Chapter 30 - Menunggu Kelahiran

6.5K 147 8
                                    

Karya: Theressanita



30
“Dia, Suamiku!”
*
*

Happy Reading ;)

🚘🚘🚘

Kayla menghentikan laju mobilnya ketika sampai di kawasan apartemennya. Dengan lesu Kayla keluar dari mobilnya, pasalnya jam delapan malam baru pulang dari kantor. Karena harus memindahkan barang-barangnya ke ruangan Anisa, mengingat besok adalah hari pertamanya menjadi sekretaris Michael.

DEG!

Kayla tersentak ketika membalikkan badannya, melihat seorang pria yang tidak asing lagi ada di hadapannya.

“Hai, Kay! Baru pulang ya?” Sapa dan tanya pria itu tersenyum ramah.

“Hai, Dev! Iya nih.” Balas Kayla dengan kikuk. Pasalnya, ini kali pertama Devan menemuinya setelah putus dari Kayla. Beberapa pertanyaan muncul di benak Kayla atas kedatangan Devan saat ini.

“Sebenernya kedatangan aku kesini pengen ajak kamu keluar. Tapi, kayaknya kamu cape.” Ucap Devan menyampaikan tujuannya mendatangi Kayla.

“Keluar? Ngapain?” Tanya Kayla menautkan alisnya.

“Makan malem di luar, sekalian ada yang pengen aku bicarain sama kamu, Kay. Tapi, kalau kamu gak bisa gak apa-apa kok.” Devan berujar dengan sikap yang sedikit kikuk.

Kayla tampak berpikir dengan ajakan Devan, ingin menolak tapi ia penasaran dengan apa yang akan di bicarakan Devan. Akhirnya,

“Ya udah, aku bisa kok.” Ucap Kayla tersenyum. Mendengar jawaban Kayla, Devan tersenyum sumringah.

“Ya udah yuk! Naik mobil aku aja disana.” Ucap Devan yang mendapat anggukan dari Kayla. Kayla melangkah lebih dulu, kemudian di ikuti oleh Devan di belakangnya.

Setelah 18 menit menempuh perjalanan, akhirnya Devan dan Kayla sampai di sebuah kafe. Mereka segera menuju sebuah meja yang terletak di luar kafe. Setelah memilih menu sesuai selera, Devan dan Kayla harus menunggu.

**

Arga dan Kiran saat ini berada di meja makan, keduanya tampak bahagia setelah mengetahui Kiran hamil 2 minggu.

“Oh iya, kamu gak pengen apa-apa nih? Biasanya kan bumil itu suka minta yang aneh-aneh.” Ucap Arga bertanya kepada Kiran.

“Iya juga ya, Ar. Tapi beneran deh, aku gak pengen apa-apa. Tapi gak tau deh nanti.” Ucap Kiran di iringi tawa kecil.

“Ya, asal jangan nyusahin aku aja.” Celetuk Arga membuat Kiran menatap tajam kearahnya.

“Hehe, bercanda sayang. Jangan gitu dong liatnya, jadi takut.” Ucap Arga bergidik ngeri.

“Apaan deh! Gak lucu!” Ucap Kiran ketus. Kiran menyudahi makannya, lalu beranjak dari tempat duduknya dan berlalu meninggalkan Arga.

“Jiaah, dia ngambek. Sensitif banget kayaknya.” Gumam Arga lirih.

Dicky muncul dengan bersiul membuat pandangan Arga menatap kearahnya.

“Mau kemana lo? Rapi amat?” Tanya Arga saat melihat penampilan Dicky yang sangat rapi dengan balutan jaket hitam, dan dipadu dengan celana jeans berwarna hitam.

“Biasa.” Jawab Dicky singkat lalu meneguk air minum yang ia ambil tadi.

“Jangan pulang malem-malem.” Ucap Arga mengingatkan Dicky.

Dia Suamiku (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang