7

653 40 1
                                    

"bahagia itu seperti apa ?? "




Mereka sudah berada di luar istana. Yoo Jung tidak menyangka jika putra mahkota akan nekat mengajaknya pergi.

Seharusnya aku sudah menduganya sejak kejadian di jembatan tadi. Dengan begitu akan menolak ajakannya ini. Hari ini bukan hari keberuntunganmu Yoo Jung ah batin Yoo Jung

Selama perjalanan Yoo Jung merasa gelisah. Ia sangat takut jika ada orang melihatnya pergi bersama putra mahkota. Jika itu terjadi akan ada rumor yang tidak-tidak tentang dirinya dan putra mahkota. Yoo Jung tidak ingin itu terjadi. Bagaimana pun ia harus menjaga nama baik abeojinya.

" Tenang saja, tidak akan ada orang yang mengenaliku" Jin Goo berusaha menenangkan Yoo Jung. Ia sangat tahu apa yang menjadikan sikap tidak nyaman Yoo Jung saat ini.

" Ye, yang mulia"

" Jangan panggil itu jika kita sedang keluar, kau mengerti " Jujur saja Jin Goo merasa aneh jika di panggil dengan sebutan yang mulia saat mereka sedang berada di luar istana apalagi saat menyamar seperti ini.

" Ye? " Kenapa disaat seperti ini Yoo Jung justru menjelma menjadi gadis yang kadar kepahamannya lama.

Mengetahui Yoo Jung yang kebingungan dengan perkataannya, Jin Goo pun menjelaskan "Jika kita sedang diluar, panggil Jin Goo saja, itu lebih aman. "

" Ah ye, Jin Goo kita akan pergi kemana? " Yoo Jung terlihat sangat gugup ketika akan menyebutkan nama Jin Goo tanpa embel-embel yang mulia. Jin Goo tersenyum melihat tingkah Yoo Jung.

Terdengar lancang memang tapi ya sudah lah batin Yoo Jung

" Kau akan tahu nanti, ayo " Jin Goo tersenyum tanpa Yoo Jung sadari. Ia mengikuti setiap langkah Jin Goo menuju tempat yang Jin Goo inginkan.





............




Hari ini Raja sedang menikmati jamuan minum teh di kediaman ratu Choi. Banyak aneka cemilan yang dihidangkan diatas meja kayu. Seorang dayang membawakan teh. Ketika dayang itu akan menuangkan teh ke cangkir raja, ratu Choi mencegahnya.

" Biarkan aku saja " seulas senyuman terpatri di wajah raja. Ia sangat bahagia melihat ratu Choi yang masih seperti dulu. Yang selalu ingin menuangkan teh untuk raja menggunakan tangannya sendiri.

" Baik Jungjeon mama " dayang tersebut pergi meninggalkan raja dan ratu Choi.

" Teh Krisan ini masih sama rasanya seperti dulu saat aku pertama kali datang ke kediaman mending menteri Choi. " Setiap yang mulia raja datang berkunjung di kediaman ratu Choi, ia akan selalu disuguhi teh buatan ratu Choi.

" Jeonha, apakah kau sudah memiliki pilihan tersendiri untuk Putri mahkota " ratu Choi sedikit ragu untuk bertanya tentang hal itu. Tetapi rasa penasarannya tidak bisa di cegah.

" Em, kau tahu Jungjeon akhir-akhir ini aku sering memperhatikan putra mahkota yang sering tersenyum kecil jika ia tidak sengaja melihat dia. "

" Dia?? Apakah salah satu calon putri mahkota?? " Ratu Choi terkejut mendengar perkataan Raja.

" Ya, seperti putra mahkota kita sekarang sedang jatuh cinta "

" Apakah anda yakin yang mulia? Bahkan putra mahkota jarang tersenyum kenapa anda dapat menyimpulkan demikian "

" Jungjeon kau meragukan naluriku sebagai seorang ayah, astaga aku tak menyangka kau setega itu terhadapku " Yang mulia raja meninggikan nada bicaranya. Ia sangat tidak menyangka jika hal tersebut dapat ia dengar dari bibir Ratunya itu.

Flower In JoseonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang