Mengenakan kaos pendek dan celana training panjang adalah ciri khas Sally setiap melakukan lari pagi. Usai melakukan pemanasan di halaman rumahnya, Sally bergegas menyiapkan perlengkapan Tannie dan Gucci.
Untuk mengisi waktunya hari ini, Sally berencana mengajak Tannie dan Gucci untuk jalan-jalan berkeliling komplek. Dari pada harus berdiam diri di rumah, dan membuat Sally memikirkan Vante terus-menerus.
"Let's go, Babies!"
Kedua anjing dengan tali yang mengikat di lehernya tampak senang. Keduanya menggerakan ekor mereka ke kiri dan ke kanan dengan cepat. Meski Tannie dan Gucci antusias dibawa ke luar rumah, namun hal itu tak membuat Sally kewalahan.
Tidak ada yang Sally kenal di perumahan ini. Dia hanya memberikan senyuman atau sedikit sapaan jika berpapasan dengan warga sekitar.
Cukup lama berkeliling, Sally dan kedua anjingnya berhenti di taman. Kakinya mulai terasa pegal karena cukup jauh berkeliling dan bermain dengan Tannie dan Gucci.
"Nah! Kita istirahat di sini dulu, okay?" Sally tahu tak akan ada jawaban dari keduanya, hanya suara gonggongan—yang dianggap persetujuan—saja.
Sally mengikatkan kedua tali mereka pada sebuah tiang besi yang berada di sebelah bangku yang didudukinya. Merasa sudah aman, mata Sally mengedar mencari sesuatu yang bisa mengganjal perutnya yang lapar.
Matanya tertuju pada gerobak lontong kari yang tak jauh dari tempat Sally duduk. Memastikan Tanie dan Gucci terikat dengan kuat, Sally menghampiri gerobak lontong kari. Sambil memesan, mata Sally sesekali melirik kedua anjing yang nampaknya seperti sedang mengobrol. Saling sahut menyahut.
Untuk menunggu pesanannya disajikan, Sally kembali duduk di bangkunya. Katanya, setelah selesai pesanan Sally akan diantar.
Sally mengambil handphone di saku trainingnya. Ada satu notifikasi yang membuat senyumnya mengembang.
Vante
Aku mulai kerja lagi, ya. Jangan lupa sarapan, Sayang. Nanti kalau kamu terlalu kurus, aku peluknya sakit. 😛 Have a nice day... miss you!
Sally mendengus pelan begitu selesai membaca pesan singkat yang menyebalkan dari suaminya itu. Tapi tak membuat senyum yang sejak tadi tersungging itu luntur.
Sally menyalakan fitur kamera depan di handphonenya, berjongkok di dekat Gucci dan Tannie, lalu mengambil gambar selfie dengan kedua anjingnya. Setelah itu, Sally mengirimkan hasil fotonya kepada Vante.
Send picture
Kata mereka, "Papa, cepet pulang! Kami rindu."
"Ini Neng, lontongnya." Suara tukang lontong kari menginterupsi, membuat Sally spontan menyimpan handphone di pangkuannya dan mengambil piring yang disodorkan.
"Terima kasih, Pak."
Mata Sally berbinar melihat piring berisikan potongan lontong yang disiram kuah kari dengan potongan daging kecil, taburan kacang dan bawang goreng. Perutnya mendadak keroncongan lagi, ketika mencium aroma rempah yang menggiurkan.
Sebelum menyantap sarapannya, tak lupa Sally memotret piring yang berisikan lontong kari dan mengirimkan gambarnya kepada Vante. Sebagai bentuk laporan, katanya.
"Tannie, Gucci, aku makan dulu, ya!"
***
"Sorry, ya, Van. Gue belum sempet main ke tempat lo sama Sally yang baru." Nami menyesal karena belum mengunjungi sahabatnya lagi setelah peresmian café waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Can't Have You
FanfictionMenikah karena saling membutuhkan adalah jalan yang dipilih Vante dan Sally. Vante menikahi Sally untuk membahagiakan Ibunya, sementara Sally menikah dengan Vante untuk tetap bertahan hidup. Menikah tanpa saling mencintai bukanlah hal yang tidak s...