Chapter 4 - Sakit

5.8K 208 0
                                    

Karya : Theressanita




---oOo---
5 menit yang lalu kelas sudah di mulai. Di depan sana seorang Dosen sedang menyampaikan materinya dan mahasiswa/mahasiswi mendengarkan dengan seksama. Namun, tidak dengan pria yang ada di depan meja Jessica. Sedari tadi ia tidak bisa tenang. Sesekali ia merebahkan kepalanya di meja, terkadang menjatuhkan punggungnya di sandaran kursi. Hal itu membuat konsentrasi Jessica terpecah.

Brak!

Jessica menendang kaki kursi yang di duduki pria itu. Membuat pria itu tersentak dan menoleh ke belakang.

“Lo bisa diem, gak sih?!” ucap Jessica berbisik dengan nada penuh penekanan.

“Sorry.” lirihnya, lalu mengalihkan wajahnya kembali ke depan. Jessica mengerutkan keningnya melihat respon pria itu. Padahal biasanya, pria itu akan bersikap menyebalkan. Tapi, saat ini...

'Rean kenapa ya?' batin Jessica, wanita ini sedikit memikirkan Rean, suaminya.

“Psst!” Jessica tersadar dari pikirannya yang bertanya-tanya tentang Rean saat ini ketika mendengar suara itu. Jessica menoleh kearah suara itu dan tersenyum menatap pria yang berada di samping kanan meja Rean.

Devan, pria itu melempar sebuah kertas yang sudah di remukkan menjadi seperti bola. Jessica menautkan alisnya, namun pria itu meminta Jessica untuk membuka remukkan kertas tersebut. Jessica melihat situasi setelah dirasa aman, ia menundukkan badannya mengambil kertas tersebut.

“Apaan sih?” lirihnya, lalu membuka remukan kertas itu.

Bibir Jessica mengulas senyum saat menemukan tulisan di kertas tersebut, lalu menatap kearah Devan. Sedangkan Devan menyatukan telapak tangannya dan memperlihatkan mimik wajah memohon. Jessica yang melihat itu hanya terkekeh, lalu menggoreskan bolpoinnya di kertas yang sama. Dan meremukkannya, melempar kembali kepada Devan.

Setelah membacanya, Devan kembali menulis jawabannya untuk Jessica dan melemparkannya kembali ke meja wanita itu.

Tanpa Jessica sadari, dari tadi Rean memperhatikan kegiatannya bersama Devan dari ekor matanya. Rean mendengus kesal, menurutnya aktivitas Jessica dan Devan mengganggu konsentrasinya.

Jessica kembali meremukkan kertas tersebut dan bersiap untuk melemparnya kembali ke meja Devan. Namun, ketika ia hendak melempar. Dosen pria di depan sana menatap kearahnya. Membuat gerak tangan Jessica tertahan namun kertas itu sudah terlepas dari tangannya.

“Apa yang kamu lakukan, Jessica?” tegur Dosen itu.

“Hah? Engh...” Jessica gugup, tidak ada satu jawaban pun yang terlintas di kepalanya.

“Cobalah untuk fokus, Jessica. Atau kamu ingin saya usir dari kelas saya?” tanya Dosen itu dengan wajah datar namun ucapannya seperti sebuah petir yang menyambar.

“I..iya, pak. Maaf.” lirih Jessica, kepalanya menunduk.

“Oke! Ini berlaku untuk semuanya. Jika kalian ingin bermain-main di kelas saya. Dengan senang hati saya akan mengeluarkan kalian dari kelas saya. Mengerti?!” ujarnya dengan tatapan mematikan.

"Duh! Kertas tadi mana, ya?" gumam Jessica sambil menatap ke bawah mencari kertas yang tadi jatuh. Namun, Jessica tidak menemukannya ataupun melihatnya.

Pulang kuliah, jalan yuk!

Kemana? Berdua doang?

Kemana aja. Maunya sih berdua. Tapi kalau lo mau

Oke :)

Rean meremas kertas itu dengan kuat. Ya, kertas itu jatuh tepat di kaki Rean. Dengan cepat pria itu mengambil kertasnya tanpa seorangpun yang tahu, termasuk Jessica dan Devan. Dengan rasa ingin tahunya yang besar, Rean membuka dan membaca percakapan singkat Jessica dan Devan.

Dia Suamiku (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang