digemari oleh mereka yang ingin bepergian. Perkembangan zaman semakin cepat saja.

Lyssa meneliti sendiri pakaian yang dia kenakan saat ini. Pakaian warna biru tosca serba terbuka di beberapa tempat dengan desain kain yang mengikuti trend tempo dulu yaitu kain polos tanpa corak atau tempelan apapun. Dengan itu pula, Lyssa jadi harus ikut terbawa arus perkembangan zaman hingga sekarang. Dia harus bisa membaur dengan sekelilingnya.

Kedua bulu mata lentiknya mulai tertutup sejenak ketika melihat ratusan orang melewatinya dan terus berganti tiap detiknya dengan tulisan di atas kepala mereka, yang dapat membuatnya ingin melewati batas. Batasan yang telah di tanamkan dalah tubuhnya untuk tidak membunuh manusia yang masih berumur lama.

Seketika dia melirik pisau tajam yang masih berada dalam bungkusan dan sengaja di letakkan di samping kursi penumpang. Dia merasa tergoda untuk mencobanya.

Tidak sengaja Lyssa melihat seorang nenek tua yang ingin menyebrang melewati Zebracross ketika mobilnya berhenti di lampu merah.

Apa lagi yang kau tunggu? Ikuti dia!

SECREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang