Kami tiba dibandara Edinburg 1 jam 30 menit setelah meninggalkan Heathrow Airport London. Cuaca disini lebih dingin ternyata dibanding di London dan membuatku harus mengetatkan jaket winterku.
Tak pakai lama, kami sudah melewati proses imigrasi yang relatif lebih sepi dibanding di airport Heatrow London.
Tiba tiba saja Prita berseru ketika melewati sebuah restoran didekat pintu keluar terminal kedatangan.
"Gaess.. kita makan disitu dulu ya. Itu mumpung halal food, enak koq. Biar sampai apartemen kita bisa langsung istirahat, gak keluar keluar lagi"
Semua langsung mengiyakan termasuk aku. Kami pun berjalan menuju restoran itu dan memesan menunya langsung di tempat kasir.
Ternyata mereka menjual makanan cepat saji juga seperti warteg gitu kalau di Indonesia. Kebanyakan sih menunya Thailand dan kari tapi warnanya betul betul menggoda imanku karena merah merahny bikin melelehkan air liurku.
Kami pun makan dengan lahapnya termasuk Prita yang memesan menu makan malam dan besok pagi sekalian.
"Besok kan kita mau hunting kota Edin banyak banyak. Jadi biar kalau malem gak kelaperan gitu Nyun.." alasannya sambil tertawa kecil
"Dasar gembul! Pantesan lu montokk" semprotku sambil tersenyum lebar
Terdengar suara tawa meramaikan meja tempat kami duduk ini. Sekilas aku melirik ke arah sosok di sebelah kang Asep yang tetap datar saja seraya fokus pada makanannya. Ahh apa peduliku??
Aku meneruskan makanku lalu menghabiskannya dengan cepat. Terbiasa bekerja taktis, membuatku apa apa ingin segera saja.
Tiba tiba saja ponselku berbunyi dan muncul nama Paijo didalamnya. Hhmm.. apa kabar hati?
Angkat jangan ya? Kan critanya aku lagi dalam proses move on. Masa sih galon? (gagal move on)
Ngapain dia telfon selarut ini? Di Indonesia kan sudah sangat larut malam, sekitar jam 12 malam gitu. Aneh aneh aja.
Lagi lagi ponselku berteriak setelah tadi sempat mati dan kembali menyala. Aku putuskan angkat saja deh daripada bunyi bunyi terus mengganggu.
"Hallo Al.. " sapaku setelah usai mengucapkan salam.
"Mamaa... apa kabarr?? kemana ajaa sih.. Papa kangeennn taukkk...!!!"
Tuh kan, garing banget deh bikin ilfil.
"Apaan sih Al.. ada perlu apa? Loe belum tidur jam segini?"
"Cckkk.... mentang mentang udah jadi orang Yu Keeh.. sombong deeh Maamaaa..!! Dibilang Papa kangen.. gak boleh ?"
Aku memutarkan bola mataku malas. Cuma ucapan dibibir aja gini kan kenapa hatiku lagi lagi baper? Tobaatt All.. jangan bikin hatiku meleleh dong ah!
"Iye. Ada apaan? Aku lagi makan nih. Sama sepupuku dan teman temannya.. udah ya.. kirim pesan aja nanti aku baca.."
"Mana lihat? Mana sepupu loe? Papa mau lihat.. jangan sampe Mama selingkuh lhoo yaa.. awass ajaa kalau cheat sama yang laen. Hati Papa bisa terluka dong Maaa..."
Prita yang berada disebelahku terkikik geli mendengar gombalan ala Altaf aka si Paijo.
"Udah ah gw tutup nih Al.. "
"Ehh.. mana sepupu nya.. Papa mau ngomong dong sebentar.. pliss.."
Dengan mencebik sebal, aku mengarahkan layar ponselku ke arah Prita yang masih terkikik kegelian.
"Nih si Paijo mo ngomong.." cetusku malas.
Prita lalu memegangi ponselku sebelum menyapa orang diseberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comblang Love Story (END)
ChickLitSarasita Khadijah, seorang owner biro jodoh Islami, jatuh cinta kepada teman satu kantornya seorang profesional IT. Sayangnya cinta Saras tak bersambut karena ternyata Altaf menyukai sahabat Saras. Rasa Sakit hati menyebabkan ia pergi sejenak ke Lo...