Perkenalkan aku Hadi, aku adalah seorang pemuda yang berdomisili disebuah kecamatan yang bisa dianggap memiliki peran kekeluargaan yang begitu menjadi nilai sosial yang kuat. Disini peran untuk membesarkan ruang gerak itu terbatas, bukan karena kurangnya fasilitas yang ada, atau tertinggal oleh modernisasi, namun karena sebuah tekanan dalam bersosial itu tak boleh asal jalan saja. Sebelum bergerak jauh harus lebih memikirkan gaya hidup serta sikap dan tatak ramah. Sebagai seseorang yang mencintai seni dan sastra, saya harus berekspresi mengikuti kehidupan dan dunia disekitar saya, bahkan ditempat saya kesalahan sedikitpun akan membesar hingga beberapa bulan. Sebagai seorang anak tentunya saya harus menjaga harkat dan martabat orang tua, sementara peran seni dan sastra harus selalu mencoba dan mengasah kemampuan itu. Saya adalah pemain musik dan sesekali andalkan untuk mengisi acara dan menjadi pengiring. Hal yang benar pernah membawa nama orang tua saya juga dikenal dimasyarakat dikampung ini. Namun tetap saja saya harus dibatasi ruang gerak melakukan kesalahan.
Tiba di suatu malam,disebuah kegiatan Tahunan merayakan hari kemerdekaan bangsa ini, aku berkunjung di sebuah titik perlombaan, aku yang berencana tahun ini hanya ingin berdiri sebagai penikmat atau penonton dibawah panggung saja melihat talenta muda di kecamatan ini seketika diajak oleh seorang guru kembali untuk membantu menjadi pengiringnya. Tentu aku berfikir juga saat itu, jika aku tolak aku takut dibilang orang yang tidak senang membantu, hingga akhirnya aku menyepakati hal tersebut. Beberapa hari setelah mengajarkan siswa berpuisi,dan bernyanyi tibalah waktu pementasan tersebut. Malam harinya setelah tampil sejenak aku kembali kebawah panggung untuk menonton peserta lainnya untuk tampil. Malam larut dalam waktu, aku saat itu telah berfikir untuk pulang, hingga waktu itu kudengar suara yang meneriaki ku dari sudut panggung tersebut, aku berbalik dan menghampirinya. Oh ternyata salah seorang guru favoritku dulu, kamipun berbincang.
"Sudah lama kamu disini lagi? Tanya guruku"
Iya bu' sudah hampir 3 bulanan "jawabku"
Aku yang selama ini memang sesekali berkunjung dikampung ku ini dalam beberapa tahun setelah aku melanjutkan studi dikota. Beliau Pun meminta saya untuk menghibur dengan bermain musik malam itu. Aku pun menurutinya, disinilah kisah pertama kali aku bertemu dengan seseorang perempuan yang juga adalah merupakan rekan mengajar guru ku tersebut, dia Adalah lastri seorang perempuan dari kota yang ikut memberikan pendidikan disekolah tersebut. Awalnya biasa saja, tak sempat berkenalan banyak hanya menikmati beberapa lagu yang kami nyanyikan bersama saat itu.Hingga tiba waktu pulang saya pun beranjak untuk meninggalkan lokasi perlombaan kesenian tersebut. Dijalan barulah aku bertanya, siapakah wanita yang tadi? Sesekali aku bertanya pada diriku sendiri, lantas mengapa saya harus bertanya pada diri saya sendiri? Atau Mengapa saya tak bertanya kepada dirinya sendiri? Hehehe iya yah lucu. Setiba di rumah pikiranku bertanya hal yang sama, terulang dan terulang lagi. Tapi difikiranku saat itu mungkin itulah pertemuan yang hanya sekedar pertemuan yang tak sengaja. Entah apa juga yang membuat fikiranku bertanya seperti ini. Lalu kuacuhkan lah kembali pertanyaan tersebut Hingga waktu berlalu dan terus berlalu
