Zero

2.6K 230 36
                                    

Kembali ke titik nol.

(▶Play : Sweet Night - V BTS)

...

“Udah mulai, nih?”

Seorang wanita muncul di balik kamera dengan mengenakan dress sederhana berwarna putih. Dia memundurkan sedikit kursinya agar terlihat pas di kamera.

“Duh, aku kok jadi nervous ya?” katanya lagi sambil mengelus perutnya yang sudah membuncit.

Sally melirik Jeyki yang berada di belakang layar. Lelaki itu tampak seperti sedang menahan tawanya dan hal itu semakin membuat Sally malu untuk melakukan apa yang saat itu akan dia kerjakan. “Aku malu, nih. Jey, kamu pergi dulu sana!”

Usiran secara langsung dari Sally tak membuat Jeyki sakit hati, yang ada lelaki itu malah tak kuasa lagi menahan tawanya. Jeyki jadi tidak sabar untuk meledek Sally di depan Vante. Ah, lebih tepatnya Jeyki tidak sabar untuk menggoda sepasang suami istri yang sedang kasmaran.

Sepeninggalan Jeyki, Sally mencoba membetulkan posisi duduknya agar nyaman. Sesekali dia menghela napas berat karena gugup.

Merasa sudah mulai tenang, Sally memfokuskan matanya ke lensa kamera. Menatap lensa itu seakan seperti menatap suaminya secara langsung.

Hello, Kak Vante suamiku terdebest!” Buka Sally sedikit sumbang. Sally menggaruk rambutnya yang tak gatal, sambil menatap malu-malu ke arah kamera. “Aku bingung mulai dari mana.”

Sally terdiam cukup lama. Kata-kata yang sudah disiapkannya jauh-jauh hari mendadak hilang dari pikirannya. Sally memejamkan matanya sebentar, lalu kembali menatap kamera. Kali ini dia sudah tahu apa yang akan diucapkannya untuk sang suami.

“Aku ingat, tepat di satu tahun yang lalu, hari dimana seorang perempuan bernama Sally Tzu kehilangan akal sehatnya. Melompat dari jembatan adalah satu-satunya cara yang dia lakukan untuk menyelesaikan kemelutnya. Aku malu setiap mengingat ini,” kata Sally sambil menghela napas panjang. “Tapi, aku bersyukur, ketika aksi bodoh itu terhentikan oleh seseorang dengan kamera yang menggantung di lehernya datang dengan kekuatan yang entah dari mana menangkap Sally Tzu dari bawah jembatan. Lelaki itu bukan super hero, dia adalah seorang malaikat penolong yang sedang berulang tahun saat itu. Malaikat yang berhasil membuat banyak perubahan di hidup Sally Tzu.”

“Bayangkan saja, bagaimana rasanya baru bertemu dengan seseorang, tak lama dari sana tiba-tiba kamu diajak menikah olehnya? Aku terkejut dan aku nggak mencintai orang itu sama sekali, tapi aku nggak bisa menolak lamaran Kak Vante. Karena jujur aja, aku udah menyayangi Mama Kimmy seperti orangtuaku sendiri dan Kak Vante udah menolongku untuk bangkit. Selain itu, alasan terkuatku untuk menikahi Kakak adalah karena aku butuh. Aku butuh penopang hidup, aku butuh tempat tinggal, aku butuh keluarga.”

“Jahatnya saat itu adalah aku hanya berniat memanfaatkan kebaikan Kakak—yang sukarela menolong aku. Setelah aku mendapatkan apa yang aku butuhkan, aku akan pergi dan kembali mencari lelaki yang aku cintai, Daniel. Aku akan melakukan cara apapun agar tak terikat meskipun kita sudah menikah. Awalnya seperti itu.” Sally meremas pelan dress yang digunakannya.  Dadanya terasa sesak, tapi dia harus tetap mengadahkan kepalanya. Vante harus bisa membaca binar matanya yang penuh penyesalan itu.

“Semua rencanaku berubah sejak aku bertemu kembali dengan orang yang katanya aku cintai, Daniel. Kesempatan untuk kembali sudah di depan mata, tapi entah mengapa momen yang pernah Kak Vante ciptakan untuk aku otomatis terputar bak film romantis. Mengingat perlakuan Kakak yang begitu hangat, membuat aku berpikir berkali-kali untuk pergi. Nyatanya memang aku nggak bisa pergi dari Kakak.”

If I Can't Have You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang