Menikah karena saling membutuhkan adalah jalan yang dipilih Vante dan Sally.
Vante menikahi Sally untuk membahagiakan Ibunya, sementara Sally menikah dengan Vante untuk tetap bertahan hidup.
Menikah tanpa saling mencintai bukanlah hal yang tidak s...
Aku memang kecewa, tapi melihat air matamu lebih menyakitkan dari rasa kecewaku.
...
Vante mengusap wajahnya berkali-kali, diiringi dengan embusan napas berat. Setiap kali dia mengecek kamera cctv di rumah dan kantornya, hatinya seperti teriris. Meski bukan gambar video dengan resolusi HD, Vante dapat melihat kegiatan Sally di beberapa ruangan setelah ditinggalnya pergi.
Vante ingat betul saat hari kepergian dia ke London. Jeyki melaporkan kalau Sally uring-uringan dan tak berhenti menangis. Wanita itu merasa Vante masih marah padanya.
Sebenarnya Vante tidak meninggalkan Sally sendirian. Dia meminta Jeyki dan Sania untuk bergantian menjaga Sally sampai wanita itu pulang ke rumah. Mereka juga menyanggupi untuk melaporkan apa pun kegiatan Sally selama Vante tak di sana.
Jika mau, Vante bisa memilih untuk menemani Sally daripada berangkat ke London untuk projeknya. Karena pelaksanaan projeknya akan dilaksanakan dua hari kedepan, jadi Vante bisa menyusul. Namun, keegoisan masih menguasai dirinya.
Kekecewaannya pada Sally membuat Vante harus menjaga jarak dengan istrinya itu. Untuk saat ini, bersama Sally hanya akan membuat hatinya semakin terluka. Mengingat wanita itu sempat berpikiran untuk tidak memiliki anak bersamanya dengan cara meminum pil laknat tersebut.
“Berhenti menangis, Sally.” Vante tahu ucapannya tak akan bisa didengar Sally. Melihat wanita itu meringkuk di sofa dengan mengenakan kaos hitam favoritnya, membuat hati Vante teriris.
Ting! Sebuah notifikasi muncul di handphonenya. Senyum Vante sedikit terangkat. Pesan dari sebuah nama yang mengusiknya setiap waktu.
Sally
Kakak lagi apa? Kakak makan yang baik, kan? Jaga kesehatan, ya!
Aku dan adik bayi baik-baik di sini. Aku janji akan makan dengan baik.
Nggak bales pesan ini juga nggak apa-apa kok. Yang penting Kakaksehat-sehat di sana. Kami rindu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bukannya membalas pesan, Vante mengamati monitornya lekat-lekat. Mengamati setiap gerak-gerak Sally yang terekam dalam CCTV. Saking seriusnya mengamati, dia tak sadar bahwa bel kamarnya sejak tadi berdenting.
Kring!
Panggilan masuk di handphone Vante berhasil membuat fokusnya terpecah. Ah, dia hampir lupa kalau siang ini ada acara makan siang dengan timnya.
“Ya, saya kesana sekarang.”
Vante bergegas keluar, sampai akhirnya dia lupa tak membalas pesan sang istri.
